Pemilu 2024
Jokowi Banjir Kritikan Jelang Pemilu, Pengamat Anggap Wajar: Singgung Etika Negara
Pengamat politik dari UIN Jakarta, A Bakir Ihsan menilai, kritikan terhadap Jokowi yang dilakukan berbagai kampus merupakan reaksi yang wajar.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Berbagai kritikan datang dari berbagai kampus terhadap kondisi demokrasi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, jelang Pemilu 2024.
Pengamat politik dari UIN Jakarta, A Bakir Ihsan menilai, kritikan terhadap Jokowi itu merupakan reaksi yang wajar.
Sebab, kondisi demokrasi Indonesia kini menurutnya sedang tidak baik-baik saja.
"Demokrasi mengalami regresi karena matinya etika negara dalam menjalankan amanahnya," kata Bakir, Minggu (4/2/2024).
Terlebih, terkait pelaksanaan Pemilu 2024 yang sudah 'tercemar', mulai dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) hingga kecenderungan keberpihkan presiden terhadap pasangan calon presiden yang melibatkan anaknya.
"Bisa jadi secara aturan memungkinkan, tapi secara etik langkah tersebut menunjukkan keberpihakan negara pada kelompok tertentu," kata Bakir.
Menurutnya, jika kondisi tersebut dibiarkan tentu bisa mengkhawatirkan demokrasi Indonesia.
"Negara dikuasai, dimiliki, dan dinikmati oleh kelompok tertentu dan kelompok lain diabaikan bahkan dinegasikan," ujarnya.
Diketahui, beberapa pekan jelang pemungutan suara Pemilu 2024, muncul gerakan kritik dari sejumlah kampus besar di tanah air.
Setidaknya ada empat kampus yang telah menyuarakan kritiknya terhadap kondisi demokrasi saat ini.
Mereka yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.