Ayah Banting Anak di Muara Baru
Kontras Sosok Ayah dan Anak yang Tewas Dibanting di Muara Baru, Sekampung Tangisi Kepergian Korban
Kepergiaan Awan karena ulah jahat ayah kandungnya ini ditangisi satu kampung. Seperti apa sosok korban?
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok ayah bernama Usmanto (44) yang tega membanting anaknya, Awan (10) sampai tewas dikenal kurang baik di mata tetangganya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Hal ini sangat kontras dengan sosok Awan yang justru sangat dicinta warga.
Bahkan kepergiaan Awan karena ulah jahat ayah kandungnya ini ditangisi satu kampung.
Tak hanya teman-teman Awan, terlihat mata warga sampai bengkak ketika korban disolatkan di masjid setempat.
Siapa sangka, bocah yang baru berusia 10 tahun itu sudah memiliki tempat tersendiri di hati warga.
Meski memiliki keterbatasan berbicara, Awan ternyata sosok yang menyenangkan, mudah bergaul, dan baik hati.
Tak hanya menyenangkan, Awan bahkan sering membantu warga.
Tak heran banyak warga merasa kehilangan Awan.
“Selama ini, dia sering bantu warga sini. Misalnya, ‘tolong beliin ini’. Nanti dia berangkat, terus dikasih uang buat jajan,"
"Anak itu enggak pernah nakal kayak ambil duit orang lain,” ujar Haria, istri Ketua RT setempat.
Awan yang masih berusia 10 tahun itupun sudah kepikiran untuk membantu perekonomian keluarganya.
Haria menyebut, Awan bakal membawa pulang makanan yang diberikan warga untuk dimakan bersama keluarga di rumah.
"Misalnya dia dikasih uang atau makanan sama orang, dia selalu bawa pulang kasih ke ibu dan adiknya,"
"Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan," sambungnya.
Awan dikenal sebagai penghidup suasana.
Seorang warga lainnya yang enggan disebut namanya bercerita, Awan paling suka lagu dangdut.
“Terkadang, saya sama tetangga karaoke. Dia (K) kalau sudah ada lagu dangdut, itu paling senang dia,"
"Nanti dia joget, terus saya sawer buat dia jajan. Ramai kalau ada dia dah,” ungkapnya.

Sosok ayah dikenal kasar
Bak bumi dan langit, sosok Usman justru dikenal sebaliknya.
Usman ternyata merupakan sosok yang mudah marah dan pecandu narkoba.
Anak kedua Usman berinisial A (13) ternyata sering dipukul pelaku.
“Sering (marah-marah). (Dipukul) jarang, cuma, kalau lagi marah, ya memang benar-benar marah,” kata A dikutip dari Kompas.com.
"Pernah dipukul pakai sapu lidi badannya," sambungnya.
Soal Usman yang merupakan pecandu narkoba, hal itu diungkapkan langsung oleh Kapolsek Penjaringan Kompol M Probandono Boby Danuardi.
“Bapaknya ini memang temperamen karena pecandu narkoba,” kata Boby
Saat ini Usman sudah diamankan pihak kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sementara jenazah Awan sudah disolatkan lalu dimakamkan di Muara Baru, pada Kamis sore.
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.