DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap

Cerita Penolong Pertama Vina dan Eky: Eky Ditolong Pertama tapi Tak Merespon, Vina Merintih 'Tolong'

Suroto (50) mandor Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon merupakan orang yang pertama kali menolong Vina dan kekasihnya, Eky.

|

TRIBUNJAKARTA.COM - Suroto (50) mandor Desa Kecomberan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon merupakan orang yang pertama kali menolong Vina dan kekasihnya, Muhamad Rizky Rudiana alias Eky saat cuaca hujan deras.

Ingatannya tentang peristiwa mencekam saat menolong Vina Dewi Arsita dan Eky di Fly Over Talun, Sabtu 27 Agutus 2016 malam masih berjajar rapi.

Suroto yang juga petugas kemanan Desa Kecomberan menyaksikan jelas darah yang mengalir bercampur dengan air hujan.

Meski kondisi saat itu ramai dengan banyaknya orang pulang kerja, namun tak ada satu pun yang berani menolong Vina dan Eky yang tergeletak di pinggir jalan dekat tiang PJU.

Eky mengenakan helm, celana panjang dan jaket geng motor XTC berwarna putih biru.

"Hari itu saya patroli keliling wilayah karena sering terjadi begal pukul 21.00-23.00 WIB di Fly Over Talun rawan," kata Suroto dikutip dari tayangan iNews, Kamis (6/6/2024).

Eky Ditolong Pertama

Suroto melihat kedua korban bergelatakan di jalanan pada pukul 22.00 WIB.

"Saya sering berada di Polsek Talun sejak pukul 20.00 WIB untuk berjaga dan berkeliling. Pada waktu itu, posisi gerimis sekitar pukul 22.00 WIB di Jembatan Talun, saya melihat banyak orang berkumpul," ujar Suroto saat diwawancarai di balai desa setempat, Kamis (6/6/2024).

Saat mendekat, Suroto menemukan dua orang yang tergeletak di dekat median jalan.

"Jasad laki-laki berada sekitar 2 meter dari median jalan, sedangkan perempuan sekitar 5 meter dari laki-laki tersebut, dan motor mereka tergeletak sekitar 5 meter lagi ke arah Sumber," lanjutnya.

Korban pertama yang ditolongnya adalah Eky.

Saat memperagakan peristiwa penemuan itu, jasad Eky menempel pada pembatas jalan dekat pot.

Ia menegaskan korban Eky dan Vina tergeletak di wilayah Kecomberan bukan Kepongpongan, Talun, Cirebon.

"Ini asli tidak rekayasa berani sumpah demi Allah. Bisa dipertanggungjawab dunia dan akhirat. Masih ingat betul," katanya.

Saat itu, Eky masih mengenakan helm.

Ia sempat menyapa korban. Nahas, Eky sudah tidak menyahut.

"Tebakan saya sudah mati karena darah banyak posisi hujan darah mengalir," kata Suroto.

Suroto lalu mencoba melepas helm yang digunakan Eky lantaran mengira Eky masih hidup namun mengalami sesak nafas.

Sayangnya, korban sudah tidak berdaya.

Suroto mengaku tidak melihat ada bekas hunusan senjata tajam yang membekas di pakaian Eky. Ia hanya menyaksikan darah dari badan korban.

"Masih pakai jaket, kalau enggak salah XTC warna biru putih," imbuhnya.

Lanjut ke Vina

Selanjutnya, barulah Suroto fokus ke Vina yang saat itu meminta tolong.

Kata dia, Vina meminta tolong dengan menggerakkan tangan kanannya ke atas.

"Dia bilang 'tolong, tolong', dan saya menenangkannya dengan berkata 'iya dek, sabar ya, mobilnya (ranger kepolisian) lagi meluncur ke sini, nanti diantar ke rumah sakit," jelas dia.

Tidak lama kemudian, mobil ranger kepolisian datang dan kedua korban dievakuasi ke RSD Gunung Jati.

Suroto bercerita, sebelum mengangkat korban perempuan, ia menutupi daerah sensitifnya dengan jaket.

Alasannya gegara rok dan celana dalam korban tidak berada pada posisi yang seharusnya.

Suroto juga melihat banyak luka di kaki dan tangan hingga wajahnya yang lebam pada perempuan tersebut.

Kemudian, Suroto mengangkat kepala Vina dan dipapanya dan saat itu kondisi Vina terluka parah.

"Kaki luka, apa kena sobekan besi, luka parah tangan kiri kalau enggak salah. Wajah memar semua. Tangan kayak kena bacokan, banyak mengeluarkan darah. Karena hujan lebat darah mengalir," imbuh Suroto.

"Banyak luka di kaki dan tangan, serta wajahnya penuh lebam seperti habis disiksa," katanya.

Kondisi Motor Eky

Kondisi motor yang tidak rusak menambah keanehan kejadian tersebut.

"Motor tidak apa-apa, tapi banyak luka di tubuh korban. Itu mukanya, baik laki-laki maupun perempuan, lebam semua seperti habis disiksa," jelasnya.

"Eky juga luka parah di kepala," ujarnya.

"Kondisi motor enggak rusak enggak apa karena ketika dinaikin (kendarain) ke polsek juga masih bisa," tambahnya.

Tak hanya saat ini, pada tahun 2016 lalu, Suroto juga memberikan kesaksiannya dalam persidangan.

"Saya ikut sidang dua kali. Saya sampaikan (waktu persidangan), sama seperti ini, enggak direkayasa, apa adanya. Seminggu setelah kasus selesai dipanggil," katanya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved