Pilkada DKI 2024

Kans PDIP-PKS Rebutan Kursi Pendamping Anies, Gerindra Tak Yakin Eks Capres Raih Tiket Pilkada DKI

PDI Perjuangan dan PKS diprediksi bakal berebut kursi calon wakil gubernur sebagai pendamping Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

TRIBUNJAKARTA.COM - PDI Perjuangan dan PKS diprediksi bakal berebut kursi calon wakil gubernur sebagai pendamping Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Sedangkan, Partai Gerindra malah tidak yakin mantan calon presiden pada Pilpres 2024 itu meraih tiket di Pilkada Jakarta 2024.

Meskipun Anies Baswedan telah dipertimbangkan oleh PDI Perjuangan dan PKS.

 

Namun hal tersebut masih sebatas tingkat pengurus DKI Jakarta. Hal yang sama juga dilakukan PKB DKI Jakarta yang memberikan surat rekomendasi kepada Anies Baswedan.

Padahal, keputusan sosok yang diusung maju sebagai Gubernur Jakarta diputuskan di tingkat pengurus pusat partai politik.

Meskipun tiket Anies Baswedan masih menunggu keputusan pengurus pusat partai politik, pengamat politik Adi Prayitno memprediksi adanya aksi tarik menarik tawaran kursi calon wakil gubernur.

Hal itu terjadi jika PKS serius mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Tentu, kata dia, garansi yang ditawarkan PKS adalah kader mereka harus jadi pendamping Anies Baswedan, dan itu tidak bisa dibantah.

“Kerumitannya adalah soal kemungkinan PDIP juga akan menyodorkan kadernya untuk bisa menjadi pendamping Anies, andai PDIP tertarik dengan Anies untuk berkoalisi,” kata Adi kepada wartawan pada Jumat (21/6/2024).

“Jadi dalam kontes itulah posisi soal siapa yang menjadi pendamping Anies akan menjadi tarik menarik dan rebutan ya antara PKS mungkin dan PDIP,” imbuhnya.

Menurut dia, jika koalisi itu terjadi maka parpol yang mengusung Anies akan menentukan figur pendamping yang bisa menutupi kekurangan, sekaligus menambah elektabilitasnya.

Dalam kontes itu maka PDIP relatif lebih diunggulkan, karena Anies ini dianggap memiliki irisan pemilihan yang sama dengan PKS, sehingga ada asumsi sosok dari PDIP yang dipilih adalah kelompok-kelompok nasionalis.

“Kelompok-kelompok minoritas tentu sangat mungkin akan solid ya dan menjadi bagian dari pemilih Anies dan calon dari PDIP itu nanti, itu kan asumsi awalnya, atau jangan-jangan ketika calon dari PDIP yang dipilih oleh Anies justru pemilih PDIP,” jelasnya.

lihat fotoAnies Baswedan mengaku Pilpres sudah kelar dan sudah saatnya kembali ke peran masing-masing. Itu juga kenapa Anies mau kembali maju Pilkada Jakarta setelah PKB resmi mendukungngnya.
Anies Baswedan mengaku Pilpres sudah kelar dan sudah saatnya kembali ke peran masing-masing. Itu juga kenapa Anies mau kembali maju Pilkada Jakarta setelah PKB resmi mendukungngnya.

“Pemilih Anies ini saling mengeras dan saling tidak cocok satu sama yang lainnya kan di situ ujian yang utama," imbuhnya.

"Karena memadukan dua kutub PDIP dan Anies itu bukan perkara gampang,” lanjutnya.

Adi memandang, hal tulah yang menjadi tantangan Anies maupun PKS jika berkoalisi dengan PDIP.

Meski demikian, di atas kertas gabungan Islam dan nasionalis Anies dengan PDIP jauh lebih diunggulkan dibandingkan dengan yang lain.

“Ukuran yang kedua tentu adalah soal logistik karena apapun Pilkada ini butuh logistik. Kira-kira calon pendamping Anies ini punya logistik yang relatif bisa memadai ataupun tidak,” tuturnya.

Dia menambahkan, variabel logistik seringkali menjadi kalkulasi siapa yang akan diputuskan untuk menjadi pendampingnya Anies Baswedan.

Karena itulah, dia menyebut ada dua hal yang perlu dipertimbangkan para parpol jika mengusung Anies Baswedan Pilkada Jakarta 2024.

“Nah jadi tergantung figur dan tergantung kekuatan logistiknya,” kata Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) ini.

Anies Rugi Jika Tak Didukung PKS

Adi menuturkan Anies dan PKS itu dianggap dua irisan yang memang satu sama lain tidak bisa dipisahkan.

Oleh karena itu jika PKS tidak mengusung maupun mendukung Anies, tentu dalam banyak hal sangat merugikan bagi Anies Baswedan.

“Anies akan kehilangan partai yang selama ini cukup loyal dan militan membela Anies, termasuk juga akan kehilangan partai yang cukup solid, cukup loyal memperjuangkan dan mengkampanyekan Anis sepanjang Pemilu 2024 dan Pilkada 2017 yang lalu,” kata Adi.

Di tengah wacana pencalonan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, PKS justru dikabarkan mendapat tawaran dari eks Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang diusung oleh koalisi ‘pemerintah’.

PKS mendapat tawaran menjadi Bacawagub Ridwan Kamil (RK) sosok yang dijagokan menjadi Bacagub Jakarta oleh Partai Golkar.

“Tawaran bagi PKS untuk jadi Cawagub RK di Jakarta itu masih simpang siur dan bahkan cenderung menjadi isu liar ya, sebenarnya sulit untuk divalidasi gitu ya. Meski begitu ya saya kira jika betul tawaran ini dilakukan, tentu sebagai upaya untuk merayu PKS supaya tidak mendukung Anies Baswedan karena selama ini memang Anies dan PKS itu sangat identik gitu ya,” jelas dia.

Anies Diprediksi Didukung PDIP

Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti partai yang dinahkodai Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu bisa usung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Dia menilai, hal itu dikarenakan faktor keduanya atas ketidaksukaan terhadap Presiden Jokowi.

"Mungkin (PDIP usung Anies), karena mereka dipertemukan oleh ketidaksukaan yang sama. Jadi dipertemukan bukan oleh persamaan," jelas Ray, Jumat (21/6/2024).

Meski begitu Ray mengatakan keduanya tak akan bersatu jika Presiden Jokowi ikut cawe-cawe.

"Kalau Pak Jokowi tidak turun (Bisa bersatu), kalau Pak Jokowi cawe-cawe di Jakarta mereka tidak akan bersatu," lanjutnya.

Maka ditegaskannya, ganjalan keduanya bersatu, apakah Presiden Jokowi cawe-cawe atau tidak.

Kemudian Ray juga menyoroti PKS yang ingin menempatkan posisi pendamping Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya jika Anies menolak, PKS bisa saja pindah dukung ke Ridwan Kamil.

"Apakah Anies akan terima (Calon cawagub PKS). Kalau Anies tidak terima, PKS bisa bersama Ridwan Kamil. Maka sekarang target PKS itu wakil. Dengan siapapun dia (PKS) akan kerja sama. Selama posisi yang ditawarkan adalah calon wakil gubernur," jelas dia.

Elit Gerindra Masih Tak Yakin

Tetapi, Elit Gerindra masih tidak yakin Anies Baswedan memperoleh tiket maju di Pilkada Jakarta.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan bahwa dinamika politik masih berlangsung hingga pendaftaran pasangan calon pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024, Agustus mendatang.

Meski diakuinya, Anies sudah mendapatkan dukungan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DKI Jakarta tapi belum tingkat DPP PKB.

"Memang Anies sudah fix maju? Kan enggak juga. Memang PKS sudah fix memajukan Anies? Enggak juga. PKB fix majukan Pak Anies? Enggak juga. Karena kan baru di tingkatan DPW semua. Dan itu kan ya belum ada hilalnya lah masing-masing," kata Habiburokhman.

Habiburokhman mengatakan, semua partai politik masih berproses untuk Pilkada termasuk di Jakarta. Menurutnya, komunikasi Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga terus terjalin mengenai Pilkada Jakarta 2024.

"Namanya komunikasi kita kan sesama kawan semua. Dengan PKS kan kita juga dua kali Pilpres bareng. Di DPR kan hubungan kita kan sangat baik. Namanya komunikasi ya menurut saya sih ya, bukan sangat-sangat mungkin ya, mungkin-mungkin saja," tambah dia.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini juga mengungkapkan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) belum memutuskan secara final sosok yang maju di Pilkada Jakarta.

Namun, ia merujuk pengalaman partainya mengusung tokoh tertentu pada Pilkada sebelumnya. Semisal, Habiburokhman cerita tentang detik-detik partainya akhirnya mengusung Joko Widodo saat Pilkada 2012, setelah sebelumnya berpeluang mengusung Fauzi Bowo.

"Saya ingat waktu itu kalau enggak salah Partai Gerindra sudah hampir mendaftarkan Pak Fauzi Bowo, tetapi di last minutes komunikasi Pak Prabowo dengan Bu Mega mendukung Pak Jokowi," beber Habiburokhman.

"Kalau Pak Anies (Pilkada 2017) kalau enggak salah sampai malamnya itu, masih misteri siapa yang akan diusung untuk melawan Pak Ahok. Macam-macam nama tiba-tiba muncul Pak Anies (yang akhirnya diusung Gerindra di Jakarta Pilkada 2017)," sambungnya. (Kompas.com/Wartakotalive)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved