Viral di Media Sosial

Usai Kasus Yati Pesek dan Sunhaji Viral, Muncul Lagi Video Gus Miftah Diduga Lecehkan Perempuan Muda

Muncul lagi video candaan bernada melecehkan Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa dipanggil Gus Miftah terhadap seorang perempuan muda. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah kasus Sunhaji dan Yati Pesek viral, muncul lagi video candaan bernada melecehkan Miftah Maulana Habiburrahman atau biasa dipanggil Gus Miftah terhadap seorang perempuan muda. 

Candaan melecehkan itu pun kembali viral dan mengundang amarah publik. 

Video itu diunggah oleh akun @fuadbakh23 di Instagram. 

"Apakah candaan semacaam ini yang kita suka di pengajian atau majelis ilmu agama?" tulis akun tersebut. 

Dalam potongan video yang beredar, seorang perempuan muda berhijab awalnya berdiri menghadap panggung tempat Gus Miftah dan Habib Zaidan duduk. 

Lantas perempuan muda itu menirukan cara seorang penyiar membawakan acara.

"Baik pemirsa masih bersama saya," ujar perempuan itu dengan nada bicara seperti penyiar. 

Mendengar itu, Gus Miftah langsung memujinya. 

"Bagus nih bagus," puji Gus Miftah.

Perempuan itu pun bertanya lagi ke Gus Miftah

"Cocok gak bib? (jadi penyiar)," katanya kemudian tertawa. 

Namun, Gus Miftah tiba-tiba mengeluarkan lelucon mesumnya. 

Lelucon ini dianggap melecehkan kaum perempuan. 

"Ntar dulu aku kasih tahu! Suaranya aja enaknya kayak gitu, apalagi desahannya," kata Gus Miftah sembari tertawa. 

Habib Zaidan yang duduk di sebelahnya juga ikut tertawa sembari geleng-geleng kepala. 

Mendengar lelucon Gus Miftah, perempuan muda itu tak tertawa. 

"Saya polos loh gus," kata Gus Miftah

Namun, bukannya minta maaf, Gus Miftah malah tak percaya dengan ucapan perempuan muda itu. 

"Ah, mukamu kayak gitu polos," katanya. 

Gus Miftah justru makin menjadi-jadi. 

"Gak, dia memang polos, cowok itu memang suka dengan cewek yang polos baik polos pikirannya maupun polos busananya," kata Gus Miftah kepada Habib Zaidan yang ikut tertawa. 

Lalu, Gus Miftah bertanya apa kesan perempuan muda itu dengan Habib Zaidan usai bershalawat. 

"Bikin adem, orangnya bikin adem," katanya. 

Lagi-lagi Gus Miftah melemparkan candaan bernada melecehkan. 

"Tak kasih tahu ya, kalau panas minum es, kalau penasaran ya dites," ujar Gus Miftah.

Video itu pun menjadi viral seperti dua video lainnya soal Sunhaji dan Yati Pesek

Video candaan bernada melecehkan Gus Miftah juga memantik amarah publik. 

Sekitar pukul 12.24 WIB pada Selasa (10/12/2024), video tersebut telah disukai sebanyak 10.100 akun, dikomentari 4.058 akun dan dibagikan sebanyak 5.790 kali. 

"Meresahkan sangat, memalukan," tulis @fariznurfalah. 

"gus m35um," tulis @mushlihadi. 

"Layak gak perlu lagi dikasih panggung isi otaknya sama semua," tulis @rizki_suganda. 

"Heran banget kalau masih ada yang hadir di majelis ini," tulis @naylaazzh07. 

Miftah mundur

Setelah kasus penjual es teh viral, Gus Miftah akhirnya menyatakan mundur dari utusan khusus presiden. 

Pengumuman pengunduran diri itu disampaikan Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji miliknya di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat pukul 13.19 WIB.

Miftah membacakan pernyataan tertulis tersebut selama 9 menit, dengan sesekali menampakkan rasa haru dan meneteskan air mata.

Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, dan dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam setelah berdoa, bermuhasabah, dan istikharah. Saya memutuskan mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” ujar Miftah seperti dilansir Kompas.id.

Dia menegaskan, keputusan ini diambil bukan karena ditekan oleh siapa pun atau karena permintaan siapa pun.

Keputusan ini saya ambil karena rasa cinta, hormat, dan tanggung jawab saya yang mendalam kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Lebih jauh, Miftah menuturkan, keputusan ini bukanlah sebuah akhir ataupun langkah mundur, melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi kepada bangsa dan negara dengan cara yang lebih luas dan beragam.

Seorang berjiwa kesatria pernah berkata, kalau jabatan itu hanyalah titipan sementara karena itu adalah suatu sarana untuk berbuat kebaikan,” ucapnya.

Oleh karena itu, Miftah melanjutkan, sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, dirinya merasa pengabdian kepada bangsa dan negara tidak terbatas pada suatu jabatan dan kedudukan semata.

Tetapi mencakup seluruh ruang di mana saya bisa memberikan manfaat,” ucapnya.

Dia mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas amanah dan kepercayaan yang telah diberikan Presiden kepadanya.

Saya seorang anak yang berlatar belakang dari jalanan, yang bergaul dengan dunia marjinal, dunia premanisme dan klub malam, telah diangkat derajat setinggi-tingginya oleh Bapak Presiden adalah anugerah yang luar biasa yang Allah berikan kepada saya melalui perantara Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.

Miftah pun memohon maaf kepada Presiden Prabowo karena belum bisa menjadi sesuai yang diharapkan dari dirinya.

Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden karena saya belajar menjadi seorang kesatria dari Bapak Presiden,” katanya.

Kepada seluruh rakyat Indonesia, Miftah juga mengucapkan terima kasih atas dukungan, doa, dan kepercayaan yang telah diberikan selama dia menjalankan tugas ini.

Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kekurangan, kekhilafan, atau kesalahan yang saya perbuat, baik yang disengaja maupun tidak. Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam karena saya yakin kebenaran hanyalah milik Allah SWT semata,” tuturnya.

Miftah pun berharap Indonesia terus bergerak maju menjadi bangsa dan negara yang bersatu, adil, makmur, dan bermartabat.

Apa pun situasinya, bagaimanapun keadaannya, ke depan saya berkomitmen untuk terus belajar, hadir berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi bagi negeri ini,” ucapnya.

Dalam kapasitasnya sebagai pendakwah, Miftah mengatakan, dirinya akan tetap membawa pesan persatuan, toleransi, dan semangat kebangsaan.

Dia menambahkan akan menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai alasan untuk berpecah belah, justru sebagai energi bagi integrasi nasional yang diberi semangat oleh prinsip Bhineka Tunggal Ika.

Terakhir, Miftah mendoakan agar pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto senantiasa diberi kekuatan, kebijaksanaan, dan keberkahan.

Semoga langkah-langkah beliau dalam memimpin negeri ini selalu dirahmati dan dimudahkan oleh-Nya, membawa Indonesia menjadi bangsa yang adil, makmur, dan penuh keberkahan,” katanya.

Miftah juga menitipkan doa untuk Tanah Air tercinta.

”Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan untuk menjaga persatuan, memperkuat semangat kebangsaan, dan membawa nama Indonesia harum di mata dunia internasional,” tuturnya.

Dalam beberapa hari terakhir, potongan video yang menunjukkan Miftah mengolok-olok dan melontarkan umpatan kasar kepada seorang penjual es teh di sebuah acara pengajian viral di media sosial dan media massa.

Publik luas kemudian mengecam Miftah atas tutur dan sikap tersebut.

Miftah pun telah meminta maaf kepada Sunhaji, penjual es teh tersebut.

Namun, sorotan warganet masih terus mengalir.

Belakangan, muncul video lain yang memperlihatkan Miftah mengolok-olok seorang pelawak perempuan senior dalam sebuah acara kesenian beberapa tahun lalu.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved