Cerita Kriminal

Lika Liku Penangkapan Bucing: Polsek Cilincing Terjang Ganasnya Ombak, Kapal Mogok di Tengah Laut

Unit Reskrim Polsek Cilincing berjuang menerjang ganasnya ombak perairan Teluk Jakarta untuk menangkap pembunuhan seorang pedagang nasi goreng.

Istimewa
Polisi meringkus Bucing, pelaku pembunuhan pedagang nasi goreng di Pulau Seribu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Unit Reskrim Polsek Cilincing berjuang menerjang ganasnya ombak perairan Teluk Jakarta untuk menangkap Mohammad Mardiansyah (30) alias Bucing, tersangka pembunuhan seorang pedagang nasi goreng yang kabur ke Kepulauan Seribu.

Penangkapan ini dilakukan pada Rabu (17/4/2024) pagi, di mana tim yang berjumlah delapan orang berangkat dari dermaga Kampung Nelayan Cilincing menggunakan kapal motor nelayan menuju ke Pulau Kelapa Dua, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu.

Di bawah pimpinan Kepala Unit Iptu Pilipi Ginting, Unit Reskrim Polsek Cilincing sebelumnya melakukan penyelidikan selama delapan hari sejak terjadinya pembunuhan pada Selasa (9/4/2024) lalu.

Penyelidikan ini untuk menelusuri para pelaku yang melakukan pembunuhan terhadap korban Al Farizi (25), yang tewas ditusuk di Jalan Baru Cilincing, RW 03 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa dinihari.

Usai melacak keberadaan tersangka, polisi mendapatkan informasi yang bersangkutan sedang berada di rumah keluarganya di Pulau Kelapa Dua.

Tanpa membuang waktu, delapan orang anggota Unit Reskrim Polsek Cilincing langsung berangkat menuju ke pulau tersebut pada Selasa (16/4/2024) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

Dengan menggunakan kapal motor nelayan KM Sabar Jaya 03, polisi menyusuri perairan Kepulauan Seribu sampai akhirnya menemukan titik keberadaan tersangka di Pulau Kelapa Dua.

Ombak tinggi di perairan Teluk Jakarta sampai ke Kepulauan Seribu tak menyurutkan upaya polisi untuk menangkap Bucing.

Kapal yang ditumpangi polisi itu sempat mengelilingi empat pulau di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara sebelum benar-benar menerima informasi keberadaan Bucing pukul 03.30 WIB.

Anggota Unit Reskrim Polsek Cilincing akhirnya bergerak ke Pulau Kelapa Dua dan menangkap yang bersangkutan tepat pukul 09.00 WIB, Rabu pagi.

Bucing ditangkap ketika hendak melarikan diri kembali dari rumah keluarganya.

Ia diciduk saat sudah rapi memakai jaket merah dan celana jins, serta menggendong tas punggung untuk meneruskan pelariannya.

Namun, belum sempat Bucing kabur lebih jauh lagi, polisi sudah mencegahnya dan menangkapnya di rumah itu.

"Dia itu mau kabur lagi, ngumpet di rumah itu. Ketika kita ke sana dia sudah siap mau kabur, akhirnya kita amankan," ucap Iptu Pilipi Ginting.

Setelah menciduk Bucing, polisi langsung membawanya ke dalam kapal untuk mengantarkannya ke daratan Jakarta.

Perjalanan pulang dari Pulau Kelapa Dua ke Cilincing juga masih diwarnai ganasnya ombak di lautan.

Dari dokumentasi pihak kepolisian, terlihat ombak cukup tinggi mengelilingi kapal yang mengangkut petugas.

Kapal kayu yang atapnya hanya secuil itu terombang ambing diguncang ombak, tapi tetap melaju pasti menuju ke perairan Cilincing.

Di kapal itu, tersangka Bucing tampak hanya bisa tertunduk lesu, entah karena mual atau karena menyesali perbuatannya.

Perjalanan lebih dari 3 jam dari Pulau Kelapa Dua bukan tanpa kendala.

Kapal Sabar Jaya 03 yang membawa tersangka sempat mati mesin di tengah laut, sehingga harus ada kapal lain yang menjemputnya.

Alhasil, Kapolsek Cilincing Kompol Fernando Saharta Saragi berinisiatif menyewa satu kapal motor lainnya untuk menjemput KM Sabar Jaya 03.

Kompol Fernando bersama beberapa anggota dan awak media berangkat pada Rabu sore dengan menggunakan kapal motor yang masih tersedia di dermaga Kampung Nelayan Cilincing.

Dua kapal nelayan, yang masing-masing mengangkut aparat Polsek Cilincing, dan salah satunya mengangkut tersangka, akhirnya tiba di perairan Cilincing pada pukul 17.48 WIB.

"Memang kapal tim yang mengamankan pelaku ini ada banyak trouble, di jalan ada yang mesinnya kendala mesin, kemudian dari solar bermasalah," ucap Fernando.

"Jadi kami sendiri yang mimpin kita bantu untuk jemput evakuasi karena takut jelang malam kan, kalau untuk wilayah laut rawan," sambungnya.

Dengan tangan terborgol, Bucing segera digiring dari kapal nelayan menuju ke mobil operasional Unit Reskrim Polsek Cilincing.

Pria pengangguran itu lantas disoraki warga di daratan yang kesal dan geram akan aksinya melakukan pembunuhan.

Bucing tak langsung dibawa ke markas Polsek Cilincing, tapi diminta menunjukkan di mana ia menyimpan senjata tajam yang dipakainya menusuk korban Al Farizi.

Akhirnya polisi membawa Bucing ke rumahnya di RW 015 Kalibaru untuk menunjukkan tempatnya menyembunyikan golok tersebut.

Dua golok bergagang kayu disita polisi dari sebuah laci kayu di rumah Bucing.

Polisi juga mengamankan pakaian yang dikenakan tersangka saat melakukan pembunuhan.

Setelah barang bukti utama diamankan, polisi lalu membawa Bucing ke Mapolsek Cilincing untuk memprosesnya lebih lanjut.

"Kita kenakan pasal 338 juncto 351 ayat 3, dan nanti juga kita mungkin kita terapkan pembunuhan berencana, karena kenapa dibilang pembunuhan berencana, karena dia dengan sadar dia pulang mengambil sajam," kata Fernando.

Korban Dibunuh saat Bangunkan Warga Sahur

Pembunuhan ini terjadi di hari terakhir Ramadan 1445 Hijriah, Selasa (9/4/2024) dinihari sekitar pukul 02.30 WIB.

Korban Al Farizi yang merupakan pedagang nasi goreng tewas usai dibacok Bucing di Gang Karya, Jalan Baru Cilincing.

Al Farizi berlumuran darah dan tergeletak persis di depan kantor RW 03 Kelurahan Kalibaru.

Beberapa luka tusukan bersarang di tubuh korban, salah satu yang terparah berada di bahu kirinya.

Yang bersangkutan tewas kehabisan darah dalam perjalanan dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil bak terbuka milik warga di sekitar lokasi kejadian.

Kasus ini bermula saat mendiang Al Farizi dan dua temannya mengikuti rombongan pemuda yang sedang berkeliling membangunkan warga sahur di sekitaran Jalan Baru Cilincing.

Teman korban, Irfan Maulana (18) menceritakan, korban, dirinya, dan temannya yang lain, Muhammad Ramdhan (20), ikut bergabung dengan niat yang sama berkeliling kampung membangunkan warga untuk sahur.

"Kita ikut-ikutan saja awalnya. Jadi ada rombongan anak-anak itu ngobrek atau membangunkan sahur, ada sekitar 50 orang, nah kita ngikut keliling," kata Irfan.

Tiga sekawan itu kemudian mengikuti rombongan pemuda lainnya berjalan kaki membangunkan sahur sambil membawa pengeras suara di Jalan Baru Cilincing.

Di saat bersamaan, tersangka Bucing bersama beberapa temannya sedang mengendarai motor, melintas di ruas jalan yang sama sambil menggeber-geber kendaraan mereka.

Adu mulut pun antara Bucing dan puluhan pemuda yang sedang membangunkan sahur itu akhirnya tak terhindarkan.

"Yang naik motor ngomong gini, eh lu awas-awas, di tengah jalan kayak apaan, eh dibales, eh lu apa nggak senang yang bawa motor itu balik lagi bawa senjata tajam," ungkap Irfan.

Bucing dan kawannya yang mengendarai motor itu kemudian pulang ke rumah dan membawa golok kembali menemui para pemuda yang sedang membangunkan sahur di Jalan Baru Cilincing.

Mereka pun menyerang rombongan pemuda tersebut dan melakukan pembacokan terhadap korban Al Farizi.

Berdasarkan pengakuannya, Bucing menyatakan sama sekali tak mengenal korban.

Ia menyerang secara membabibuta, tanpa menyasar orang tertentu dari rombongan pemuda itu.

Kala itu, Bucing yang kesal terhadap para pemuda itu pulang ke rumah untuk mengambil golok, yang biasanya digunakan untuk memotong ikan dan daging.

"Saya cari sajam yang ada di rumah, akhirnya bawa golok ini. Ini biasanya dipakai buat potong ikan, terus juga buat kalau Lebaran haji, buat potong kaki sapi," ucapnya.

Bucing lalu kabur setelah penusukan terjadi.

Esok harinya, 10 April 2024 alias tepat saat Lebaran, Bucing melihat unggahan di media sosial bahwa pria yang ditusuknya meninggal dunia.

Hari Raya yang mestinya dirayakan dengan sukacita berubah 180 derajat bagi Bucing.

Ia sadar telah menjadi pembunuh dan segera dihantui rasa ketakutan serta kepanikan.

Meski sebelumnya pernah ditahan 5 tahun karena kasus narkoba dan lepas pada 2023, kasus terbaru yang menjeratnya ini lebih mengerikan.

Ini sangat menakutkan bagi Bucing, karena ia sadar telah mengakhiri hidup seseorang.

Dalam suasana kalut, Bucing segera memikirkan cara cepat kabur dari Kalibaru dan memutuskan berangkat naik ojek online ke Pelabuhan Muara Angke.

Ia lalu menyewa ojek kapal dari Muara Angke dan akhirnya melarikan diri ke rumah tantenya di Pulau Kelapa Dua.

"Saya inisiatif mau kabur, karena saya sudah takut. Saya naik Maxim dari rumah (Kalibaru) ke Muara Angke, lalu saya kabur ke rumah kakaknya almarhum ibu di sana (Pulau Kelapa Dua)," kata Bucing.

Bucing akhirnya ditahan di Mapolsek Cilincing seiring polisi melakukan penyidikan terhadap yang bersangkutan.

Polisi kekinian masih menelusuri tersangka kedua yang berinisial O yang berperan membonceng Bucing pada saat pembunuhan terjadi.

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved