Viral di Media Sosial

Nyawa Martinus Tak Tertolong Saat Padamkan Api di Depok, Srikandi Damkar Ditimpuk Batu di Bogor

Nyawa Martinus tidak tertolong saat memadamkan api di Depok. Tak lama kemudian Srikandi Damkar ditimpuk batu di Bogor.

TRIBUNJAKARTA.COM - Aksi petugas pemadam kebakaran (Damkar) menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Petugas Damkar Kota Depok, Martinus Pandjaitan tewas setelah berjibaku memadamkan kebakaran di rumah pemotongan ayam, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jumat (18/10/2024).

Sementara Srikandi Damkar Kota Bogor bernama Vivi malah dilempari batu saat mengatasi amukan si Jago Merah di Jalan Raya Tajur, Kota Bogor pada Selasa (22/10/2024).

TribunJakarta.com merangkum kedua sosok petugas Damkar tersebut:

Sosok Martinus Pandjaitan

Peristiwa tragis itu berawal saat kebakaran di rumah pemotongan ayam, Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok, Jumat (18/10/2024).

Sebanyak 10 unit mobil damkar beserta 40 personel dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.

Namun, tak lama setelah itu Martinus menginformasikan kepada salah satu anggota regu bahwa ia mengalami sedikit sesak.

Ia pun berjalan menuju ambulans sukarelawan untuk minum teh hangat. Salah satu anggota regu segera menyusul untuk memastikan kondisi Martinus

Pakaian alat pelindung diri (APD) yang dikenakan Martinus pun dilepas dengan maksud untuk memudahkannya bernapas.

Meski Martinus mengatakan kondisinya membaik dan aman, anggota regu tetap berupaya mencari masker Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA) sebagai langkah pertolongan pertama.

Masker SCBA menyediakan udara bersih bagi petugas pemadam kebakaran sehingga mereka dapat bernapas di area yang mengandung asap beracun.

Sayangnya, unit yang memadamkan kebakaran di Pasar Cisalak saat itu tidak ada yang membawa masker SCBA. 

KLIK SELENGKAPNYA: Pilu Korban Luka Bakar Jualan Tisu Belum Laku Seharian. Akhirnya Bertemu Penolong Saat Anak Minta Uang Ngaji.
KLIK SELENGKAPNYA: Pilu Korban Luka Bakar Jualan Tisu Belum Laku Seharian. Akhirnya Bertemu Penolong Saat Anak Minta Uang Ngaji.

Padahal, masker itu rencananya akan dipasangkan ke Martinus lantaran di ambulans sukarelawan tidak tersedia selang oksigen.

Selanjutnya, Martinnius segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun, di tengah perjalanan, kondisi Martinnius semakin memburuk dan jalan di persimpangan Jalan Juanda mengalami kemacetan parah. Irfan, salah satu anggota regu yang menemani Martinus ke rumah sakit, terpaksa keluar dari mobil untuk membuka jalan bagi ambulans sukarelawan.

Sayangnya, nyawa Martinnius tidak dapat diselamatkan. Korban memiliki nama lengkap Martinus Reza Panjaitan. Ia lahir pada 1993 silam, tutup usia di umur 31 tahun.

Martinus tercatat sebagai anggota regu A Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Cimanggis, Kota Depok.

Dikutip dari damkar.depok.go.id, UPT Damkar Cimanggis memiliki 24 anggota.

Terdiri dari 6 anggota berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Sisanya, 18 anggota merupakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Martinus menjadi anggota Damkar Depok setelah lolos seleksi Rekruitmen Tenaga Non PNS pada Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Tahun Anggaran 2015.

Artinya, korban sudah bekerja sebagai pemadam kebakaran selama 9 tahun.

Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Tessy Haryati membeberkan, perjalan ambulans sempat tersendat karena macet.

"Ternyata sampai di perempatan Jalan Juanda itu kan kondisi macet total,” katanya, dikutip dari TribunDepok.com. 

Kolase Foto Damkar Depok Martinus Pandjaitan, ilustrasi api dan Srikandi Damkar Bogor, Vivi.
Kolase Foto Damkar Depok Martinus Pandjaitan, ilustrasi api dan Srikandi Damkar Bogor, Vivi. (Kolase Foto TribunJakarta)

Tessy melanjutkan, Martinus menghembuskan napas terakhir di tengah perjalanan. Ia tak percaya dengan gugurnya korban saat bertugas.

Menurut Tessy, Martinus sebelum kejadian dalam kondisi sehat.

"Terkait dengan meninggalnya Almarhum Martin, bagian dari keluarga besar kami, terus terang kami kaget dan sangat berduka cita."

"Martin, orang yang kuat dan ini TKP bukan sebesar itu dari kami, karena dia ini sudah makanan biasa buat dia, cuma ketika Tuhan memanggil dia," tandasnya.

Sosok Vivi

Srikandi Damkar Kota Bogor Vivi viral  dilempari batu saat bertugas memadamkan kebakaran di lapak dan bengkel milik warga di Jalan Raya Tajur, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor pada Selasa (22/10/2024).

Dihubungi TribunnewsBogor.com via DM Instagram, Vivi blak-blakan menceritakan kronologi pelemparan batu.

Awalnya, Vivi dan rekannya bernama Yunita dan Nahdi tiba paling awal di TKP kebakaran.

Sesuai prosedur, Vivi dan rekannya langsung melakukan proses pemadaman awal di lokasi kebakaran secara cepat.

Vivi pun memegangi selang air dan mengarahkannya ke titik api.

Namun saat tengah bertaruh nyawa di dekat api yang berkobar, Vivi tiba-tiba merasakan tubuhnya dilempari batu.

Bukan cuma Vivi, ternyata dua rekan lainnya pun ikut dilempari batu dari belakang.

"Kejadian saat tim damkar melakukan proses awal pemadaman di TKP, saat itu tim termasuk saya lagi fokus memadamkan api tanpa kita ketahui tiba-tiba ada yang lempar batu ke arah kita dan mengenai tubuh," ungkap Vivi kepada TribunnewsBogor.com, Kamis (24/10/2024).

Kendati tubuhnya dilempari batu, Vivi dan rekan Damkar Kota Bogor tetap fokus menjalani tugasnya.

Meski begitu, kejadian tak terduga tak berhenti hanya sampai pelemparan batu saja. Vivi bercerita bahwa sempat ada kejadian mengejutkan lainnya saat ia sedang berusaha memadamkan api.

Kala itu sempat ada warga yang berusaha merebut selang air petugas Damkar Kota Bogor.

Di momen tersebut, Vivi dan petugas Damkar lainnya pun sempat terkejut dan bingung. Enggan berpikiran buruk, Vivi menganggap aksi tersebut hanya sebagai bentuk kepanikan warga melihat lapak dan kiosnya terbakar habis.

"Bahkan ada beberapa orang berusaha mengambil selang.. Kita petugas semua tidak jelas niat mereka itu seperti apa bisa begitu, mungkin karena kepanikan mereka melihat kobaran api yang begitu besar," kata Vivi.

Perihal pelemparan batu, Vivi bersyukur karena tidak mengalami luka-luka akibatnya.

Terkait siapa yang melempar batu ke arah petugas Damkar yang bertugas, Vivi mengaku tidak mengetahuinya secara jelas.

"(Yang melempar batu) warga atau bukan kita tidak tahu soalnya tim damkar saat kejadian fokus penanganan kebakaran," imbuh Vivi.

Terlebih saat momen pelemparan batu itu tidak ada video yang merekamnya.

Meski demikian, tim Damkar Kota Bogor mengutuk aksi pelemparan batu terhadap srikandi Damkar tersebut.

Karenanya dalam akun media sosial, tim Damkar Kota Bogor meminta agar pelaku pelemparan batu meminta maaf.

"Untuk pelaku silakan meminta maaf atau sebelum kami dan pihak berwajib menemukannya," tulis akun Damkar Kota Bogor.

"Waktu kejadian pelemparan tidak terekam karena dari pihak damkar tim Dokumentasi datang setelah kejadian pelemparan dan korban cerita setelah api dapat dikendalikan," sambungnya.

Terkait aksi pelemparan batu, Vivi mengaku baru pertama kali mengalaminya selama karir. Untuk diketahui, Vivi telah bertugas menjadi petugas Damkar Kota Bogor selama empat tahun.

Telah banyak pengalaman yang dirasakan Vivi sebagai petugas yang rela mempertaruhkan nyawanya demi memadamkan api. (TribunJakarta/Tribunnewsbogor/Tribunnews.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved