Pilpres 2024
Ngotot Pertahankan Jakarta Jadi Ibu Kota, Anies Disindir PSI: Saat Gubernur, DKI Tak Lebih Baik
Politikus PSI August Hamonangan bereaksi soal pernyataan Anies Baswedan yang ngotot ingin mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota negara.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) August Hamonangan bereaksi soal pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan yang ngotot ingin mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota negara.
Ia pun menyinggung soal kinerja Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama periode 2017-2022.
“Perpindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah menjadi amanat UU dan harus dilaksanakan. Jadi tidak relevan kalau pak Anies mempertahankan Jakarta jadi ibu kota,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/12/2023).
“Toh, pada saat menjabat (sebagai gubernur), Jakarta tidak menjadi lebih baik,” sambungnya.
Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI ini pun menguliti kinerja Anies selama memimpin Jakarta.
August bilang, banyak janji kampanye dan program kerja yang belum bisa diselesaikan Anies selama lima tahun menjadi gubernur.
“Kita bisa lihat beberapa kinerjanya yang tidak terealisasi atau belum terlaksana, seperti naturalisasi sungai,” ujarnya.
Ia pun menyoroti program rumah DP Nol Rupiah yang jadi program unggulan Anies saat kampanye Pilkada DKI 2017 silam.
Saat itu, program tersebut digadang-gadang bakal jadi solusi bagi masyarakat menengah ke bawah untuk mendapat hunian layak.
Namun, nyatanya program tersebut hanya dapat dinikmati oleh masyarakat kelas menengah dengan penghasilan maksimal Rp14 juta.
“Belum lagi program pembentukan wirausaha baru atau Jakpreneur. Anies saat kampanye berjanji melahirkan 250 ribu wirausaha, tapi nyatanya sampai akhir jabatan hanya ribuan orang yang dapat akses permodalan,” tuturnya.
Melihat buruknya rekam jejak Anies di Jakarta, ia menilai, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu seharusnya mendukung perpindahan ibu kota, sehingga ada pemerataan ekonomi dan pembangunan di luar Pulau Jawa.
Di sisi lain, Jakarta tetap bisa menjadi episentrum bisnis dan ekonomi di Indonesia meski tak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara.
“Meski Jakarta sudah tidak lagi jadi ibu kota, dia bisa bangkit dan lebih maju jika dipimpin oleh pemimpin yang tepat dan tegas, serta berorientasi pada kesejahteraan warganya,” tuturnya.
Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.