Pilpres 2024
Pengamat: Debat Cawapres Kesempatan Publik Nilai Isi Kepala Muhaimin, Gibran dan Mahfud MD
Pengamat politik Ujang Komarudin menganggap keberadaan debat cawapres masih memiliki pengaruh. Publik bisa tahu isi kepala ketiga cawapres.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik Ujang Komarudin menganggap keberadaan debat cawapres masih memiliki pengaruh.
"Tentu kalau kita mengikuti pendapat publik yang mengatakan debat cawapres itu hanya pepesan kosong ya itu hak mereka. Tetapi bagaimanapun debat itu harus dilaksanakan, karena cawapres itu harus punya visi misi, gagasan, ide dan program yang harus disampaikan kepada publik melalui debat," kata Ujang saat dimintai tanggapannya, Kamis (21/12/2023).
Debat perdana edisi cawapres bakal digelar pada Jumat (22/12/2023) esok di Jakarta Convention Center (JCC).
Debat perdana yang bakal diikuti oleh Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD itu mengangkat tema Ekonomi, Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.
Menurut Ujang, biarkan debat cawapres menjadi ajang bagi publik untuk menilai kualitas dari para cawapres yang berlaga di Pilpres 2024.
"Jadi kita jangan pesimisme, under estimate terkait debat cawapres.
Boleh kita tidak suka, tapi debat biar berjalan agar kita tahu isi otak cawapres tersebut, agar kita juga tahu ide gagasan, program apa yang akan disampaikan," kata Ujang.
Debat Pilpres 2024 yang resmi dugelar KPU diadakan sebanyak 5 kali. Rinciannya, tiga kali debat capres dan dua kali debat cawapres dengan tema yang berbeda.
Ujang mengatakan, performa paslon dalam debat hanya akan berpengaruh terhadap pemilih swing voters yang saat ini jumlahnya masih 28 persen.
Sedangkan sisanya, mayoritas pemilih yang sudah mantap akan pilihannya tidak akan berpaling dukungan meski apapun penampilan yang ditampilkan jagoannya dalam sesi debat.
"Justru kalau tidak ada debat kita tidak tahu isi kepala mereka. Justru debat ini adalah instumen jembatan agar publik tahu apa yang akan disampaikan mereka," kata Ujang.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.