Viral di Media Sosial
Nangis Banget, Kakek Penjual Sapu Lidi Cuma Bawa Bekal Nasi Cabai, Hasil Jualan Tak Cukup Beli Lauk
Momen kakek penjual sapu lidi cuma bawa bekal makanan berisi nasi dengan dua cabai rawit viral. Cuma bawa uang segini jika laku.
TRIBUNJAKARTA.COM - Momen kakek penjual sapu lidi cuma bawa bekal makanan berisi nasi dengan dua cabai rawit viral di media sosial.
Video yang viral memperlihatkan kakek tersebut sedang duduk di depan rumah warga.
Belum diketahui lokasi sang kakek berjualan sapu lidi itu. Kakek bernama Kaswin (73) itu sedang membuka bekal makanannya.
Ia tampak mengenakan kaos lusuh berwarna biru serta celana panjang tambalan.
Sepeda usang untuk berjualan sapu lidi diparkir di pinggir jalan.
Video itu dibagikan oleh akun instagram @sayaphati pada 24 September 2024.
Perekam lalu mendekati Kakek Kaswin. Setelah didekati, terlihat Kakek Kaswin hanya membawa bekal nasi putih dan dua cabai rawit untuk makan siang.
"Nangis banget kirain kakek makan pakai lauk ternyata makan nasi putih dengan cabai," tulis narasi dalam video tersebut.
Kakek Kaswin itu sehari-hari berjualan sapu lidi berkeliling menggunakan sepeda usangnya.
Perekam terkejut saat kakek Kaswin hanya makan dengan bekal nasi memakai cabai saja.
"Kakek berjualan dari pagi sampai sore kalau laku hanya dapat Rp 10 ribu- Rp20 ribu," tulis video itu.

"Waktu kami larisi dagangan kakek, beliau mencium uang dan bersyukur saya bisa beli lauk lengkap untuk istri di rumah," sambungnya.
Sedangkan caption di instagram tersebut menceritakan kronologi perekam bertemu Kakek Kaswin.
Saat itu, perekam sedang berjalan pulang menuju ke rumah. Secara tidak sengaja perekam melihat kakek yangg sedang duduk dipinggir jalan sambil memakan bekal dari rumah.
"Karena penasaran, saya hampiri beliau untuk mencari tahu informasi tentang kakek," tulisnya.
"Beliau bernama kakek kaswin usia 73 tahun yang berprofesi sebagai penjual sapu lidi. Waktu saya hampiri beliau, betapa terkejutnya ketika melihat bekal yang beliau makan hanya nasi dan cabe saja," sambungnya.
Kakek Kaswin berangkat jualan dari pagi hingga sore hari ditemani sepeda yang sudah asing.
"Kakek kaswin hanya mendapat uang sebesar R.10.000 - Rp 20.000, itupun jika dagangan sapu milik beliau laku semuanya Harga sapu lidi yg beliau tawarkan sebesar Rp 7.000/biji, dan kakek hanya mendapatkan untung Rp 2000/sapu, karena kakek harus menyetorkan uang sebesar Rp 5000/sapu ke pengepul," tulisnya.
"Waktu silaturahmi ke rumah kakek, semakin sedih rasanya ketika melihat kondisi rumah Kakek Kaswin. Dinding rumah yang hanya ditutupi dengan kain, kayu penyangga rumah beliaupun sudah amblas karena gempa," tutup caption instagram.
Lalu siapa sosok dibalik akun instagram @sayaphati?

Dikutip dari Tribunnews.com, sosok dibalik akun instagram @sayaphati bernama Windi.
Pria asal Palembang ini memberi nama tagline kegiatan berbaginya dengan sebutan "Project Bahagia".
Windi menceritakan bagaimana dia mendirikan komunitas berbagi ini, Kamis (19/11/2020).
"Aku udah jalanin project ini udah 4 tahun lalu di komunitas sayap hati ini. Untuk nama projectnya, aku namain baru aja dengan sebutan Project Bahagia," cerita Windi.
Pria ini menceritakan kisah dibalik ia mendirikan Sayap Hati dengan project bahagia.
"Jadi aku punya cerita, awal mulanya sepatuku sobek terus ada ibu-ibu ngasih uang aku Rp 200 ribu untuk beli sepatu baru."
"Cerita ini menyentuh banget di hidupku. Aku ingin semua orang lewat project bahagia ini bisa bikin orang ngerasa masih banyak yang peduli dan berbagi kebahagiaan buat kalian," ucapnya
Ia menceritakan Project Bahagia yang sudah berjalan selama 4 tahun ini telah mencapai sekitar 300 target.
"Sayap Hati ini kayak akun sosial aja, tapi relawan ada si di beberapa kota," ucapnya.
Windi menceritakan lebih detal tentang Sayap Hati.
"Jadi Sayap Hati ini sebuah akun sosial Instagram yang berbagi hal positif, inspirasi untuk menggerakan hati orang untuk melakukan hal baik," ucapnya.
Ia menceritakan Sayap Hati hanya dipegang oleh dirinya sendiri.
"Sayap Hati saya sendiri, tapi untuk relawan yang membantu Sayap Hati dalam menyerahkan bantuan ada. Ada di Makassar, Pontianak, Jakarta Timur," ujarnya.
Windi menceritakan Sayap Hati berawal dari Instagram, sedangkan di TikTok baru saja.
"Awalnya Instagram, kedua, TikTok justru baru, share hal yang berdampak baik, ketiga YouTube," ceritanya.
Selain project berbaginya, Windi juga mengisi kesehariannya dengan memiliki usaha kecil-kecilan. Ia juga menceritakan project yang dilakukannya saat awal pandemi covid-19.
"Dari awal pandemi bulan Maret sampai Juni, ada project bagi-bagi sekitar 700 sembako di berbagai kota, namanya Project Bahagia bagi Indonesia," kisahnya.
Pria kelahiran Desember ini juga menjelaskan project lainnya sebelum pandemi.
"Projectnya bernama Senabung, Sedekah Nasi Bungkus. Jadi itu keliling ke beberapa panti untuk makan bareng sama anak yatim, ini juga dilakuin sama relawan Sayap Hati di berbagai kota kayak Jogja, Surabaya, Palembang," ceritanya.
Windi juga menyampaikan perekrutan relawan Sayap Hati dilakukan secara sukarela. Namun, tetap memperhatikan keseriusan relawan dalam membantu Sayap Hati ini.
Ia menceritakan dirinya memang sejak SMP sudah suka melakukan donasi dan membantu sesama karena panggilan hatinya sendiri.
Menurutnya, kegiatan berbagi ini kalau tidak dari panggilan hati, akan sulit bertahan.
"Karena kalau ngelakuinnya enggak dari hati karena terpaksa gitu, terus numpang tenar dari akun sosial enggak akan bertahan lama," ucap Windi tegas.
Windi menitipkan pesan bagi kaum muda lainnya untuk tetap melakukan hal yang positif.
"Jangan takut berbagi, jangan takut untuk melakukan hal baik, karena percayalah apa yang kamu lakuin setulus hati itu akan menyentuh hati seseorang," ucapnya. (TribunJakarta/Tribunnews)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.