Gelar Konfercab ke 7, PCINU Tunisia Punya Nahkoda Baru
Telah terpilih pemimpin baru Idris Ahmad Rifai sebagai Rais Syuriyyah dan Muhammad Yusril Muna sebagai Ketua Tanfidziyyah, untuk PCINU Tunisia 2024-20
TRIBUNJAKARTA.COM - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia telah menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke-7 bertempat di kantor sekretariat.
Kegiatan yang mengusung tema "Visi Misi Keulamaan dan Intelektualisme PCINU Tunisia" ini berlangsung selama 3 hari, Kamis 18 Juli sampai Sabtu 20 Juli 2024.
Visi Misi ini sebagai pijakan berorganisasi yang berisikan tentang landasan filosofis, nilai-nilai, visi misi dan program PCINU Tunisia yang mendorong kader NU untuk memiliki prinsip dan karakter pribadi yang khas dalam berfikir dan bertindak.
"PCINU Tunisia adalah satu-satunya yang memiliki konsep besar dalam berorganisasi, dan ini akan menginspirasi PCINU-PCINU yang lainnya." Ujar Gus Mis, Mustasyar PCINU Tunisia.
Dalam kegiatan ini telah telah terpilih pemimpin baru Idris Ahmad Rifai sebagai Rais Syuriyyah dan Muhammad Yusril Muna sebagai Ketua Tanfidziyyah, untuk menahkodai PCINU Tunisia periode 2024-2026.
Rais Syuriyyah terpilih, Idris menyampaikan bahwa PCINU Tunisia pada periode sekarang dan seterusnya harus sejalan dengan visi misi keulamaan dan intelektualisme yang telah dirumuskan.
Jika ditarik ke belakang, pasca runtuhnya Dinasti Utsmaniyyah, Nahdlatul Ulama berdiri pada tahun 1926 M di atas visi peradaban. NU menghadirkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan yang berorientasi pada kebangkitan para ulama dan intelektual.

Menurutnya, kader NU sekarang harus mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang. Maka dari itu, perlu adanya pemahaman integrasi dan interkoneksi ilmu klasik dan ilmu modern.
Untuk menanggapi fenomena yang terjadi sekarang, lanjut Idris, kader NU harus mampu menghadirkan agama Islam yang membumi dan mampu menjawab tantangan zaman.
"Era 5.0, seorang ulama harus dituntut untuk memiliki cara pandang yang multi perspektif. Islam sebagai agama dan ilmu harus mampu berintegrasi dan berinterkoneksi dengan disiplin lainnya." Tegas Idris Ahmad Rifai, Rais Syuriyyah PCINU Tunisia terpilih.
"Gagasan-gagasan progresif sangat diperlukan di era sekarang. Maka, kader NU sebisa mungkin meyakini bahwa, ajaran Islam tidak lagi dipahami berdiri di atas langit, akan tetapi harus membumi dan mampu menjawab permasalahan zaman" ujar Idris.
Dengan adanya landasan organisasi tersebut, kata Idris, Nahdliyyin dan Nahdliyyat Tunisia, kedepannya dapat mengintegrasikan dan menginterkoneksikan antara ilmu klasik dan ilmu pengetahuan modern. Serta menghasilkan gagasan yang solutif bagi kemashlahatan umat.
"sakralitas Islam tak hanya berdiri tegak di atas langit ke tujuh, melainkan ia mampu membumi agar kehadirannya dapat benar-benar dirasakan sebagai agama yang rahmah, kontekstual dan relevan untuk berbagai kondisi dan tantangan zaman." Tegas Idris.
Ketua Tanfidziyyah terpilih, Muhammad Yusril Muna menuturkan bahwa kepengurusan pada periode selanjutnya akan berusaha menerapkan kepemimpinan kolektif, yaitu seluruh elemen warga Nahdliyyin dapat terlibat saling bergotong-royong dan bahu membahu demi tercapainya tujuan dan kemaslahatan bersama.
Ia juga berkomitmen untuk menghadirkan kegiatan-kegiatan serta diskusi ilmiah yang mendorong para kader untuk memilih jalan ulama atau intelektual.