Viral di Media Sosial

VIRAL Anjing Alaskan Malamut Ditemukan Terlantar di Kafe Cilandak, Kondisinya Pilu Tak Bisa Melihat

Seekor anjing Alaskan Malamute menjadi sorotan warga net karena kondisinya yang memprihatinkan. 

|
@camaraderie693
Anjing terlantar dengan kondisi memilukan viral di media sosial. 

TRIBUNJAKARTA. COM, CILANDAK - Seekor anjing Alaskan Malamute menjadi sorotan warga net karena kondisinya yang memprihatinkan. 

Anjing itu pun viral di media sosial. 

Informasi itu dibagikan oleh akun @camaraderie693 di X (dulu Twitter). 

Akun tersebut mengatakan bahwa anjing itu sudah terlantar hampir sebulan di sebuah kafe di kawasan Jakarta Selatan. 

Kondisinya pun sungguh memilukan. 

"Guys gue nemu anjing malamute ini di Cafe Ohana Cilandak. Udah sebulan ini terlantar dijagain sama tukang parkir di sana. Kata abangnya dia enggak bisa lihat, terus udah jamuran atau belek gitu enggak tahu. Udah sebulan enggak ada yang ambil kirain anjing ilang atau apa gitu," tulis akun tersebut. 

Akun tersebut tak berani untuk menyelamatkannya karena dia mengaku takut dengan anjing

Namun, ia mencoba mengumumkannya di media sosial agar anjing tersebut bisa lekas ditolong. 

"Gue ga berani rescue karena jujurly gue afraid of dogs Tp enggak tega kasihan banget luntang lantung lemes gitu, mau minta tolong… kalau ada yang bisa bantu rescue mungkin boleh mampir kesana gitu. Tolong bantu sebarkan supaya informasi ini sampe ke orang baik."

"Barusan minta videonya ama suami gue, he’s sooo cute, kalem banget sepertinya lemes Bapak tukang parkirnya juga bingung mau kasih makan karena makannya enggak boleh sembarangan huhu," tulisnya. 

Warga net yang melihat kondisi si anjing itu pun turut prihatin. 

Mereka mengaku kasihan dan berharap ada orang yang berniat untuk mengadopsinya. 

"Semoga segera dapet adopter yaaaaa, kasian bangett," tulis @auritadatura. 

"Kashian banget anjing jenis ini kalau enggak salah enggak bisa/enggak boleh kepanasan deh? Semoga segera ada yang rescue ya anjing lucuu," tulis @mitarima. 

"Astaghfirullah....semoga dapet dapet adopter yg baik ya," tulis @indina85941205.

Sudah Diambil

TribunJakarta.com mencoba untuk mengabarkan kejadian viral ini ke sejumlah aktivis anjing

Salah satu aktivis anjing, Karin Franklin dari @jakartaanimalaidnetwork mengatakan bahwa anjing tersebut sudah diambil oleh seseorang kemarin. 

"Ya saya tahu tentang itu, dan si anjing sudah dibawa oleh seseorang kemarin," ujarnya. 

Namun, ia tak mengetahui siapa orang yang mengambilnya. 

"Saya tak tahu, semoga orang baik," pungkasnya. 

Pejaten Shelter, salah satu tempat penampungan anjing

Anjing merupakan hewan setia yang senantiasa mendampingi majikannya sehidup semati.

Namun, majikan yang abai dengan hidup mereka, menelantarkannya di jalan.

Pejaten Shelter menjadi rumah berlindung bagi anjing yang terlantar dan terbuang itu.

Di siang yang cukup terik, sejumlah anjing langsung menghampiri Susana Somali (55) yang baru masuk dari pintu gerbang.

Mereka terlihat senang seakan ibu mereka baru saja pulang. Ekor mereka terkibas-kibas.

Bahkan, ada yang ingin mencari perhatian dengan berusaha menggapai pinggang Susana.

Susana menjadi ibu bagi 1.400-an anjing di sana sejak rumah penampungan itu berdiri pada 31 Agustus 2009.

Menurutnya, jumlah anjing di tempat penampungannya bertambah setiap minggu.

Sejak kecil, Susana memang sudah akrab dengan anjing. Ia merupakan penyayang hewan, bukan saja anjing.

Awalnya, Susana memulai dengan membuat kandang yang lebih kecil.

Namun, seiring berjalannya waktu, anjing-anjing terlantar kian bertambah. Banyak yang menjadi penghuni baru.

Ia kemudian memperluas tempat penampungan dengan mengikhlaskan tanah milik keluarga seluas sekitar 5.000 meter persegi untuk rumah bagi anjing-anjing yang terlantar.

Anjing-anjing liar itu berasal dari pihak penyelamat hewan yang menangkapnya di jalan.

Ada juga mereka yang sudah tahu dengan Pejaten Shelter langsung meninggalkan anjing piaraannya di depan pintu gerbang.

"Biasanya mereka tinggalkan diikat di depan pintu gerbang," ungkapnya kepada TribunJakarta.com di tempat penampungan di kawasan Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu (13/6/2020).

Untuk menitipkan anjing ke sana tidak ada persyaratan. Sebab, lanjut Susana, nanti banyak orang tidak mau menyerahkan anjingnya di sini.

Akhirnya, malah banyak yang dibuang di jalan.

Dipelihara

Ketika majikan mengabaikannya, di tempat ini mereka diberikan perhatian lebih.

Anjing-anjing itu diberi makan tiga kali sehari. Pengecekan kesehatan juga rutin dilakukan.

Bila sakit, mereka akan diobati sementara di tempat penampungan. Ada ruang khusus bagi anjing yang sakit.

Untuk pengobatan lebih lanjut, mereka akan dibawa menuju klinik hewan.

Biasanya, anjing berusia muda yang menderita penyakit disebabkan oleh virus. Sedangkan yang tua karena kemunduran organ seperti jantung atau liver.

Suasana Pejaten Shelter atau dikenal penampungan anjing terbuang di seluruh DKI Jakarta.
Suasana Pejaten Shelter atau dikenal penampungan anjing terbuang di seluruh DKI Jakarta. (Annas Furqon hakim/TribunJakarta.com)

Agar populasi mereka tidak meningkat selama di penampungan, Susana melakukan sterilisasi kepada anjing betina agar tidak berkembang biak.

Sebab, bila bertambah, dana yang dibutuhkan akan jauh lebih besar.

Sekarang ini saja, ia mengaku kesulitan dana karena badai pandemi Covid-19 yang melumpuhkan segala sektor.

Dana perawatan anjing terlantar berasal dari kocek pribadi Susana dan sejumlah donatur.

"Binatang yang saya tolong memang kebutuhannya banyak. Biaya makan dan kesehatan selalu dibutuhkan," lanjut perempuan yang berprofesi sebagai dokter spesialis patologi klinik tersebut.

Faktor Ekonomi

Anjing-anjing piaraan yang dibiarkan terlantar sehingga masuk ke penampungan disebabkan sebagian besar oleh faktor ekonomi dari sang majikan yang tak mampu lagi menghidupinya.

Namun, ada juga yang disebabkan karena perceraian majikan sehingga anjing terpaksa dibuang karena turut jadi korban "broken home".

"Yang membuat anjing terlantar karena faktor ekonomi majikan. Ada juga ribut antar tetangga dan perceraian," katanya.

Biasanya anjing yang sudah masuk di tempat penampungan akan lama hidup di sana.

Susana beralasan susah mencari pengasuh baru (adopter) karena rumah-rumah di Jakarta yang relatif kecil untuk mereka tinggal.

Susana Somali, pendiri Pejaten Shelter, tempat penampungan bagi anjing-anjing liar di Kawasan Pejaten Barat pada Sabtu (13/6/2020).
Susana Somali, pendiri Pejaten Shelter, tempat penampungan bagi anjing-anjing liar di Kawasan Pejaten Barat pada Sabtu (13/6/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Ia juga khawatir anjing yang diambil oleh pengasuh baru akan kembali lagi ke jalanan.

Sebab, hidup mereka bakal beresiko terancam bila tinggal di jalanan.

"Anjing kampung ini rentan dimakan orang. Sebab, biasanya pengasuh itu ambil terus lepas kemudian dicuri sama orang lain untuk dimakan," katanya.

Ketika ditanya apa yang mendorong Susana ingin merawat dan menghabiskan hidup bersama anjing-anjing terlantar.

Ia hanya menjawab itu panggilan hidup untuk menolong mereka.

 

Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini.

Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved