Pilkada DKI 2024
Menebak Arah Dukungan Anies di Pilkada Jakarta, Kans Besar Pramono, Peluang Ridwan Kamil Tertutup?
Arah dukungan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 masih menjadi misteri. Kans besar Pramono Anung-Rano Karno. Peluang Ridwan Kamil tertutup?
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Arah dukungan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024 masih menjadi misteri.
Hingga kini, Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut belum menyebutkan nama pasangan calon yang akan didukungnya.
Meskipun, Anies Baswedan sempat bertemu dengan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
Anies hanya mengatakan singkat ketika ditanya apakah akan melakukan pertemuan dengan Pramono Anung.
"Belum tahu nanti kita lihat," kata Anies dikutip TribunJakarta.com dari Youtube Kompas.TV, Rabu (9/11/2024).
Anies juga tidak menjawab pasangan calon yang akan didukungnya.
Ia beralasan saat ini KPU DKI Jakarta belum menetapkan calon yang akan berkontestasi di Pilkada Jakarta.
"Ditetapkan calon saja belum sekarang masih pendaftaran," katanya.
Arah Dukungan Anies Baswedan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro melihat kans Pramono Anung-Rano Karno lebih besar didukung Anies Baswedan.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan Anies mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Tetapi Agung melihat ada kompensasi yang diberikan kepada Anies untuk mendukung RK-Suswono.
Bukan tanpa alasan, Agung melihat peluang Pramono Anung-Rano Karno lebih besar didukung Anies. Terlebih bila Anies tidak ingin bergabung dengan KIM Plus.
Selain itu, besar kemungkinan Anies merapat ke PDI Perjuangan bila partai berlambang banteng itu konsisten di jalur oposisi.

"Kalau PDI Perjuangan masih konsisten, tetap istiqomah dalam barisan di luar pemerintahan dan narasi novum gagasan programnya jelas, saya kira ada arahan Anies ke PDI-P untuk meng-endorse Pram-Rano ya," kata Agung dikutip dari Kompas.com, Rabu (11/9/2024).
Mengenai peluang Ridwan Kamil-Suswono didukung Anies Baswedan, Agung melihat hal itu baru bisa terjadi ketika ada suatu 'kompensasi' atau 'pertukaran' antara Anies dengan KIM Plus.
"Tapi tidak menutup kemungkinan Anies meng-endorse RK-Suswono ketika ada 'kompensasi' atau 'pertukaran resources' terjadi di antara keduanya," ungkap Agung.
Namun, jika Anies benar memberikan dukungan kepada salah satu pasangan, Agung menilai itu akan lebih condong pada paslon Pramono-Rano.
Dengan catatan PDIP masih tetap dalam rencananya untuk menjadi oposisi pemerintah.
"Jadi kalau ditanya berapa endorse JK ke Pram sama RK, 60:40 lah. Ada tendensi lebih besar sedikit ke Pram, dengan catatan PDI-P masih dalam rencananya sebagai oposisi pemerintah," imbuhnya.
Sedangkan, Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menilai, suara ‘Anak Abah’ ini bisa menjadi penentuan para paslon cagub-cawagub di Pilkada 2024.
Apalagi, Anies dikenal punya basis pendukung yang besar di Jakarta.
Namun menurutnya bukan perkara mudah bagi tiga paslon yang akan bersaing di Pilkada Jakarta 2024 untuk mendapatkan suara dari para pendukung Anies.
“Pendukung Anies yang militan tampaknya akan memilih golput. Karena bagi mereka Anies harga mati, tidak ada sosok yang layak dipilih selain Anies,” ucapnya, Senin (2/9/2024).
Jamiluddin menambahkan, secara psikologis para loyalis dan simpatisan Anies tak akan memilih pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Pasalnya, duet ini disokong PKS, PKB, dan NasDem yang sebelumnya telah mencampakkan Anies sehingga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu tak bisa maju di Pilkada Jakarta 2024.
Kondisi ini yang disebut Jamiluddin tengah dimanfaatkan oleh pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang coba mengajak Anies masuk ke dalam tim suksesnya.
Dengan merangkul Anies, Pram-Rano Karno berharap bisa mendapat suara dari ‘Anak Abah’.
Meski demikian sampai saat ini, Anies belum menyatakan keberpihakannya kepada paslon manapun.
Ini yang disebut Jamiluddin bakal menambah menarik persaingan di Pilkada Jakarta 2024.
“Sebab jumlah pendukung Anies yang militan itu sangat besar di Jakarta. Karena itu, bila mereka golput, itu sama artinya sudah memboikot Pilkada Jakarta,” ujarnya.
Di sisi lain, Jamiluddin tak menampik ada kelompok pendukung Anies yang tidak militan.
Mereka disebut Jamiluddin cenderung lebih pragmatis dan dapat dibeli suaranya.
“Karena itu, peluang politik uang akan marak di Jakarta. Hanya saja, pendukung non-militan Anies jumlahnya tidak banyak. Karena itu, simbangsih suara mereka tidak akan signifikan,” kata dia.
Ridwan Kamil-Suswono Dekati Anies Baswedan
Ridwan Kamil-Suswono mulai menjajaki komunikasi dengan Anies Baswedan.
Komunikasi dibangun demi menggaet dukungan dari simpatisan maupun pendukung eks Gubernur DKI Jakarta itu.
“Pendekatan dengan pak Anies sedang dilakukan. Jadi memang memerlukan waktu dan kami harapkan bisa lebih masif,” ucap Juru Bicara Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Mulya Amri dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).
Ia menambahkan RIDO kini juga tengah membuka komunikasi dengan simpul-simpul relawan Anies Baswedan.
Mulya Amri pun memastikan, pasangan Ridwan Kamil-Suswono siap mendengarkan aspirasi yang akan disampaikan Anies dan para pendukungnya.
“Kami dari pihak RIDO juga sedang mengontak yang sebelumnya mendukung pak Anies untuk berdiskusi bagaimana kami menjadikan Jakarta lebih bagus lagi, dan meneruskan gagasan-gagasan pak Anies,” ujarnya.
Taktik Pramono-Rano Karno
Sementara kubu Pramono Anung-Rano Karno menegaskan tidak akan sekadar memanfaatkan kedekatan pihaknya dengan Anies Baswedan untuk menggaet suara pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Metode itu, kata dia, sudah primitif dan merendahkan.
"Ya itu tadi, yang kita gaet bukan abahnya (Anies), 'Eh kita deket Abah, lu memilih kita ya', enggak begitu. Karena itu cukup merendahkan menurut saya," kata Chico
Tim pemenangan Pramono-Rano akan menyasar pada permasalahan yang dirasakan masyarakat, termasuk pendukung Anies.
Selain itu, mereka akan mencoba mencari tahu apa yang menjadi fokus permasalahan yang disampaikan para pendukung Anies.
"Tapi kita akan lebih, mungkin, menjalin komunikasi dengan mereka. Bertanya apa sih yang menjadi concern mereka selama ini, dan apa mungkin yang telah diberikan solusi oleh Pak Anies, misalnya. Iya kan?" tambah Chico.
Chico menyebut warga Jakarta sudah cerdas dan melek politik. Dengan demikian, tak elok jika mengandalkan popularitas orang lain untuk menggaet suara pada Pilkada Jakarta. (TribunJakarta.com/Kompas.com/Tribunnews.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.