Pilkada DKI 2024

Bukan Perubahan atau Keberlanjutan, Anies Kode Bakal Usung Slogan 'Pengembalian' di Pilkada Jakarta

Bacagub Anies Baswedan nampaknya tidak akan mengusung kembali slogan "Perubahan" saat maju di Pilkada Jakarta 2024.

Elga Hikari Putra/TribunJakarta.com
Anies Baswedan saat menggelar open house Lebaran pertama di kediamannya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM - Bacagub Anies Baswedan nampaknya tidak akan mengusung kembali slogan "Perubahan" saat maju di Pilkada Jakarta 2024.

Mantan capres itu juga nampaknya tak menggunakan slogan "Keberlanjutan" sebagaimana paslon yang didukung pemerintahan saat ini.

Hal itu secara tersirat disampaikan Anies saat ditanyakan mengenai pernyataan Sandiaga Uno yang menyebut Anies akan diuntungkan di Jakarta jika menggunakan slogan keberlanjutan.

Anies nampaknya memilih akan menggunakan slogan "Pengembalian" di Jakarta untuk mengembalikan hal yang hilang selama ia purnatugas sebagai gubernur.

"Nampaknya banyak kebutuhan untuk mengembalikan, Mengembalikan yang hilang, mengembalikan yang berkurang, dan mengembalikan yang dipotong," kata Anies di Jakarta Fair Kemayoran, Jumat (22/6/2024) malam.

Anies menginginkan agar warga Jakarta bisa merasakan turut kemajuan di Jakarta.
 
"Kita ingin agar Jakarta warganya merasakan kemajuan dan bisa bahagia," kata Anies.

Sebelumnya, salah satu alasan PKB DKI Jakarta mendukung Anies untuk maju di Jakarta karena melihat kondisi Jakarta saat ini yang malah memprihatinkan semenjak Anies purnatugas pada 2022 silam.

Saat menerima pinangan PKB itu, Anies pun berjanji akan tetap berpegang bahwa kesetaraan di Jakarta harus dihadirkan.

"Ini jadi pegangan kita, membesarkan yang kecil tanpa kecilkan yang besar. Menguatkan yang lemah tanpa lemahkan yang kuat.

Tapi jangan sampai kota ini hanya membesarkan yang besar, jangan sampai menguatkan yang kuat. Yang lemah harus dibawa," kata Anies.

Menurutnya, negara harus memperlakukan rakyatnya sebagaimana orangtua kepada anaknya.

"Negara melihat rakyat sebagai anaknya, sebagai orang-orang yang dicintainya. Kalau sebagai orang yang dicintainya apa yang terjadi? Kita akan lakukan apa saja.

Tapi kalau negara memandang yang miskin tidak sebagai anaknya. Tidak jadi bagian dari dirinya maka yang terjadi kesewenangan," kata Anies. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved