Pilkada DKI 2024
2 Survei Jadi Bukti Anies Baswedan Vs Ahok di Pilkada Jakarta, Kans Tarung Ulang 2 Eks Gubernur DKI?
Dua hasil survei menjadi bukti pertarungan Anies Baswedan Vs Ahok di Pilkada Jakarta 2024. Bagaimana kans tarung ulang dua eks Gubernur DKI?
"Yang kedua, apakah Ibu Megawati mau mendorong Pak Ahok? Akan ada implikasi yang lain, saya tidak ingin mendorong politik identitas. Tapi, akan muncul politik sara, politik identitas saat Ahok muncul," jelas dia.
Dalam kesempatan itu, Ujang turut mengungkit status Ahok sebagai mantan narapidana. Adapun Ahok sempat mendekam di tahanan terkait kasus penistaan agama.
Ia mendekam di Mako Brimob sejak 9 Mei 2017 hingga 24 Januari 2019. Jejak kelam tersebut, kata dia, bisa menjadi catatan negatif bagi Ahok.
"Yang ketiga, saya tidak mau memberikan penilaian negatif tapi kita harus objektif bahwa Pak Ahok pernah dipidana karena kasus penistaan agama. Ini akan menjadi catatan, hal negatif yang dimiliki Pak Ahok."
Apabila ingin mencalonkan Ahok, ujar Ujang, PDIP harus membersihkan catatan kelam eks Komisaris PT Pertamina itu.
"Jadi kalau mau didorong PDIP harus dibersihkan, harus di tipe x agar tidak ada jejak itu. Karena selama jejak itu ada, akan menjadi sesuatu negatif bagi Pak Ahok," kata dia.
Sedangkan, pengamat politik Ray Rangkuti membaca peluang Anies Baswedan melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta.
Namun, hal itu bisa saja tidak terjadi bila koalisi PDI Perjuangan dan Partai Gerindra terwujud.
"Yang sudah pasti sekarang itu Anies, pertanyaannya sekarang apakah dibiarkan sendiri (Anies) melawan kotak kosong, saya kira tidak," kata Ray, Minggu (21/7/2024).
Ray mengungkapkan PDI Perjuangan menjadi kunci di Pilkada Jakarta 2024. Apakah, PDIP akan memunculkan calon selain Anies Baswedan.
"Kalau mau siapa? Yang paling terbuka itu adalah Ahok. Karena Ahok yang paling tinggi elektabilitasnya di lingkaran PDIP," kata Ray.
"Pertanyaannya apakah ada partai lainnya yang akan mendukung. Saya kira Gerindra masih mungkin merapat ke PDIP," lanjutnya.
Menurutnya jika itu terwujud bakal menguntungkan Gerindra, karena berpotensi mengusung kader sendiri menjadi calon wakil gubernur.
"Maka dengan situasi seperti sekarang, saya melihatnya tidak tertutup kemungkinan akan terjadi koalisi PDIP dengan Gerindra di Pilkada Jakarta," kata Ray.
Nantinya kata Ray, calon gubernur adalah Ahok dan wakilnya dari Gerindra.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.