Perantau Asal Sumbar Tewas Penuh Luka di Jakarta Timur, Sang Kakak Kuak Kenjanggalan

Pihak keluarga menduga ada kejanggalan dalam kasus, Rahmat Faisandri (29) pemuda rantau asal Sumatera Barat yang tewas mengenaskan di Jakarta Timur.

Net
Ilustrasi. Pihak keluarga menduga ada kejanggalan dalam kasus, Rahmat Faisandri (29) pemuda rantau asal Sumatera Barat yang tewas mengenaskan di Jakarta Timur. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Pihak keluarga menduga ada kejanggalan dalam kasus, Rahmat Faisandri (29) pemuda rantau asal Sumatera Barat yang tewas mengenaskan di Jakarta Timur.

Kakak korban, Rika (41) mengatakan merasa janggal dengan kematian Rahmat karena sebelum ditemukan dalam keadaan sekujur tubuh terluka korban sempat menghilang tanpa kabar.

Rahmat dilaporkan hilang pada 30 Oktober 2024 ke Polres Metro Jakarta Timur, lalu pada 5 November 2024 pihak keluarga mendapat kabar duka dari Polsek Pasar Rebo bahwa korban sudah meninggal.

Ironinya berdasar informasi diterima pihak keluarga, sebelum dinyatakan meninggal Rahmat sempat dibawa sebagai pasien tanpa identitas dalam keadaan luka berat ke RS Polri Kramat Jati.

"Jadi keterangan pihak rumah sakit ternyata (sebelum meninggal) adik sudah dilakukan operasi karena ada pendarahan di kepala," kata Rika saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Senin (25/11/2024).

Belum diketahui pasti siapa yang membawa Rahmat ke RS Polri Kramat Jati, dan penyebab luka berat di kepala karena hingga kini pihak keluarga korban masih mencari informasi lebih lanjut.

Namun berdasar informasi sementara, Rahmat awalnya diantar ke RS Polri Kramat Jati pada 20 Oktober dalam keadaan luka di sekujur tubuh, kemudian pada 24 Oktober 2024 meninggal.

"Diantar ke rumah sakit 20 Oktober, tanggal 24 meninggal. Ada 29 jahitan di kepalanya, mata lebam, tulang pipi kayak (terkena) benda tumpul, tangannya ada bekas seperti diikat, tangan juga patah," ujarnya.

Rika menuturkan berdasar informasi dari pihak kepolisian, luka-luka pada tubuh adiknya itu akibat pengeroyokan karena sebelumnya Rahmat dituduh mencuri handphone seorang pekerja proyek.

Namun pihak keluarga ragu dengan informasi tersebut karena semasa hidup pemuda yang bekerja sebagai sopir bus antar kota antar provinsi (AKAP) itu dikenal sebagai pribadi baik.

Pihak keluarga juga tak percaya Rahmat mencuri handphone karena saat ditemukan justru diketahui bahwa seluruh barang-barang berharga milik korbanlah yang hilang.

"Motor, handphone, dompet. Dompet itu isinya SIM, STNK motor ada dua. Pokoknya yang ada di badan dia juga enggak ketemu. Makannya enggak wajar (meninggalnya)," tuturnya.

Awak media sudah berupaya mengonfirmasi Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly terkait kasus Rahmat yang sempat dilaporkan hilang lalu ditemukan meninggal.

Namun Nicolas menuturkan harus mengecek informasi lebih lanjut terlebih dahulu untuk memastikan laporan awal terkait hilangnya Rahmat yang dibuat pihak keluarga.

"Saya belum dilaporkan ya, harus dicek dulu," kata Nicolas.

Saat dikonfirmasi hal serupa, Kepala Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahean juga menuturkan akan mengecek kasus terlebih dahulu.

"Saya cek dulu," ujar Armunanto.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved