Polisi Cek DNA di Tali yang Mengikat Satu Keluarga saat Terjun Bebas dari Apartemen Penjaringan
polisi cek DNA yang melekat pada tali terikat di tangan satu keluarga tewas terjatuh dari rooftop apartemen di Penjaringan.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Pihak kepolisian masih menelusuri kasus tewasnya empat orang sekeluarga yang diduga melompat bersamaan dari Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu (9/3/2024) lalu.
Dalam proses penyelidikan terkini, polisi mengecek DNA yang melekat pada tali yang terikat di tangan keempat orang itu ketika mereka ditemukan tewas terjatuh dari rooftop lantai 22 ke halaman parkir apartemen.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, proses pemeriksaan DNA saat ini sedang dilakukan bekerjasama dengan Puslabfor Mabes Polri.
Pengecekan DNA merupakan bagian dari upaya mengungkap kasus lewat metode scientific crime investigation.
"Pertanyaan besar apakah bunuh diri ataukah ada pihak lain? Itu yang kemudian kita harus jawab menggunakan scientific crime investigation," kata Gidion di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (18/3/2024).
Sebelumnya polisi mengamankan dua utas tali dari TKP empat sekeluarga tewas di apartemen.
Satu utas tali ditemukan masih mengikat di tangan jasad ibu dan anak laki-lakinya.
Sedangkan satu lainnya, terlepas dari tangan jasad ayah dan anak perempuan.
"Kita menunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor tentang DNA. DNA di mana? DNA yang ada di tali yang ditemukan di TKP, satu melekat pada korban dan satunya terlepas dari tangan korban," jelas Gidion.
Adapun sejak kejadian Sabtu 9 Maret lalu hingga hari ini, polisi sudah melakukan tiga kali olah TKP di apartemen tersebut untuk memperkuat analisa-analisa tertentu yang dikumpulkan dalam penyelidikan.
Gelagat aneh sebelum tewas bersama
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga yang terdiri dari empat orang tewas usai diduga melompat berbarengan dari rooftop Apartemen Teluk Intan.
Keempat orang tersebut terdiri dari ayah EA (50), ibu AEL (52), anak perempuan JL (15), dan anak laki-laki JW (13).
Berdasarkan hasil penelusuran CCTV, terlihat gelagat aneh dari sang ayah dan ibu yang mengajak kedua anaknya mengakhiri hidup bersama-sama.
Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan, gelagat aneh yang pertama ditunjukkan oleh sang ayah, EA.
EA terlihat merangkul dan menciumi kening istrinya AEL, anak perempuannya JL, dan anak laki-lakinya JW ketika berada di dalam lift apartemen sebelum melompat bersama.
"Jam 16.04 WIB, para korban ini masuk dalam lift terekam ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya," ucap Agus Ady di lokasi, Sabtu malam.
Setelahnya, sang ibu AEL juga terlihat meminta ketiga orang terdekatnya itu mengumpulkan handphone mereka masing-masing.
Handphone ketiga orang lainnya dimasukkan AEL ke dalam tasnya sebelum mereka naik lantai 21 apartemen tersebut.
"Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," ucap Agus Ady.
Agus Ady memerinci, berdasarkan penelusuran CCTV, keempat orang tersebut datang ke apartemen pada pukul 16.02 WIB.
Mereka datang dalam satu mobil yang sama, yakni Daihatsu Gran Max berwarna silver, dengan nomor polisi B 2972 BIQ.
Dua menit setelah tiba di parkiran apartemen, pada pukul 16.04 WIB empat sekeluarga itu masuk ke dalam lift.
Pada pukul 16.05 WIB, keempat orang itu keluar dari lift di lantai 21 apartemen.
Mereka lalu naik ke rooftop lantai 21 apartemen dan tercatat melompat pada pukul 16.13 WIB.
"Berdasarkan cctv, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen," kata Agus Ady.
Keempat orang ini melompat berbarengan dalam kondisi tangan yang terikat satu sama lain.
Menurut Agus Ady, sang ayah mengikatkan tangannya dengan sang anak perempuan, sementara sang ibu ke anak laki-laki.
Setelah saling mengikatkan tangan, mereka lalu melompat dari rooftop dan terjatuh di halaman parkir outdoor depan lobby apartemen.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," katanya.
Adapun keempat orang itu pernah menjadi penghuni apartemen tersebut selama beberapa waktu.
Keempat orang itu kemudian pindah tempat tinggal dan sudah dua tahun tak terlihat beraktivitas di apartemen tersebut.
Disclaimer
Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Baca artikel menarik lainnya di Google News.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.