5 Fakta Elwizan Dokter Gadungan di Liga Indonesia, Aksi Merajalela Hampir Bikin Karier Pemain Hancur

Elwizan Aminuddin ternyata dulunya berprofesi sebagai kernet bus dan juga memiliki tempat usaha warung kelontong. Ia hampir membuat Ernando pensiun.

Editor: Wahyu Septiana
Tribunjogja/Kolase TribunJakarta
Potret Elwizan Aminuddin, dokter Gadungan yang pernah bekerja di PSS Sleman. Elwizan Aminuddin ternyata dulunya berprofesi sebagai kernet bus dan juga memiliki tempat usaha warung kelontong. Ia hampir membuat Ernando pensiun. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Elwizan Aminuddin mendadak menjadi perbincangan usai aksi penyamaran sebagai dokter di tim sepak bola terungkap.

Aksi penyamaran Elwizan Aminuddin berhasil terungkap usai manajemen klub Liga Indonesia, PSS Sleman melaporkan ke Polresta Sleman, pada 3 Desember 2021.

Elwizan Aminuddin ternyata dulunya berprofesi sebagai kernet bus dan juga memiliki tempat usaha warung kelontong.

Saat dipercaya bekerja di tim sepak bola, Elwizan Aminuddin hampir membuat hancur karier pemain karena kesalahan dalam memberikan penanganan.

Kini, Elwizan Aminuddin harus mempertanggungjawabkan aksinya setelah berhasil ditangkap jajaran Polresta Sleman pada 24 Januari 2024, di wilayah Cibodas, Tangerang.

Ia sempat buron selama kurang lebih tiga tahun.

Dalam melancarkan aksinya, Elwizan Aminuddin sudah berhasil mengelabui sebanyak tujuh klub sepak bola, termasuk Timnas Indonesia U-19.

Tujuh tim yang menjadi korbannya antara lain Persita Tangerang, Barito Putra, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra dan terakhir PSS Sleman.

Elwizan menjalankan aksinya menjadi dokter gadungan selama delapan tahun, dimulai dari tahun 2013.

Elwizan memalsukan ijazah dokter dengan cara sederhana.

Awalnya, Elwizan men-download ijazah dari Universitas Syah Kuala Banda Aceh.

Kemudian, ijazah tersebut diedit.

Dokter gadungan tim PSS Sleman, Elwizan Aminuddin.
Dokter gadungan tim PSS Sleman, Elwizan Aminuddin. (PSS Sleman via Tribun Jateng)

Bermodalkan ijazah palsu itu, Elwizan melamar ke tim-tim sepak bola yang bermain di Liga Indonesia sebagai dokter tim.

Selama menjadi dokter tim PSS Sleman, Elwizan mendapatkan gaji Rp 15 juta per bulan.

Bahkan, ia juga pernah mendapatkan gaji termasuk bonus saat di PSS Sleman sebesar Rp 25 juta.

Ketika menjadi dokter sejumlah tim sepak bola, Elwizan hanya mengandalkan Google untuk melakukan penanganan medis kepada setiap pemain yang cedera.

Berikut 5 Fakta Elwizan Aminuddin Si Dokter Gadungan

Ernando Ari Hampir Pensiun

Salah satu korban salah penanganan  Elwizan Aminuddin adalah kiper Timnas Indonesia, Ernando Ari Sutaryadi.

(Kiri foto) Elwizan Aminuddin, dokter Gadungan yang bekerja di PSS Sleman dan (kanan foto) korban penanganan Elwizan, Kiper Timnas dan Persebaya, Ernando Ari Sutaryadi.
(Kiri foto) Elwizan Aminuddin, dokter Gadungan yang bekerja di PSS Sleman dan (kanan foto) korban penanganan Elwizan, Kiper Timnas dan Persebaya, Ernando Ari Sutaryadi. (Istimewa)

Elwizan Aminuddin merupakan dokter gadungan yang pernah dipercaya bergabung di Timnas Indonesia U-19.

Pada momen itu, Ernando Ari hampir mengalami salah penanganan atas rekomendasi Elwizan Aminuddin.

Kala itu, Elwizan mengizinkan Ernando Ari untuk tetap latihan meski menderita cedera bahu. 

Setelah cedera Ernando tak kunjung sembuh, tim medis Persebaya kemudian merekomendasikannya untuk dioperasi pada Agustus 2020.

"Ya Allah, dulu hampir enggak jadi operasi gara-gara bapak ini, dan untung enggak pensiun dini. Semoga enggak terulang lagi," tulis Ernando di Insta Story-nya pada Jumat (3/12/2021). 

Pakai Ijazah Palsu

PT LIB melakukan penelusuran dan menemukan fakta, nama Elwizan Aminuddin tidak terdaftar di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maupun di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti).

Jadi, Elwizan menggunakan ijazah palsu selama ini ketika menangani banyak klub hingga timnas.

Elwizan Aminuddin sudah belasan tahun berhasil mengelabui federasi, klub dan operator liga dan malang melintang sebagai dokter klub di sejumlah klub.

Dokter gadungan, Elwizan Aminuddin saat masih menjabat sebagai dokter tim PSS Sleman.
Dokter gadungan, Elwizan Aminuddin saat masih menjabat sebagai dokter tim PSS Sleman. (Dok. PSS Sleman)

Karir pertama Elwizan di Persita Tangerang 2010 atau 2011, sedangkan klub terakhirnya pada tahun 2021 ini adalah PSS Sleman.

Jadi, sudah hampir 11 tahun Elwizan berkarir sebagai dokter dengan pakai ijazah palsu yang diduga dari Universitas Syiah Kuala, Aceh itu. 

Berkarier di Banyak Klub Indonesia

Sejumlah klub elite tanah air pernah menggunakan jasa Elwizan Aminuddin Dokter Gadungan ini sebagai bagian dari tim medis mereka.

Elwizan pernah tercatat pernah bekerja untuk PS TNI (sekarang Persikabo 1973), Madura United, Kalteng Putra hingga timnas Indonesia di timnas Indonesia U-16, serta timnas U-19.

Ia memulai karir di Persita Tangerang pada tahun 2010 atau 202, dan pernah juga membela jawara Liga Indonesia, Bali United. Klub terakhir dia adalah PS Sleman.

Di klub yang berjuluk Elang Jawa inilah, sosok Elwizan terbongkar. Ia pun mengundurkan diri.

Tangisan di Bench Timnas di Piala AFF

Elwizan kali pertama dipanggil timnas  pada tahun 2014 di ajang piala AFF di Vietnam. Ini untuk kelompok umur u-19. 

Lantas, dipanggil lagi pada 2018 di timnas kelompok umur u-19.

Dalam sebuah wawancara di Tribun Jogja pada tahun 2020 Elwizan menceritakan kisahnya bersama timnas Indonesia u-19.

"AFF U-19 2014 di Vietnam itu pertama kali saya gabung di ajang resmi. Saat di dalam ruang ganti kita berdoa di atas selembar merah putih besar, itu beda rasanya dan itu hawanya beda,” katanya kala itu saat diwawancarai. 

Elwizan cerita, ia waktu di AFF Vietnam mengaku menitikkan air mata saat Indonesia Raya berkumandang.

Bahkan, ketika di bench ia juga menangis. 

“Ditambah saat di lapangan di pinggir bench saat ada instrumen lagu Indonesia Raya itu juga rasanya beda. Bahkan sempat waktu itu saya meneteskan air mata," ungkapnya.

Kasusnya Dibongkar PSS

Kedok Elwizan terbongkar bermula pada bulan Februari 2020.

Saat itu, PT PSS membutuhkan dokter untuk klub PSS Sleman.

Elwizan pun dihubungi oleh pihak manajemen untuk menjadi dokter tim PSS Sleman.

Setelah itu, Elwizan mengirimkan softcopy ijazah sebagai dokter lulusan Fakultas Kedokteran beserta identitas diri.

Kemudian, Elwizan datang ke PT PSS dan diterima bekerja sebagai dokter dan menandatangani kontrak kerja dengan PT PSS mulai Februari 2020.

Satu bulan berikutnya, tepatnya pada Maret Elwizan mendapatkan gaji sebesar Rp 15 juta hingga Desember 2020 berikut bonus.

Lalu, pada Maret hingga Oktober 2021, Elwizan mendapatkan gaji sebesar Rp 25 juta per bulan berikut bonus.

Lantas pada November 2021, beredar kabar bahwa Elwizan bukanlah seorang dokter.

Selanjutnya, PT PSS berkirim surat ke Universitas di Banda Aceh, tempat di mana Elwizan mengaku menempuh kuliah kedokteran.

Di 30 November 2021 pihak universitas mengirim jawaban dan menjelaskan, bahwa atas nama Elwizan Aminudin bukan merupakan alumni atau lulusan dokter di universitas tersebut.

Awal Desember 2021, Elwizan yang masih terikat kontrak dengan PT PSS tiba-tiba pamit ke Palembang dengan alasan orang tuanya sakit.

Setelah itu, Elwizan tidak pernah kembali lagi.

Pihak PSS Sleman kemudian melaporkan Elwizan ke Polrestabes Sleman pada 3 Desember 2021.

Setelah tiga tahun buron, akhirnya Elwizan ditangkap pada 24 Januari 2024.

(TribunJakarta/TribunJogja)

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved