4 Anak Membusuk di Jagakarsa

Ayah Terduga Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa Ngaku Nikah Siri dengan Istrinya yang Jadi Korban KDRT

Panca Darmansyah, ayah yang diduga membunuh empat anak kandungnya, mengaku menikah siri dengan istrinya yang menjadi korban kekejamannya.

Istimewa
Ada pesan tertulis di lantai TKP penemuan jasad 4 anak di Jagakarsa. Panca Darmansyah, ayah yang diduga membunuh empat anak kandungnya, mengaku menikah siri dengan istrinya yang menjadi korban kekejamannya. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, JAGAKARSA- Panca Darmansyah, ayah yang diduga membunuh empat anak kandungnya, mengaku menikah siri dengan istrinya yang berinisial D.

Pengakuan itu disampaikan Panca kepada Ketua RT setempat bernama Yacob saat pertama kali datang untuk mengontrak rumah sejak 9 bulan lalu.

Kepada Yacob, Panca mengaku belum mendaftarkan pernikahannya ke Kantor Urusan Agama (KUA) sehingga tidak memiliki Kartu Keluarga (KK).

"Saya mintain KTP-nya sama Panca nggak dikasih. Alasannya nikah di bawah tangan (siri), jadi belum bisa ada KK," kata Yacob kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).

Meski demikian, Yacob mengaku tidak menaruh curiga dengan keberadaan Panca dan keluarganya.

Namun, Yacob dan istrinya disebut jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Boleh dibilang enggak (sosialisasi). Ke rumah saya nggak pernah kayaknya. Waktu itu baru lapor sekali ke saya, tapi nggak bawa identitas. Jadi nama juga belom jelas, lupa," ujar Yacob.

Empat hari sebelum penemuan mayat empat anak tersebut atau pada Sabtu (2/12/2023), terjadi peristiwa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan sang ayah berinisial P terhadap ibu korban, D.

"Awalnya hari Sabtu KDRT, istrinya di KDRT dibawa ke rumah sakit," kata Titin.

Kolase Foto korban balita diduga dibunuh ayahnya di kawasan Jagakarsa dan TKP penemuan mayat empat anak.
Kolase Foto korban balita diduga dibunuh ayahnya di kawasan Jagakarsa dan TKP penemuan mayat empat anak. (Kolase Foto TribunJakarta)

Mulanya, jelas Titin, adik pelaku datang ke rumah dengan tujuan untuk mengantar D ke kantor tempatnya bekerja.

Adik pelaku kemudian mencoba memanggil D, namun tidak ada jawaban. Saat pintu rumah dibuka, P ternyata sedang memukuli istrinya.

"Pertama datang adiknya mau nganter kerja (istri pelaku) ke kantor. Dipanggil nggak keluar, pas ditendang pintu istrinya lagi digebukin Pak Panca," ujar Titin.

Adik pelaku sempat memanggil Titin untuk meminta pertolongan. Titin pun segera mendatangi rumah yang dihuni pelaku dan korban.

Ketika itu Titin melihat kondisi D yang sudah babak belur. Ada tiga hingga empat benjolan di wajah korban.

Bahkan, menurut Titin, D sampai muntah darah akibat dipukuli suaminya.

"Adiknya manggil ibu, 'tolong tolong katanya'. Ibu datang lah ke sana. Istrinya sudah pada benjol jidatnya, ada tiga atau empat, muntah darah," ungkap dia.

Pada Rabu (6/12/2023) malam, polisi telah menggelar olah TKP yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro.

Olah TKP dilakukan tim gabungan dari Dokpol Polda Metro Jaya, Inafis Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek Jagakarsa.

Seluruh petugas yang melakukan olah TKP mengenakan sarung tangan khusus yang berbahan karet.

Tim Dokpol Polda Metro Jaya juga membawa dua koper yang berisi peralatan untuk melakukan olah TKP.

"Olah TKP akan kami laksanakan untuk pengecekan, karena TKP merupakan gudang barang bukti," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di lokasi, Rabu malam.

Sementara itu, polisi menemukan sebuah pesan yang tertulis di lantai rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP).

Dari foto yang diterima, pesan yang terdapat di lantai rumah itu diduga ditulis menggunakan darah.

"Betul, kami temukan ada tulisan berwarna merah di lantai," ujar Kapolres.

Adapun pesan tersebut bertuliskan "Puas Bunda, Tx For ALL,".

Ade mengatakan, pihaknya akan mendalami tulisan itu untuk mengetahui siapa yang membuat pesan tersebut.

"Harus kami cocokkan juga tulisan siapa, masih didalami ditulis siapa, warna merah apa. Harus pasti, tidak boleh berandai-andai," kata Kapolres.

Ia menuturkan, tulisan tersebut nantinya bakal diuji di laboratorium.

"Harus kami pastikan, akan kami lakukan uji laboratoris," ucap Ade.

Seorang warga sekitar bernama Irwan menceritakan detik-detik penemuan jasad empat anak tersebut.

Ia mengatakan, ayah korban masih terlihat menggendong salah satu anaknya pada Minggu (6/12/2023) sore.

Sehari sebelumnya, ayah korban yang diduga sebagai pelaku terlibat pertengkaran dengan istrinya hingga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Hanya saja, Irwan mengaku tidak mengetahui persoalan antara pelaku dan istrinya hingga terjadi KDRT.

Di sisi lain, penemuan jasad empat anak itu terbongkar setelah warga sekitar mencium bau tidak sedap dari dalam rumah kontrakan yang dihuni pelaku dan korban sejak Selasa (5/12/2023).

"Bau bangkai sampai bongkar plafon, nggak ketemu. Terus tadi pagi tetangga telepon saya, dia bilang 'Pak Irwan tolong ada bangkai sebelah Pak Panca. Tolong bersihin bangkai di kamar mandi ada bau nggak enak', sudah gitu aja," ungkap Irwan.

Setelahnya, warga dan Ketua RT setempat masuk ke rumah yang dihuni pelaku dan korban.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved