Viral di Media Sosial

Mahasiswa Digerebek Saat Ibadah di Rumah, Wakil Ketua DPRD Tangsel Kecam Kekerasan Atas Nama Agama

Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), Li Claudia Chandra, mengecam keras aksi penggerebekan mahasiswa yang sedang ibadah.

TribunJakarta
Wakil Ketua DPRD Tangsel, Li Claudia Chandra, mengecam penggerebekan mahasiswa yang sedang ibadah. 

Kedatangan warga ke rumah kontrakan tersebut membuat Legy dan teman-temannya panik.

“Kami lagi berdoa, totalnya 15 orang. Tiba-tiba pak RT datang disusul sama warga. Kami lalu membaca doa dengan cepat karena itu (panik),” ujar Legy dikutip dari Kompas.com.

Walau demikian, doa yang dibaca bisa diselesaikan sampai akhir.

Video amatir terkait seorang warga Tangerang Selatan terkena sabetan senjata tajam (sajam) saat melindungi seorang mahasiswa yang dikeroyok warga setempat ketika sedang beribadah.
Video amatir terkait seorang warga Tangerang Selatan terkena sabetan senjata tajam (sajam) saat melindungi seorang mahasiswa yang dikeroyok warga setempat ketika sedang beribadah. (Istimewa)

Warga baru membubarkan kegiatan tak lama setelah doa penutup dilafalkan.

“Doanya sudah mau habis, sudah penutup (saat digeruduk),” tutur Legy.

Legy mengungkapkan saat dirinya dan teman-temannya baru menyelesaikan pembacaan doa, terdapat ucapan kurang pantas yang dikatakan salah satu warga

“Pas kami selesai doa, salah satu warga mengatakan gini, ‘b*****t, a****g, jangan ibadah di sini’. Semua langsung kaget pas dengar itu,” imbuh dia.

Selain penggerebekan, seorang mahasiswa diduga jadi korban penganiayaan warga.

Ketua RW Pertanyakan Izin

Ketua RW 002 Setu, Tangerang Selatan, Marat bicara mengenai peristiwa itu.

Marat mengungkapkan warganya sudah mengeluhkan kegiatan ibadah oleh sejumlah mahasiswa di rumah kontrakan tersebut.

Warga kemudian menyampaikan keluhan tersebut kepada Ketua RT setempat. Ketua RT akhirnya melakukan tindakan dengan cara menegur.

“Kegiatannya (ibadah) setiap seminggu atau dua minggu sekali, enggak nentu. Akhirnya Ketua RT tegur kemarin, tetapi pas saya datang sudah terjadi keributan,” kata Marat.

Menurut pengakuan warga, kata Marat, mahasiswa melakukan pemukulan lebih dulu.

Akibatnya, warga tersulut emosi dan terjadilah keributan. “Saya bilang, ‘Sudah, sudah. Jangan pada emosi’. Lalu warga bilang, ‘Bukan begitu, karena saya sudah kena pukul pak RW. Saya dipukul’,” cerita dia.

Di lain sisi, Marat mengungkapkan, memang tidak ada izin dari mahasiswa terkait aktivitas yang mereka lakukan.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved