Dari PLBN Sota, Citra Bangsa Indonesia Terlihat di Mata Masyarakat Adat Kanum Papua Nugini

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di Kabupaten Merauke, Papua Selatan hadir sebagai citra kemajuan bangsa Indonesia di daerah perbatasan.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Anak-anak Papua Nugini di sekitar perbatasan PLBN Sota, Kabupaten Merauke. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di Kabupaten Merauke, Papua Selatan hadir sebagai citra kemajuan bangsa Indonesia di daerah perbatasan. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, MERAUKE - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota di Kabupaten Merauke, Papua Selatan hadir sebagai citra kemajuan bangsa Indonesia di daerah perbatasan.

PLBN Sota berbatasan langsung dengan sejumlah perkampungan adat di Papua Nugini, (PNG) aktivitas pelintas meliputi banyak kegiatan mulai dari ekonomi, budaya, pendidikan hingga kesehatan.

TribunJakarta.com berhasil meliput secara langsung kegiatan di PLBN Sota dan mewawancarai salah satu ketua Kampung Adat Kanum PNG bernama Silasianay.

Keberadaan kampung adat kanum hanya sepelemparan batu dari patok batas negara, ada puluhan keluarga yang mendiami kawasan tersebut.

Hanya perlu berjalan kaki dari pintu gerbang keluar PLBN Sota mengarah ke PNG, anak-anak Kampung Adat Kanum terlihat asyik bermain di dekat tapal batas.

Pagar tinggi menjulang milik PLBN Sota tampak kontras dengan pemandangan gapura selamat datang milik perbatasan PNG.

Terbuat dari kayu, pada bagian tiang rangka dihiasi daun kelapa yang sudah kering dengan papan bertulis Welcome to Papua New Guinea di bagian atasnya.

Kampung Adat Kanum Papua Nugini yang berlokasi dekat dengan Pos Lintas Batas Negara Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Indonesia.
Kampung Adat Kanum Papua Nugini yang berlokasi dekat dengan Pos Lintas Batas Negara Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Indonesia. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Bendera PNG terpasang di bagian paling atas gapura perbatasan, di sekitarnya anak-anak dan masyarakat kampung adat bermain serta melakukan aktivitasnya.

Ditemani anak-anak yang asyik bermain, orang-orang dewasa Kampung Adat Kanum PNG terlihat sibuk menjemur buah sarang semut.

Ada juga yang sekedar duduk bersantai, serta memajang hasil kerajinan tangan seperti tas yang terbuat dari bulu burung kasuari.

Hasil kerajinan tangan ini mereka pajang untuk dijual ke turis yang datang ke perbatasan, harganya mulai dari Rp50 ribu sampai Rp100 ribu.

Kampung Adat Kanum Papua Nugini yang berlokasi dekat dengan Pos Lintas Batas Negara Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Indonesia.
Kampung Adat Kanum Papua Nugini yang berlokasi dekat dengan Pos Lintas Batas Negara Sota, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Indonesia. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Warga PNG di perbatasan memang akrab menggunakan mata uang rupiah untuk transaksi, bahasa yang mereka gunakan pun Bahasa Indonesia.

Ketua Kampung Adat Kanum PNG Silasianay mengatakan, PLBN Sota tak ubahnya menjadi daya tarik untuk warganya dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Pintu gerbang PLBN Sota dibuka setiap hari, masyarakat PNG di sekitar perbatasan biasa melintas untuk keperluan ekonomi.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved