Pilkada DKI 2024

Eks Tim Mawar Kopassus Khawatirkan Isu SARA di Pilkada Jakarta 2024

Eks anggota Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Fauka Noor Farid mengatakan isu SARA patutnya tidak dilontarkan di Pilkada Jakarta

Penulis: Bima Putra | Editor: Jaisy Rahman Tohir
TribunJakarta
Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII), Fauka Noor Farid saat memberi keterangan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (21/1/2024). TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta 2024 diminta tidak mengumbar isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) saat berkampanye.

Eks anggota Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Fauka Noor Farid mengatakan isu SARA patutnya tidak dilontarkan karena berisiko memecah persatuan.

"Jangan ada calon menggunakan isu SARA untuk kepentingan pribadinya, dan menjatuhkan calon lain agar dapat terpilih," kata Fauka saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Kamis (12/9/2024).

Dia mengaku cemas dengan dampak perpecahan di masyarakat bila ada kandidat di Pilkada Jakarta 2024 yang terus melontarkan isu SARA kepada masyarakat.

Pasalnya tidak hanya berdampak menjatuhkan citra kandidat lain di Pilkada Jakarta 2024, isu SARA yang dilontarkan juga berisiko memicu perang suku di tengah masyarakat.

"Kita tahu bila Jakarta ini heterogen, terdiri dari lebih dari satu suku, agama, dan budaya. Jangan karena nafsu kekuasaan seseorang, masyarakat yang menjadi korban," ujarnya.

Fauka menuturkan dalam Pilkada setiap Paslon patutnya beradu gagasan, visi, dan misi bagaimana menata Jakarta menjadi lebih baik, bukan mengadu domba warga untuk membenci sosok tertentu.

Dia mencontohkan selama ini Jakarta dipimpin sosok yang memiliki beragam latar belakang suku, agama, dan budaya, tapi masing-masing dari mereka mampu membuktikan kinerjanya.

Setelah tidak lagi berstatus Ibu Kota Negara, Jakarta pun digagas sebagai kota global atau pusat perekonomian Indonesia tanpa memandang suku, agama, dan budaya dari warganya.

"Mantan Gubernur Jakarta pak Joko Widodo, pak Basuki Tjahaja Purnama, pak Anies Baswedan semua memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan ini yang harus diperbaiki," tuturnya.

Menurut Fauka yang kini menjabat Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII), identitas budaya suatu wilayah memang perlu dijaga agar tak tergerus.

Namun menjaga identitas budaya dalam satu wilayah bukan berarti dilakukan dengan mengesampingkan hal lain, sehingga perlu pemimpin yang dapat menjamin seluruh warga.

"Bukan cuman di Jakarta saja, tapi dalam Pilkada serentak 2024 ini tidak boleh ada isu SARA. Ingat semboyan bangsa kita, Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu," lanjut Fauka.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved