Cerita Kriminal
KRONOLOGI Pemain Tim Liga 1 Rusuh Diduga Pukul Wasit di Tarkam Semarang, Sosoknya Pernah Bela Timnas
Kronologi kericuhan di turnamen sepak bola antar kampung (tarkam) Piala Bupati Bener Bersatu Cup terkuak.
TRIBUNJAKARTA.COM - Kronologi kericuhan di turnamen sepak bola antar kampung (tarkam) Piala Bupati Bener Bersatu Cup terkuak.
Terdapat sejumlah sosok yang diduga merupakan pemain dari klub Liga 1 terlibat pemukulan di turnamen tarkam yang berlangsung di lapangan Pule Ds Bener Kecamatan Tengaran, Jawa Tengah.
Peristiwa kericuhan tersebut terjadi saat pertandingan mempertemukan PS Putra Bati Ds Patemon vs PS Ar Rafi Ampil Kab Boyolali, pada Minggu (2/6/2024) sore.
Berdasarkan informasi dari akun Instagram @forumwasitindonesia, lima nama mengerucut ke pelaku pengeroyokan.
"Pemain Profesional yang akan dilaporkan ke pihak kepolisian terkait kasus ini mengerucut ke beberapa nama, di antaranya :
1. Bayu Pradana @bayu13pradana (Barito Putera)
2. Komarudin @komarodin10 (Persikabo)
3. Ilham Mahendra @ilhamzusril (Barito Putera)
4. Hery Susanto @hersus94 (Eks Persita Tangerang)
5. Wahyu Wijiastanto @wijiastanto13 (Eks Timnas Indonesia & Persiba Bantul) serta ada beberapa pemain lokal yang ikut melakukan pengeroyokan, " tulis @forumwasitindonesia.
Akun tersbeut juga mengatakan saat ini tim kuasa hukum korban (wasit) sudah membentuk tim khusus dan akan melaporkan serta memperkarakan kejadian penganiayaan ini ke pihak kepolisian.
Secara lengkap akun forumwasitindonesia menceritakan kronologis kejadian itu.
Menurut laporan panitia penyelenggara, laga final itu berlangsung Hari Minggu, 2 Juni 2024, Pukul 1600 Wib s.d 18.00 Wib, Di lapangan Pule Ds Bener Kecamatan Tengaran.
Adapun yang bertanding dalam turnamen tersebut Final antara PS Putra Bakti Ds Patemon vs PS Ar Rafi Ampel Kab Boyolali.
Kerusuhan terjadi bermula ketika Bayu Pradana memperoleh kartu merah dari wasit.
Sang pemain disebut tak terima dan melakukan protes hingga pemukulan kepada wasit.
"Awal mula kejadian, Bayu Pradana mendapatkan kartu merah dan tidak terima protes terhadap wasit hingga memukul dan menendang wasit dan memprovokasi pemain lainnya," tulis @forumwasitindonesia.
Akibat kejadian itu langkah-langkah yang diambil oleh panitia setelah kejadian tersebut akan mengundang kedua tim untuk dilakukan musyawarah yang intinya tidak ada juara.

Namun adanya Juara bersama, yang bermain pada saat final tersebut.
Hadiah uang pembinaan akan dibagi 2 yaitu 10 juta pondok arrafi dan 10 juta untuk PS putra bakti.
Namun untuk piala bergilir tidak akan diberikan oleh kedua tim yang melakukan final pada saat pertandingan tersebut..
Dari catatan Kompas, kerusuhan bukan yang pertama kali pada turnamen ini. Kerusuhan terjadi saat turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2 di Lapangan Pule Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/6/2023).
Ya, tahun lalu juga rusuh.
Pada pertandingan yang memertemukan Putra Utama FC Banjari melawan Putra Bhakti FC Patemon saat itu, terdengar aparat beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan.
Pada video amatir yang beredar, tampak penonton dan pemain yang emosi mengejar wasit.
Ada salah seorang wasit yang terjatuh dan dikeroyok.
Aparat keamanan yang mencoba melerai juga tak dihiraukan hingga mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan ke arah udara.
2 Nama Disorot
Dua nama disorot dalam peristiwa kericuhan tersebut.
Dua nama itu adalah Bayu Prada (pemain Barito Putera dan eks Timnas Indonesia) dan Wahyu Wijiastanto (Eks Timnas Indonesia & Persiba Bantul).
Kedua nama itu mempunyai reputasi mentereng pernah membela Timnas Indonesia di dua periode berbeda.
Bayu Pradana sampai saat ini sudah mencatatkan penampilan sebanyak 19 kali di Timnas Indonesia senior dan 1 kali di Timnas Indonesia U23.

Sementara Wahyu Wijiastanto merupakan pemain yang mempernah menjadi kapten di Timnas Indonesia.
Bagus Kahfi Ngaku Tak Terlibat
Sementara itu, Bagus Kahfi mengaku tak ikut memukul wasit.
Bagus menjelaskan bahwa saudaranya yakni Bagas juga tak melakukan hal tersebut.
"Mas mohom maaf coba di simak lagi videonya."

"Saya sama bagas apa ada mukul wasit? saya berani apapun kalo saya sampai ada mukuk atau nyentuh wasitnya."
"Apakah disemua video itu saya sama bagas ada terlibat mukul wasit atau orang siapapun ya?."
"Saya malah berusaha misahin," kata Bagus.
Lebih lanjut, laga ini berakhir dengan juara bersama.
Namun, panitia memutuskan untuk tak memberikan piala kepada dua tim yang terlibat.
"Langkah-langkah yang diambil oleh panitia setelah kejadian tersebut:
Akan mengundang kedua tim untuk dilakukan musyawarah yang intinya tidak ada juara.
Namun adanya juara bersama yang bermain pada saat final tersebut.
Hadiah uang pembinaan akan dibagi 2 yaitu 10 juta pondok arrafi dan 10 juta untuk PS putra bakti.
Namun untuk piala bergilir tidak akan diberikan oleh kedua tim yang melakukan final pada saat pertandingan tersebut," tulis @forumwasitindonesia.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.