Lihat Sikap dan Pengalaman Megawati, Pengamat Prediksi PDIP Bakal Oposisi di Era Prabowo-Gibran

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin memprediksi PDIP akan menjadi kubu oposisi di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Hal itu, kata Ujang, berkaca dari sikap dan prinsip dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang memegang betul prinsip dalam menjalankan partainya.

Sehingga jika kalah dalam pertarungan maka Megawati akan memutuskan menjadi oposisi ketimbang bergabung dengan pihak pemenang.

"Jadi keliatannya ketika kalah, bisa jadi PDIP menjadi oposisi kalau dari sikap Ibu Mega, yang sangat prinsipnya sangat kuat memegang prinsip," ujar Ujang saat dihubungi, Senin (19/2/2024).

Terlebih, kata Ujang, PDIP telah berpengalaman menjadi oposisi selama 10 tahun di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak 2004-2014.

"Kalau saya lihat, ada pengalaman PDIP menjadi oposisi," kata Ujang.

Sebelumnya, sinyal oposisi dari PDIP telah ditunjukan Sekjen Hasto Kristiyanto.

"Ketika PDI Perjuangan berada di luar pemerintahan tahun 2004 dan 2009, kami banyak diapresiasi karena peran serta meningkatkan kualitas demokrasi," ucap Hasto dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

"Bahkan, tugas di luar pemerintahan, suatu tugas yang patriotik bagi pembelaan kepentingan rakyat itu sendiri," lanjutnya.

Diketahui, berdasarkan hasil quick count dan real count sementara KPU RI di Pemilu 2024, paslon yang diusung PDIP yakni Ganjar-Mahfud menempati urutan buncit dengan perolehan suara berkisar di angka 17 persen.

Sementara pasangan Prabowo-Gibran unggul versi quick count dan real count sementara KPU dengan perolehan berkisar 57 persen sehingga Pilpres 2024 kemungkinan hanya digelar satu putaran saja.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News