Pilkada DKI 2024
Rating Tinggi, Langkah Anies Jadi Simbol Perlawanan Dibocorkan Tom Lembong, Bukan Bentuk Parpol
Langkah politik Anies Baswedan setelah gagal berlayar di Pilkada Jakarta 2024 dibocorkan sahabatnya Tom Lembong. Bukan bentuk parpol. Lalu?
TRIBUNJAKARTA.COM - Langkah politik Anies Baswedan setelah gagal berlayar di Pilkada Jakarta 2024 dibocorkan sahabatnya Tom Lembong.
Mantan Co-Captain tim pemenangan AMIN di Pilpres 2024 itu mengungkapkan Anies Baswedan kini menjadi simbol perlawanan.
Pria bernama Thomas Trikasih Lembong sempat memberi kode melalui instagramnya mengenai langkah Anies Baswedan apakah akan mendirikan partai politik baru atau ormas atau memimpin sebuah gerakan.
Kini Tom Lembong akhirnya mengungkapkan saat ini sedang berdiskusi di tim internal Anies Baswedan mengenai pembentukan wadah politik mantan Gubenur DKI Jakarta itu.
"Kalau saya pribadi sih memprediksi ya bahwa hampir pasti kita akan membuat semacam ormas rasanya perasaan saya ya karena kok mungkin itu yang paling melayani keinginan masyarakat untuk sementara ini," ujar Tom Lembong dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Podcast Pejuang!, Rabu (18/9/2024).
Tom memiliki alasan di balik prediksinya Anies Baswedan bakal membentuk ormas. Pasalnya, ormas bersifat inklusif sehingga semua golongan bisa bergabung dengan organisasi yang akan dibentuk Anies Baswedan.
Termasuk orang yang tidak suka dengan Anies Baswedan maupun Tom Lembong.
Tom mengakui tidak semua orang suka dengan dirinya. Namun, bila orang tersebut setuju dengan pendapat Tom maka dapat bergabung ke dalam ormas bentukan Anies Baswedan.
"Saya banyak dapat reply atau posting di medsos. Saya tidak memilih Pak Anies tapi saya suka Pak Tom ya kan saya setuju dengan Pak Tom lah atau bahkan ada yang bilang saya sebenarnya tidak suka Pak Tom tapi saya setuju dengan (pendapat) Pak Tom," kata Mantan Menteri Perdagangan itu.
Selain itu, Tom juga menyebutkan Ormas tidak emosional karena berorientasi gagasan.
"Jadi tidak baperan. Ada gerakan untuk memperjuangkan demokrasi kita," katanya.

Menurutnya, anggota ormas bisa saja berbeda ide sehingga bisa beradu gagasan.
Kemudian pandangan yang berseberangan itu dapat dicarikan titik tengah sehingga bisa membangun konsensus. Selain itu, Tom Lembong juga mengungkapkan rating Anies Baswedan kini sedang tinggi dalam berkarir.
Rating tersebut melampaui saat Anies Baswedan maju dalam Pilpres 2024.
"Justru (kini) lebih tinggi karena kan waktu itu belum ada kemuakan masyarakat terhadap sistem. Sekarang yang di luar sistem sekarang praktis tinggal hanya Pak Anies dan saya dan tentunya kosistem kita," katanya.
"Pak Anies sudah menjadi simbol perlawanan terhadap sistem yang tidak baik dan praktik-praktik yang kita semua bisa setuju itu tidak baik," sambung Tom Lembong.
Oleh karena itu, Tom Lembong menilai pembentukan ormas sudah mendesak. Hal itu dilakukan untuk melestarikan semangat perlawanan melalui wadah yang terstruktur.
"Supaya agak agak sistematislah enggak amburadul. Kalau hanya kritik saja saya kira tidak cukup dan lama-lama bikin capek juga ya," imbuhnya.
"Sekali lagi ya Ini sekedar prediksi saya ya belum keputusan dan kita tunggu keputusan Pak Anies dan pengumuman," imbuhnya.
Tom menegaskan dirinya akan mengikuti langkah Anies Baswedan. Ia menyebut dirinya dan Anies Baswedan merupakan satu paket.
"But he is the boss ya kan harus jelas tapi prediski saya sih mungkin ormas yang kita bangun nanti yaitu seperti semacam gerakan untuk membawa aksi-aksi konkret di lapangan yang akan memberikan manfaat nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat di bawah," katanya.
Respon Jubir
Sebelumnya, Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, mengatakan Anies kini sedang mengkaji opsi membentuk partai politik atau organisasi masyarakat.
“Tentunya ini sudah disampaikan Mas Anies bahwa saat ini tahapannya sedang dalam tim kajian,” ucap Sahrin Hamid dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Selasa (10/9/2024).
“Tentunya ini sudah disampaikan Mas Anies bahwa saat ini tahapannya sedang dalam tim kajian,” ucap Sahrin Hamid.
Sahrin membantah niat Anies Baswedan membentuk partai politik karena gagalnya mendapatkan tiket di Pilkada Serentak 2024.
“Tidak karena gagal, kita tahu Anies, 2017 mengikuti kontestasi politik, 2024 juga mengikuti kontestasi pilpres dan yang diusung oleh Mas Anies adalah gagasan-gagasan ada track record. Nah ini semua kan bukan instrumen politik," ungkap Sahrin.
Sahrin lalu menyampaikan fungsi partai politik yakni pertama menjadi bagian dari edukasi politik, instrumen untuk edukasi rakyat.
Kedua adalah menjadi agregasi, artikulasi dan alat perjuangan aspirasi rakyat.
Ketiga adalah menjadi instrumen untuk distribusi kepemimpinan publik atau kepemimpin politik.
"Ini semua kan terinstitusionalisasi dalam partai politik,” kata Sahrin.
Atas dasar itu, kata Sahrin, Anies menilai partai politik menjadi hal penting yang patut dipertimbangkan.
“Sebelum dipilih oleh rakyat atau warga ada saringan threshold yang harus dilewati yaitu partai politik, sehingga partai politik ini memang penting, oleh karenanya bagi Mas Anies ini patut dipertimbangkan,” ujar Sahrin.
“Apakah nantinya ini menjadi institusi partai politik sebagai instrumen untuk memperjuangkan gagasan-gagasan politik Anies ataukah misalnya cukup dengan ormas untuk menghimpun kesamaan cita-cita perjuangan,” tambah Sahrin.
Respon Anies
Sedangkan, Anies Baswedan akhirnya merespon niatnya mendirikan partai politik. Anies tak ingin buru-buru merealisasikan rencananya membentuk partai politik tersebut.
Kini, Anies masih dalam proses untuk mengkaji lebih lanjut pendirian partainya nanti.
"Itu semua sedang dalam proses kajian nanti kita lihat," kata Anies, Senin (9/9/2024).
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.