Liga 1

'Sponsor Kabur Tiket Penonton Sulit' Curahan Hati Bos PSIS, Gaji Pemain di Liga 1 Telat Dibayar

Kondisi compang-camping dialami tim Liga 1, PSIS Semarang dalam membayar kewajiban kepada pemain lokal dan asingnya.

Editor: Wahyu Septiana
Istimewa/kolase TribunJakarta
CEO PSIS Semarang. Yoyok Sukawi dan logo klub PSIS Semarang. Kondisi compang-camping dialami tim Liga 1, PSIS Semarang dalam membayar kewajiban kepada pemain lokal dan asingnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kondisi compang-camping dialami tim Liga 1, PSIS Semarang dalam membayar kewajiban kepada pemain lokal dan asingnya.

Kondisi keuangan yang tidak stabil membuat manajemen PSIS Semarang harus menunda hingga mencicil pembayan gaji ke pemainnya.

Kondisi krisis finansial yang dialami tim berjuluk Mahesa Jenar itu diungkapkan langsung oleh CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi.

Yoyok Sukawi tak ragu menyebut kondisi finansial timnya memang sedang tidak baik-baik saja.

Permasalahan keuangan yang dialami PSIS Semarang terjadi karena sejumlah faktor.

Yoyok menjelaskan, di musim ini PSIS Semarang mendapatkan banyak ujian saat berlaga di kompetisi Liga 1

Paling mencolok, kondisi di stadion saat PSIS Semarang bermain kurang diminati suporter.

Sepinya partai kandang PSIS Semarang semakin membuat tim kurang pemasukan.

"Di PSIS itu sama (punya masalah pembayaran gaji)," kata Yoyok Sukawi dikutip dari kanal YouTube pribadinya.

"Karena ekonomi di dunia ini turun jadi tiket penonton berkurang, sponsor juga berkurang," terangnya.

Bos PSIS Semarang, Yoyok Sukawi.
Bos PSIS Semarang, Yoyok Sukawi. (Tribunjateng.com/Franciskus Ariel Setiaputra)

Faktor lainnya adalah kaburnya para sponsor yang mendukung tim.

Sponsor memiliki peran besar dalam keberlangsungan tim di kompetisi Liga 1.

Bila sponsor menarik diri, tentunya manajemen klub perlu berusaha menutupi pengeluaran tim yang membengkak.

"Kemarin Persija juga ngomong kalau sponsor kabur, tiket penonton sulit, dan lain sebagainya," terang CEO PSIS Semarang itu.

"Kalau di PSIS sebetulnya sama, kita sudah over budget (alias) terlalu banyak sebenarnya tapi kita punya komitmen untuk selalu menyelesaikan kewajiban cuman mungkin telat," lanjutnya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved