4 Anak Membusuk di Jagakarsa
Klarifikasi Polisi Soal Laporan KDRT Ibu 4 Anak yang Tewas di Jagakarsa, Tak Setuju Disebut Lamban
Masyakarat menilai seandainya polisi langsung menangkap Panca Darmansyah, empat anak tak berdosa mungkin saja masih hidup saat ini. Simak klarifikasi!
TRIBUNJAKARTA.COM - Sejumlah masyarakat menganggap kepolisian lambat dalam menangangi laporan KDRT seorang ibu berinisial D di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Diketahui D melaporkan suami yang telah menganiayanya bernama Panca Darmansyah pada Sabtu (2/12/2023) ke Polsek Jagakarsa.
Lalu pada Minggu (3/12/2023), Panca Darmansyah membunuh keempat anaknya VA (6), S (4), A (3), dan AK (1).
Masyakarat menilai seandainya polisi langsung menangkap Panca Darmansyah, empat anak tak berdosa tersebut mungkin saja masih hidup saat ini.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro lalu memberikan klarifikasi.
Menurutnya baik Polres Metro Jakarta Selatan atau Polsek Jagakarsa sudah bergerak dengan cepat.
Bintoro menjelaskan Panca Darmansyah menganiaya D pada Sabtu (2/12/2023) subuh.
Kala itu Bhabinkamtibmas langsung mendatangi TKP.
"Kenapa pas KDRT tidak segera ditindaklanjuti?" kata Bintoro dikutip TribunJakarta dari YouTube iNews.
"Secara jujur aja Polres Jakarta Selatan dan Polsek Jagakarsa, telah melaksanakan tahapan yang cepat,"
"Karena pada saat kejadian penganiayaan kepada istri, ini bhabinkamtibmas sudah turun ke TKP,"
"Bahkan sudah mendamaikan kedua pelah pihak," imbuhnya.
Menurut Bintoro, Bhabinkamtibmas bahkan sudah mengantarkan D ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Bhabinkamtibmas yang bertugas kala itu mengira permasalahan antara D dan Panca Darmansyah sudah selesai.

"Pada saat kejadian di hari Sabtu, di waktu subuh lalu Bhabinkamtibmas langsung datang dan memanggil saudara D dan P untuk ditanyakan permasalahannya bagaimana," kata Bintoro.
"Lalu korban diantar ke rumah sakit, ya pelaku ikut mengantar," imbuhnya.
Baru di malam harinya, D melaporkan Panca Darmansyah ke Polsek Jagakarsa.
Lalu disaat dilakukan pemanggilan, Panca Darmansyah mengaku tak bisa karena harus menjaga keempat anaknya.
"Malam hari baru Polsek Jagakarsa menerima laporan dari korban," ujar Bintoro.
"Kalau dibilang polisi tidak merespon, kita merespon secepat mungkin," imbuhnya.
Siapa sangka, bukannya menjaga, pria pengangguran tersebut malah membunuh VA, S, A, dan AK satu per satu.
Panca Darmansyah membunuh empat anaknya dengan cara dibekap.
Lalu pada Rabu (6/12/2023), kasus pembunuhan tersebut baru ketahuan setelah warga mencium aroma busuk dari rumah kontrakan Panca Darmansyah.
Saat didobrak warga, VA, S, A, dan AK ditemukan sudah tewas membusuk berjejer di atas kasur.
Kondisi Terkini Panca
Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Hariyanto mengungkap keadaan Panca.
Pertama kali dibawa ke rumah sakit, kondisi tersangka nyaris tak bisa diselamatkan.
"(Pelaku) termasuk kunci, harus diselamatkan dulu. Kami harus menyelamatkan si tersangka P. Karena kita dapatkan kondisinya sangat lemah saat itu. Kita periksa, kita obati, memang ada HB menurun, elektrolit tidak balance," pungkas Brigjen Pol Hariyanto.
Namun setelah dua hari dirawat, kondisi Panca berangsur membaik.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan pun segera mewawancarai Panca terkait kasus pembunuhan.
Kondisi terkini ayah di Jagakarsa bernama Panca Darmansyah yang bunuh 4 anaknya (Youtube channel Kompas tv)
"Kita rawat dua hari, kondisinya membaik. Penyidik telah melakukan pemeriksaan pendahuluan," ujar Brigjen Pol Hariyanto.
Perihal kondisi tersangka, tim dokter mengurai fakta.
Bahwa memang benar ada upaya mengakhiri hidup yang dilakukan tersangka usai membunuh keempat anaknya.
"Luka-luka yang terdapat di tubuh pelaku merupakan pencobaan (mengakhiri hidup). Di pergelangan tangan, di kaki, di perut, tapi sayatannya tidak sampai dalam jadi tidak menjangkau pembuluh darah," ucap Brigjen Pol Hariyanto.
Terkait kondisi psikis alias kejiwaan tersangka, tim dokter belum bisa memastikan.
Pun dengan isu pelaku punya gangguan kejiwaan.
Menurut tim dokter, tersangka masih bisa berkomunikasi seperti manusia normal.
"Saat ini (pelaku) sudah komunikasi aktif, ada juga yang ditutupi, ada perasaan sedih. Psikiater akan mengungkapnya," kata Brigjen Pol Hariyanto.
"Psikiatri akan mengungkap kondisi sesungguhnya, apakah yang dalam kondisi seperti itu mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya," sambungnya.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.