DPO Kasus Vina Cirebon Ditangkap
Titin Prialianti Anggap Kesaksian Suroto Soal Kondisi Vina Didramatisir, Ungkap Fakta di Persidangan
Titin Prialianti, pengacara untuk Saka Tatal eks terpidana kasus Vina, mematahkan kesaksian Suroto soal pakaian Vina.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Titin Prialianti, pengacara untuk Saka Tatal eks terpidana kasus Vina, mematahkan kesaksian Suroto mengenai pakaian yang dikenakan Vina Cirebon saat ditemukan terkapar di Flyover Talun, Sabtu 27 Agustus 2016 malam.
Suroto mengaku sebagai orang pertama yang menolong Vina Cirebon dan kekasihnya Rizky alias Eky di Flyover Talun, Kabupaten Cirebon.
Titin menilai kesaksian Suroto terlalu mendramatisir dan jauh dari realita.
Titin berpegang pada fakta persidangan serta putusan pengadilan kasus kematian Vina Cirebon.
"Tertuang di putusan, tidak didramatisir yang saat ini. Sangat jauh berbeda (dengan hasil sidang)," kata Titin dikutip TribunJakarta.com dari Youtube @RJL5-Fajar Aditya, Sabtu (15/6/2024).
Titin mengaku terkejut dengan kesaksian Suroto di berbagai tayangan media.
Menurut Titin, Suroto tidak sendirian saat menolong Vina Cirebon dan Eky, melainkan bersama petugas.
"Dia menerima informasi dari masyarakat, ada kecelakaan, lalu bergegas kesana. Dia memeriksa dan mendengar yang perempuan merintih aduh..aduh," ujar Titin.
Namun, kata Titin, kesaksian Suroto saat itu berbeda dengan saat ini.
"Dalam tayangan beredar, tolong..tolong dengan dramatisir," kata Titin.
Titin mengutip pernyataan Suroto yang mengaku memapah Vina serta mengikutinya sampai rumah sakit.
Kemudian, Suroto melihat kondisi korban lebam.
"Itu kan jauh sekali dengan pada saat pemeriksaan di persidangan. Yang dia katakan hanya merintih aduh..aduh diangkat ke petugas kepolisan ke rumah sakit," kata Titin.
"Dia enggak ikut ke rumah sakit. Dia bawa motor Eky ke Polsek Talun," sambung Titin.
Kesaksian lainnya, kata Titin, kondisi saat penemuan korban sedang hujan deras. Darah korban mengalir.
Padahal, lanjut Titin, berdasar olah TKP polisi lalu lintas menyebutkan darah ada di bawah tubuh perempuan dan laki-laki.
"Jadi ini gimana si orang, apa dia lupa atau improvisasi," kata Titin.
Mengenai lokasi kecelakaan yang berbeda, Titin mengatakan ada perbedaan denah dengan kondisi sebenarnya. Dimana saksi dari kepolisian mengaku denah tersebut bukan dia yang membuat.
Kesaksian lain yang disorot Titin yakni pengakuan Suroto mengenai celana dalam Vina melorot.
"Saya justru ingin tanya Pak suroto bicara seperti itu emang warnanya (celana dalam) apa? dia tahu ga?" tanyanya.
Suroto juga menyebutkan Eky memakai baju berwarna hitam. Sedangkan Vina mengenakan baju putih dan rok hitam pendek. Hal itu juga dipertanyakan oleh Titin.
"Karena dokter yang menolong Vina sempat menggunting celananya untuk mengobati luka ada tertuang," imbuhnya.
"Mana yang benar, saya idealnya kalau dokter tidak hanya disumpah dalam persidangan tapi sumpah profesi apa yang dia lihat tertuang dalam resmue pertama kali menerima jenazah atau menerima korban luka," sambung Titin.
"Ngapain ngarang pakai rok mini. Padahal dia (dokter) harus menggunting celana. Karena sangat tidak mungkin dokter melakukan hal itu," ujarnya.
Mengenai motor, Titin menyebutkan kondisi kendaraan yang digunakan Eky dalam kondisi rusak baretan.
"Karena di fakta persidangan anggota kepolisian menyatakan ditemukan warna motor di median jalan, motor baret kalau disebut tidak rusak karena meninggal dua, rusaknya tidak parah betul," ujar Titin.
"Tapi rusak ya rusak, stang bengkok, kan dihadirkan di persidangan tapi motor bisa digunakan karena kunci masih ada tapi motor lecet dan tergores," sambung Titin.
Titin pun memiliki bukti foto motor Eky.
Kesaksian Suroto
Sementara Suroto pada tayangan Youtube @RJL5-Fajar Aditya, Sabtu (15/6/2024), memberikan kesaksiannya.
Ia mengaku Vina masih hidup saat ditemukan. Sementara, Eky sudah tidak bernyawa.
Suroto mengingat tangan kanan Vina patah. Kedua korban lalu dibawa menggunakan mobil kepolisian.
Saat hendak membawa korban ke RSD Gunung Jati, Cirebon, Suroto diminta petugas untuk mengevakuasi motor Eky.
Suroto lalu turun dari mobil petugas dan membawa motor korban ke Polsek Talun.
"Saat saya sampai ke Polsek Talun, ini pak motornya si korban," kata Suroto.
Ternyata, kunci motor tersebut masih berfungsi. Suroto lalu membuka jok motor berharap ada identitas korban di dompet.
Seingat Suroto, dirinya melihat jaket dan ponsel dalam bagasi motor.
"HP itu mau dibuka mau nyari identitas ternyata HP itu dikunci pak polisi engga bisa buka, diamankanlah (HP) sama pak polisi," kata Suroto.
Suroto lalu menyusul ke rumah sakit setelah menyerahkan sepeda motor milik Eky ke Polsek Talun. Ternyata, kedua korban sudah ditangani petugas di RSD Gunung Jati.
"Saya putuskan balik lagi ke Polsek Talun ternyata mobil ranger sudah ada di Polsek Talun, anggota lain nyari alamat korban," katanya.
Suroto menceritakan kondisi motor Eky saat itu tidak hancur dan masih bisa digunakan.
Ia juga menceritakan sempat menjemput istirnya di Polsek Talun untuk pulang ke rumah.
"Pas pulang, ngobrol sama istri, kecelakaan kok sampai kayak gitu, motor enggak rusak, kenapa ya," katanya.
Ia baru tahu mendengar perempuan dan laki-laki yang ditolongnya adalah korban pembunuhan pada keesokan harinya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.