Sosok SUPAHAM, Eks Persija yang Bikin Pemuda di Gresik Patah Kaki Saat Tarkam, Pernah Jadi Satpam

TRIBUNJAKARTA.COM - Geger seorang mantan pemain Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta bernama Supaham dikabarkan melakukan tindakan kasar hingga mencederai pemain muda sampai patah kaki.

Sosok pemain muda itu adalah Ilham Ramadhani (20).

Kejadian patah kaki yang dialami Ilham Ramadhani terjadi di turnamen antar kampung (tarkam) yang diikuti keduanya di lapangan Sumput, Kecamatan Driyorejo, Gresik, Jawa Timur.

Kejadian tak diinginkan patah tulang itu terjadi saat pertandingan tarkam yang mempertemukan Persido Sidowungu melawan BMW Waru Gunung.

Dalam laporan TribunJatim, kejadian itu bermula saat pemain belakang Persido Sidowungu, Ilham Ramadhani hendak membuang bola.

Kemudian datang pemain BMW Waru Gunung berposisi penyerang Supaham memasang atau mengganjal kaki Ilham Ramadhani.

Hal itu membuat Ilham Ramadhani mengalami patah tulang kaki kanan.

Setelah itu, para pemain dari kedua tim di lapangan tampak terlihat cekcok.

Lalu, disusul suporter Persido Sidowungu masuk ke dalam lapangan karena melihat Ilham mengalami patah kaki kanan.

Kericuhan antara pemain dan suporter tak terhidnarkan.

Bahkan, detik-detik video kericuhan di pertandingan tarkam itu viral di media sosial.

Kini, pemain yang masih berusia 20 tahun itu masih terbaring di atas rumah sakit di wilayah Gresik.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, dua tulang di kaki kanan Ilham mengalami patah.

Ilham akan naik ke meja operasi pekan depan.

Lantas, siapakah sosok Supaham yang membuat Ilham Ramadhani mengalami patah kaki?

Sosok Supaham, Eks Pemain Persija dan Persebaya

Supaham merupakan pemain senior yang sudah malang-melintang berlaga di kompetisi sepak bola profesional Indonesia.

Ia biasa diandalkan bermain di posisi penyerang.

Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan Youtube Pinggir Lapangan, Supaham blak-blakan menceritakan awal mula perjalanan karier sepakbolanya.

Perjalanan karier Supaham dimulai dengan bergabung di SSB Dolog Surabaya.

Bakatnya mulai terasah dan kemudian pindah ke PSAD.

Selanjutnya bakatnya mulai tercium dan pindah lagi ke Suryanaga yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya.

Karier sepak bola pria kelahiran Surabaya 13 Februari 1979 ini semakin matang.

Saat usianya masih 19 tahun, Supaham bermain gemilang di kompetisi internal Persebaya.

Hingga akhirnya Supaham langsung ditarik ke tim senior Persebaya Surabaya pada tahun 1997.

Supaham bersama Bajul Ijo berhasil menembus final Liga Indonesia musim 1998/1999.

Namun Supaham minim mendapatkan menit bermain karena harus bersaing dengan sederet nama besar seperti Musa Kallon, Reinald Pietersz, Gatot Indra dan Yusuf Ekodono di lini depan.

Tercatat Supaham hanya delapan kali tampil dengan koleksi satu gol.

"Saya hanya sesekali tampil. Itu pun sebagai pemain pengganti," kata Supaham dikutip dari tayangan Youtube Pinggir Lapangan.

"Bagi saya tak masalah, karena status saya masih pemain muda kala itu," ujarnya.

Kurangnya menit bermain membuatnya harus pindah ke tim lain.

Setelah dari Persebaya, Supaham mengembara memperkuat klub di Pulau Jawa dan Bali.

Tercatat ia memperkuat Persekaba Badung (2000-2001), Persedikab Kediri (2001-2002), Persela Lamongan (2002-2003) dan Deltras Sidoarjo (2003-2004).

Supaham sempat kembali ke Persekaba sebelum menerima tawaran Persekabpas Pasuruan pada 2005.

Puncak kejayaan kariernya terjadi di tahun 2006 saat memperkuat Persekabpas Pasuruan.

Di tim tersebut, Supaham berhasil mengantarkan Persekabpas Pasuruan menembus semifinal tahun 2006.

Bahkan, catatan penampilan Supaham di Persekabpas cukup apik.

Ia banyak diandalkan bermain dengan menorehkan penampilan sebanyak 22 kali dengan koleksi 8 gol.

Berkat catatan tersebut membuatnya ditaksir Persija Jakarta.

Di tahun 2006, Persija Jakarta yang saat itu dinahkodai Rahmad Darmawan tertarik merekrutnya.

Justru pada momen itu juga yang membuat kariernya kembali meredup.

Di Persija Jakarta, Supaham lebih banyak menghangatkan bangcu cadangan.

Ia tak banyak menit bermain dan kalah saing dari penyerang lain di posisi itu.

Supaham hanya tampil pada sembilan partai Persija Jakarta dalam semusim tanpa mencetak gol.

Dari Persija, ia diajak Benny Dolo untuk bergabung di Persita Tangerang.

Setelah memperkuat Persita, Supaham ke Persipro Probolinggo dan kemudian mengakhiri kariernya sebagai pemain saat berkostum Persida Sidoarjo pada 2014.

Setelah gantung sepatu dari sepak bola profesional, kehidupannya terkatung-katung.

Supaham tidak melanjutkan karier sebagai pelatih setelah pensiun dari kompetisi profesional.

Sisa-sisa tenaganya dimanfaatkan untuk bermain di tim BNI Surabaya.

Setelah memperkuat tim lokal itu, jalan untuk mendapatkan pekerjaan terbuka lebar.

Ia akhirnya diberikan pekerjaan menjadi karyawan kontrak untuk menjadi sekuriti atau satpam di BNI Surabaya.

"Saya menjadi security (Satpam) di BNI sampai saat sekarang," ungkap Supaham.

Saat ada waktu senggang, Supaham tetap bermain sepak bola bersama sesama karyawan BNI atau mantan pemain.

"Saya tidak bisa melupakan sepak bola. Lumayan, dengan bermain sepak bola bagus juga buat menjaga kebugaran."

Profil Supaham

Nama lengkap: Supaham

Tanggal lahir: 17 Februari 1979 (umur 45)

Tempat lahir: Kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

Tinggi: 1,72 cm

Posisi bermain: Penyerang

Klub yang pernah dibela:

- 1999—2000: Persebaya Surabaya

- 2000—2001: Persekaba Badung

- 2001—2002: Persedikab Kediri

- 2002—2003: Persela Lamongan

- 2003—2004: Delta Putra Sidoarjo

- 2004—2005: Persekaba Badung

- 2005—2006: Persekabpas Pasuruan

- 2006: Persija Jakarta

-2007: Persita Tangerang

-2014: Persida Sidoarjo

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya