Bos Perabot Tewas Tertutup Selimut
Bos Perabot Ditemukan Tewas Mengenaskan di Duren Sawit, Ada Luka Tak Wajar Ditemukan di Tubuhnya
Syafrin (55), bos perabot di Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur korban dugaan pembunuhan mengalami penganiayaan
Penulis: Bima Putra | Editor: Wahyu Septiana
"Korban punya satu pegawai perempuan yang tinggal di Jatibening, Bekasi. Pas malam kejadian dia ditelpon datang ke lokasi. Tapi dia juga tidak mengetahui, karena sebelumnya libur," tuturnya.
Bos Perabot di Duren Sawit Diduga Dibunuh

Sebelumnya, jasad Syafrin ditemukan di kiosnya dalam keadaan bersimbah darah oleh seorang pedagang tisu pasar malam KBT saat hendak mengambil dagangannya yang dititipkan di kios.
Saat ditemukan jasad korban dalam keadaan terlentang tertutupi selimut, kondisi lampu mati, dan rolling doorbkios tempat usahanya digembok dari luar sehingga harus dibuka paksa.
"Si pedagang tisu ini mau ambil dagangan yang dititipkan. Tapi kiosnya korban dalam keadaan terkunci gembok dari luar," kata Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (23/6/2024).
Lantaran kios digembok dari luar dan korban tidak dapat dihubungi, paguyuban pedagang di KBT lalu sepakat membuka paksa kios dengan cara menjebol gembok rolling door.
Mereka terpaksa membuka paksa kios karena sejak Kamis (20/6/2024) atau tiga hari sebelumnya korban yang sudah dua bulan terakhir menyewa tempat di lokasi tidak terlihat.
"Akhirnya diambil gerinda, dibuka paksa. Pas dibuka ruangan dalam kondisi gelap, dinyalakanlah lampu. Ternyata dilihat ada orang tidur, curiga. Kok kios digembok sudah tiga hari ada orang," ujarnya.
Komarudin menuturkan awalnya para pedagang tidak mengetahui bahwa sosok tersebut merupakan Syafrin, karena saat ditemukan tubuhnya dalam keadaan tertutup selimut.
Baru setelah selimut dibuka para pedagang mendapati jasad Syafrin dalam keadaan terlentang, dengan kondisi ditemukan lubang pada kaos dikenakan dan bercak darah di pinggang.

Curiga dengan kondisi korban para pedagang menghubungi kerabat Syafrin, lalu melaporkan temuan ke pengurus lingkungan RW 03 Pondok Bambu, dan Polsek Duren Sawit.
"Datanglah polisi, dibuka pakaiannya (korban). Baru ketahuan ada luka tusuk, bolong dua. Dan bercak darah di belakangnya lebih banyak, di kasur juga banyak darah," tuturnya.
Komarudin mengatakan sebelum kejadian para pedagang di sekitar lokasi tidak melaporkan adanya bau tidak sedap dari lokasi, ataupun mendengar adanya suara gaduh dari kios korban.
Mereka mengira selama tiga hari sebelum kejadian korban memang memilih tidak berdagang, sehingga tidak curiga bahwa korban sudah meninggal dunia dalam keadaan mengenaskan.
Bahkan seorang pegawai perempuan yang bekerja di toko perabot juga tidak mengetahui Syafrin tewas, baru saat dihubungi pihak kepolisian pegawai tersebut mengetahui kasus.
"Sebelum penemuan itu pedagang di sekitar lokasi keterangannya enggak mencium bau tidak sedap. Jadi baru tahu ada mayat pas pedagang tisu mau mengambil dagangan," lanjut Komarudin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.