Cerita kriminal
Ingin Tepati Janji Pakai Cara Haram, Rencana Pernikahan Michael Kandas Gara-Gara Ditangkap Polisi
Pernikahan Michael gagal karena dirinya harus berurusan dengan hukum. Semua berawal dari rencana jahat untuk memeras penumpang demi janji pernikahan.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Pebby Adhe Liana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib Michael alias Bonbon, sopir taksi online yang viral menganiaya dan juga memeras penumpangnya kini berakhir di penjara.
Ia dipastikan batal menikahi sang kekasih sesuai rencana yang diimpikan, karena harus berurusan dengan hukum di Polres Metro Jakarta Barat.
Hal itu sebagaimana disampaikan Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes M. Syahduddi saat merilis kasus pemerasan oleh sopir taksi di Jakarta Barat yang viral di media sosial.
"Dari hasil pendalaman penyidik, motif utama pelaku untuk mengancam dan meminta sejumlah uang karena kepepet mau menikahi pacarnya,"
"Karena di bulan April yang bersangkutan akan menikah, dan belum ada biaya untuk menikah sehingga ia melakukan tindakan tersebut," papar kapolres di Polres Jakarta Barat, Senin (1/4/2024)
Syahduddi mengungkap, tindakan penganiayaan serta pemerasan yang dilakukan Michael terhadap korbannya dilatarbelakangi karena pelaku sudah terlanjur janji ingin menikahi kekasihnya.
Pelaku lalu berniat untuk merampas harta dari penumpang yang ia dapat di hari kejadian, hingga akhirnya C menjadi korban.
"Sehingga dilakukanlah upaya-upaya atau tindakan-tindakan seperti itu dengan mengancam korban untuk mentransfer sejumlah uang sebanyak Rp 100 juta itu," kata dia.
Sebelumnya, aksi penganiayaan serta pemerasan ini viral usai korban curhat di media sosial atas apa yang dialami, Senin (25/3/2024).
Awalnya, korban yang memesan taksi online dari mal di kawasan Tanjung Duren menuju apartemennya di Kembangan, Jakarta Barat, tak merasa curiga sama sekali.
Tetapi di tengah perjalanan, sopir justru mengarahkan mobilnya masuk ke dalam Tol.
Hal ini pun menimbulkan kecurigaan bagi korban. Sebab, seharusnya rute menuju kediaman korban tak perlu lewat Tol.
Sang sopir, kala itu berdalih hanya mengikuti peta.
Tak lama dari itu, sopir tetiba mengeluh sesak napas dan meminta korban menggantikannya mengemudikan mobil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.