Viral di Media Sosial
Pengamat Bandingkan Kasus Pembunuhan Vina dengan Kasus Rudapaksa Sum Kuning di Tahun 1970
Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyebut janggal alasan Polda Jawa Barat yang tak kunjung berhasil menangkap tiga buron kasus pembunuhan Vina.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto menyebut janggal alasan Polda Jawa Barat (Jabar) yang tak kunjung berhasil menangkap tiga buron kasus pembunuhan Vina Dewi Arsita atau Vina Cirebon.
Diketahui dari 11 pelaku pembunuhan Vina, baru delapan orang yang berhasil ditangkap. Sementara tiga pelaku utama masih buron padahal kasus ini sudah delapan tahu berlalu.
Polda Jabar mengaku kesulitan mengidentifikasi tiga DPO kasus pembunuhan Vina Cirebon karena 8 terpidana lainnya mencabut pernyataan dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Di mana salah satunya terkait keberadaan 3 DPO.
Dilansir dari Tribunnews, Bambang menganggap alasan Polda Jabar itu tak dapat diterima. Semestinya, kata dia, polisi mendalami bukti-bukti yang didapatkan saat menetapkan 8 tersangka.
"Kepolisian itu punya perangkat, punya scientific crime investigation untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait kasus pidana seperti itu. Kalau hanya sekedar yang disampaikan Polda Jawa Barat, BAP-nya dicabut, itu malah menjadi aneh," papar Bambang dalam tayangan Kompas TV dikutip dari Tribunnews, Sabtu (18/5/2024).
Ia juga menyinggung bukti-bukti berhasil dikumpulkan Polda Jabar selama mengusut kasus ini.
Ia menilai seharusnya pihak Bareskrim turun tangan mengusut kasus pembunuhan Vina Cirebon. Sebab, Polda Jabar dikatakannya tak menunjukkan progres apapun selama delapan tahun
"Kepolisian seharusnya tidak hanya dari pengakuan para saksi, apalagi saksinya 8 terus dicabut, akan muncul pertanyaan mengapa itu dicabut. Selain itu mereka juga sudah ditersangkakan, harusnya ada bukti-bukti lain yang dikejar kepolisian," paparnya.
Bambang lantas mengungkit kasus rudapaksa Sumaridjem atau Sum Kuning, pada 1970 silam. Kala itu dirudapaksa sejumlah pria yang diduga merupakan anak petinggi pemerintahan.
"Ini mengingatkan lagi 40 tahun lalu, terkait kasus Sum Kuning, yang menghebohkan kemudian dibongkar Kapolri yang paling jujur Pak Hoeheng Iman Santoso. Ini sangat menyedihkan, ini Sum Kuning di era cyber terjadi lagi, kan jadi aneh," pungkasnya.
(Tribunnews)
Dapatkan Informasi lain dari TribunJakarta.com via saluran Whatsapp di sini
Baca artikel menarik lainnya TribunJakarta.com di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.