Cerita Kriminal

Pasutri Tewas di Cengkareng, Suami Punya Rekam Jejak Kekerasan, Pernah Aniaya Ibunya Sendiri

Sobirin (35), ternyata memiliki rekam jejak kekerasan sebelum akhirnya tewas bersama istrinya, Ida Haryati (41) di rumahnya di kawasan Cengkareng.

KOMPAS.com/RAMA PARAMAHAMSA
Ilustrasi KDRT dan Lokasi rumah HI (41) dan SO (35) di Jalan Masjid Nurul Hidayah, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (12/12/2024) 

TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Sobirin (35), ternyata memiliki rekam jejak kekerasan sebelum akhirnya tewas bersama istrinya, Ida Haryati (41) di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat pada Rabu (11/12/2024). 

Tetangga dekat mereka, Sriyani (59), bercerita selain sang istri sering dijadikan pelampiasan amarahnya, Sobirin pernah melakukan kekerasan fisik terhadap ibunya sendiri. 

"Jangankan istrinya, ibunya pun pernah dipukulinya," ujar Sriyani. 

Sriyani yang menaruh iba sempat menyarankan Ida untuk melaporkan Sobirin ke Ketua RT. 

Namun, Ida enggan melaporkannya karena khawatir Sobirin akan masuk penjara. 

Ida merasa akan repot mengurusi ketiga anaknya lantaran tidak ada yang menafkahi. 

Selain dijadikan sasaran kekerasan fisik suami, Ida juga sempat berkeluh kesah soal kondisi ekonominya. 

Sebab, Sobirin berpenghasilan paspasan karena bekerja serabutan. 

"Bahkan, Ida harus mengamen keliling kampung untuk memberi makan ketiga anaknya," ujar Sriyani. 

Sehari sebelum ditemukan tewas, Sobirin dan Ida sempat terlibat pertikaian hebat.

Sriyani bahkan menjadi saksi bagaimana pasutri yang telah dianugerahi tiga anak itu cekcok mulut. 

Ida memberi tahu suaminya jika ia ingin bercerai. 

Mendengar itu, seketika darah sang suami mendidih. 

Dengan amarah yang meledak-ledak, Sobirin menolak mentah-mentah permintaan Ida. 

"Sampai aku mati, tidak akan pernah aku menceraikan kamu," kata Sriyani menirukan ucapan Sobirin ketika berselisih dengan Ida seperti dikutip Kompas.id.

Bukan hanya membentak sang istri, Sobirin juga menarik tangan Ida dengan keras. 

Meski sempat menolak, Ida tak kuasa menahan tenaga dari Sobirin yang lebih besar. 

Melihat pasutri itu bertengkar, Sriyani tak berani ikut campur. 

Menurutnya, itu adalah masalah rumah tangga mereka.

Ida pun masuk bersama Sobirin ke dalam rumah.

"Itu lah terakhir kalinya saya bertemu Ida," kata Sriyani. 

Kronologi

Pasangan suami istri, Sobirin (35) dan Ida Haryati (41), ditemukan meninggal di rumah mereka, di Jalan Masjid Nurul Hidayah, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (11/11/2024), setelah seorang pedagang bubur bernama Sarah (31) datang untuk mengambil peralatan dagangnya.

Menurut Sarah, ia datang sekitar pukul 06.00 WIB untuk mengambil bangku yang disimpan di rumah korban.

Saat mencari bangku di lantai dua, ia terkejut melihat kakaknya, Sobirin, tergantung di plafon kamarnya.

“Adiknya naik ke atas, pas mau ngambil bangku, nah itu kan ada yang bolong, dilirik, ada yang ngegantung, baru dibuka pintunya,” kata Sarah.

Adik Sobirin juga menemukan Ida Haryati dalam keadaan tidak bernyawa di lantai kamar, tanpa darah di tubuhnya.

Kapolsek Cengkareng Kompol Abdul Jana membenarkan temuan tersebut.

Ia mengatakan, jasad Sobirin ditemukan tergantung di plafon, sementara jasad Ida Haryati terkapar di lantai kamar.

Diduga, hubungan mereka sudah tidak harmonis sejak beberapa waktu lalu.

“Diketahui korban pria ditemukan meninggal dalam posisi tergantung, sementara korban perempuan ditemukan sudah meninggal di lantai dalam kamar,” ujar Abdul Jana.

Abdul juga mengungkapkan bahwa pasangan tersebut sudah tidak tinggal serumah dalam beberapa waktu terakhir.

Sehari sebelum kejadian, Ida Haryati sempat meminta berpisah dengan Sobirin dan berencana menikah dengan pria lain.

Hal itu diduga menjadi salah satu motif kematian mereka.

“Tetangga juga mengatakan keduanya sempat bertengkar di depan rumah sebelum kejadian,” tambah Abdul.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus ini dan memeriksa saksi-saksi serta mencari bukti lebih lanjut untuk memastikan penyebab kematian kedua korban. (Kompas.com/Kompas.id)

Disclaimer

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: 

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved