Cerita Kriminal

4 Fakta Pengurus Panti Asuhan di Tangerang Lecehkan 18 Anak Asuh: Korban Balita Hingga Rayuan Pelaku

Aksi bejat pengurus panti asuhan terhadap anak asuhnya di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang akhirnya terbongkar. Ada korban balita dan rayuan pelaku.

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Aksi bejat pengurus panti asuhan terhadap anak asuhnya di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang akhirnya terbongkar.

Korban pelecehan pengurus panti asuhan mencapai 18 orang. Bahkan, ada balita yang menjadi korban pelecehan seksual.

Sedangkan pelaku berjumlah tiga orang. Dua tersangka yakni pemilik yayasan berisial S dan pengurus berinisial Yu sudah ditangkap polisi.

Sedangkan, satu pengurus yakni Ya masih diburu polisi.

TribunJakarta.com telah merangkum sejumlah fakta terkait kasus pelecehan pengurus panti asuhan di Kota Tangerang.

1. Ada Korban Balita

Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota, AKP Rumiyati mengatakan, jumlah korban pelecehan seksual tersebut, tekonfirmasi berjumlah 18 orang.

Dari 18 orang korban pelecehan seksual tersebut lanjut Rumiyati, dua di antaranya masih balita.

"Yang terindikasi 18. Yang 12 di sini (Dinsos Kota Tangerang). Kemudian 2 balita di Ponpes dan 4 korban di rumah relawan,” kata dia kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).

2.  Polisi Tangkap 2 Orang

Polres Metro Tangerang Kota, telah mengamankan dua tersangka kasus pelecehan seksual terhadap belasan bocah laki-laki di panti asuhan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

"Kami telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap 2 orang Tersangka, sementara 1 orang Tersangka lainnya masih dalam proses pengejaran," kata Kasie Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Aryono.

Aryono juga meminta kepada masyarakat, apabila mengetahui informasi terkait keberadaan Yandi, untuk segera melaporkan kepada pihak kepolisian.

KLIK SELENGKAPNYA: Lima Kasus Melibatkan Mahasiswa UI yang Viral di Media Sosial. Mulai Dari Dibunuh Kakak Senior hingga Mahasiswi Kedokteran Hilang di PIK.
KLIK SELENGKAPNYA: Lima Kasus Melibatkan Mahasiswa UI yang Viral di Media Sosial. Mulai Dari Dibunuh Kakak Senior hingga Mahasiswi Kedokteran Hilang di PIK.

"Apabila ada informasi terkait keberadaan 1 tersangka lainnya, dapat segera menghubungi kami," ujarnya. 

Aryono menuturkan bahwa kasus pelecehan tersebut telah ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota

"Dapat kami jelaskan bahwa saat ini perkara tersebut telah ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Metro Tangerang Kota," kata dia.

3. Laporan Orangtua Korban

Orangtua korban berinisial DD, mengungkapkan awal mula terbongkarnya pelecehan seksual di panti asuhan tersebut.

Awalnya, salah satu relawan pengasuh berinisial F, menjadi korban pelecehan pengasuh lainnya.

Merasa ada yang janggal, F pun mencoba menelusuri dugaan pelecehan itu, terhadap sejumlah anak asuh di panti asuhan yatim piatu tersebut.

Dan benar saja, sejumlah anak asuh yang masih berusia 8 hingga 12 tahun tersebut baru berani untuk buka suara, jika mereka kerap dilecehkan tiga pengasuhnya.

"Awal mula terungkapnya adalah salah satu volunteer, tenaga pengajar di sana perempuan. Untuk ngajar bahasa Arab, namanya F," kata DD kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).

"F ini yang membongkar juga, yang speak up, yang ngaduin. Karena dia pun dilecehin oleh pimpinan ini dengan cara dijodoh-jodohin sama pengurus. Pengurus panti di sebuah villa di puncak," sambungnya.

DD menjelaskan, peristiwa pelecehan yang dialami F itu terjadi ketika para pengajar beserta anak asuh berlibur ke Villa di Puncak, Bogor, pada Mei 2024.

Kala itu, F dipaksa untuk melakukan adegan tidak senonoh, dengan salah satu pengasuh.

"Si volunteer ini disuruh adegan tak senonoh. Anggaplah ciuman, pelukan, ngapain di sebuah kamar. Dikunci, dan si pimpinannya memvideokan, memfotokan," paparnya.

Dari situ barulah terungkap, jika terdapat belasan bocah laki-laki di panti asuhan itu dilecehkan tiga orang pengasuhnya.

Kasus ini pun telah dilaporkan oleh DD dan sejumlah orangtua korban ke Polres Metro Tangerang Kota, pada Juli 2024 lalu.

Polisi juga telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, yakni S, Yu dan Ya.

"Kami sudah melaporkan itu ke Polres Metro Tangerang Kota sejak Juli," ungkap DD.

4. Modus Pelaku

Orangtua korban, DD mengungkap modus operandi yang digunakan para tersangka, dalam melakukan pelecehan seksual terhadap para korbannya.

DD menjelaskan, para korban diiming-imingi makanan, game, hingga berlibur ke destinasi wisata oleh para tersangka.

"Karena ini tersusun rapi, dengan manis, diiming-imingin uang, diiming-imingin makanan enak, diiming-imingin game, dan diiming-imingin 'sini sama ayah, pijit' apalah gitu. Gila gitu," ujarnya kepada awak media, Jumat (4/10/2024).

Setelah korban menerima iming-iming tersebut, barulah para tersangka melancarkan aksinya dengan cara meraba-raba tubuh korban, dengan dalih ingin memijitnya.

"Ya misalnya korban dibaluri body lotion, awalnya dipijit-pijit, tapi lama kelamaan naik ke paha terus ke kemaluan korban," ucap DD.

Tak hanya itu, DD juga mengatakan para tersangka tak segan-segan memaksa korban, untuk melakukan seks oral. (TribunTangerang)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved