Panca Darmansyah 5 Kali Coba Mengakhiri Hidup Setelah Bunuh 4 Anaknya, Menyesal Tak Ikut Tewas
Panca Darmansyah menyesal tak ikut tewas usai bunuh empat anak kandungnya. Ia diketahui sempat melakukan percobaan bunuh diri hingga 5 kali.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Panca Darmansyah (40), ayah pelaku pembunuhan terhadap empat anak kandung di Jagakarsa, mengaku tak menyesal telah menghabisi nyawa anak-anaknya.
Panca justru menyesal mengapa dirinya tidak ikut tewas bersama anak-anaknya itu.
Hal itu disampaikan Panca saat dihadirkan dalam jumpa pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023).
"Sangat menyesal sebenarnya, kenapa saya masih hidup saja. Mestinya saya juga ikut (tewas) dengan anak-anak," kata Panca.
Kepada polisi, Panca mengaku sudah mencoba untuk mengakhiri hidupnya pasca membunuh anak-anak kandungnya.
Bukan sekali, percobaan bunuh diri itu bahkan dilakukan Panca sebanyak lima kali sejak Minggu (3/12/2023) hingga Rabu (6/12/2023).
"Tapi ternyata saya masih dikasih kehidupan dengan lima kali percobaan," ujar dia.
Adapun aksi pembunuhan keji itu, terjadi di rumah kontrakan yang ditempati oleh Panca beserta istri dan keempat anaknya, di Jalan Kebagusan Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Minggu (3/12/2023) siang.
Korban ialah berinisial VA (6), SK (4), RA (3),dan AK (1).
Keempatnya ditemukan sudah membusuk pada Rabu (6/12/2023) sore.
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi mengatakan, Panca dan istrinya, DM, masih berkomunikasi beberapa jam sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi melalui aplikasi WhatsApp.
"Dalam percakapan tersebut, nuansa percakapannya adalah terjadi pertengkaran kembali. Tetapi melalui percakapan di WhatsApp," kata Yossi di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023) malam.
Saat itu, DM masih dirawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan setelah menjadi korban kekerasan (KDRT) oleh suaminya.
Sedangkan Panca berada di rumah kontrakan bersama keempat anaknya.
Hanya saja, Yossi tidak menjelaskan secara detail percakapan yang terjadi antara Panca dan istrinya.
Ia hanya menyebutkan komunikasi keduanya tidak berlanjut.
Hal itu yang membulatkan niat Panca untuk membunuh anak-anaknya.
"Ada pembicaraan yang terputus, hal inilah kemudian semakin membulatkan tekad yang bersangkutan untuk melakukan aksi kejinya menghilangkan nyawa dari keempat anaknya," ujar Yossi.
"Jadi kekesalan ini yang bersangkutan sampaikan yang menjadi motifnya. Rasa cemburu, rasa kekecewaan ya. Dan komunikasi ini tidak berjalan dengan tuntas dan terputus sehingga kemudian membulatkan tekad yang bersangkutan," imbuh dia.
Usai membunuh empat anak kandungnya, Panca kini mendekam di Rutan Polres Metro Jakarta Selatan.
Ia ditahan setelah menjalani perawatan dan asesmen kejiwaan selama 14 hari di Rumah Sakit (RSK Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Saudara Panca sudah kami bawa ke Polres Metro Jakarta Selatan dan selanjutnya terhadap yang bersangkutan dilakukan penahanan," kata Yossi.
Panca akan ditahan selama 20 hari ke depan.
Selama kurun waktu tersebut, penyidik bakal melengkapi berkas perkara untuk dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.
"Proses penyidikan akan terus berlanjut," Yossi.
Diduga sudah susun rencana
Polisi menduga Panca telah menyusun rencana untuk menghabisi nyawa empat buah hatinya itu.
Berdasar hasil pemeriksaan, Panca hanya membutuhkan waktu beberapa jam untuk melakukan aksi pembunuhan keji itu.
"Dari hasil pemeriksaan kami, bahwa yang bersangkutan memiliki niatan dan merencanakan itu pada hari itu juga di pagi menjelang siang, di hari Minggu tanggal 3 Desember 2023," kata Yossi, Senin (11/12/2023).
Sementara pembunuhan pertama Panca terhadap anak bungsunya, diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
Perkiraan waktu itu berdasarkan temuan video yang menampilkan jasad empat anak Panca.
Catatan waktu dalam video itu menunjukkan pukul 14.00 WIB.
Polisi juga mengungkap, bujuk rayu Panca sebelum membunuh empat anak kandungnya itu.
Ketika melakukan aksinya, Yossi mengatakan Panca lebih dulu mengajak anak bungsunya masuk ke kamar.
Saat itu Panca berdalih ingin menidurkan anaknya.
Sedangkan tiga anak lainnya berada di ruangan lain.
"Yang bersangkutan ini melakukan aksi kejinya mulai dari anaknya paling kecil yang umur satu tahun. Saat itu dengan dalih ingin menidurkan anaknya," kata Yossi, Senin (11/12/2023).
Namun, Panca justru menghabisi nyawa anaknya dengan cara membekap hidung dan mulut korban menggunakan tangan kosong.
Untuk memastikan anak bungsunya sudah meninggal dunia, Panca menempelkan telinganya ke dada korban.
"Setelah diyakinkan sudah meninggal barulah aksi kejinya dilanjutkan ke anaknya yang ketiga. Begitu pula hal yang serupa dilakukan ke anaknya yang kedua hingga yang pertama," ujar Yossi.
"Bahwa ketika aksi kejinya itu dilakukan, dilakukan satu-satu. Jadi ketiga anak lain itu tidak mengetahui. Jadi satu per satu dilakukan secara bergiliran," tambahnya.
Setelah membunuh anak-anaknya, Panca menuju ke dapur untuk mengambil sebilah pisau dengan tujuan mengakhiri hidup.
Ia melukai pergelangan tangan kanan dan tangan kirinya dengan menggunakan pisau tersebut.
Panca juga berusaha melukai perutnya menggunakan pisau dapur itu.
Meski dalam kondisi tergeletak di kamar mandi rumah, Panca masih hidup saat pertama kali ditemukan polisi.
Sempat tulis pesan berdarah
Polisi memastikan bahwa pesan berwarna merah yang tertulis di lantai rumah dibuat oleh Panca.
Panca menulis pesan "Puas Bunda Tx For All, itu dengan darahnya sendiri.
"Sempat juga dengan darah yang keluar dari badannya, yang bersangkutan membuat tulisan. Tulisan itu yang ditemukan tulisan di lantai rumah TKP tersebut. Selain itu yang bersangkutan juga sempat memvideokan perbuatannya setelah melakukan aksi kejinya. Lalu menunjukkan keadaan di dalam rumah tersebut," ungkap Yossi.
Usai keempat anaknya tewas, Panca hanya berdiam diri di rumah.
Kata Yossi, hal itu dilakukan Panca selama empat hari berturut-turut sejak Minggu hingga Rabu.
"Aktivitas daripada saudara PD dari hari Minggu, kemudian Senin, Selasa, dan ditemukan di hari Rabu, yakni yang bersangkutan hanya berdiam di rumah tersebut," kata Yossi.
Selama empat hari tersebut, lanjut Yossi, Panca juga tidak makan dan minum.
Itu lah sebabnya Panca meminta tolong kepada seorang tetangganya untuk membeli minuman.
"Yang bersangkutan juga tidak makan dan tidak minum karena pada tanggal 6 Desember pagi harinya meminta tolong kepada salah satu tetangganya untuk dibelikan minuman," ujar Yossi.
"Hal itu karena yang bersangkutan merasa lapar karena dari hari Minggu sampai Rabu yang bersangkutan tidak makan dan tidak minum dan melakukan upaya untuk bunuh diri," imbuhnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.