OTK Teror Warga Kota Bekasi

Pelaku Tak Kunjung Ditangkap, Korban Teror Air Keras di Bekasi Ajukan Perlindungan ke LPSK 

Pelaku tak kunjung ditangkap, korban teror penyiraman air keras ajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). 

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Rr Dewi Kartika H
Istimewa
Korban penyiraman air keras berinisial VU (38) di Perumahan Pejuang Pratama, Medan Satria, Kota Bekasi.  

TRIBUNJAKARTA.COM  - Pelaku tak kunjung ditangkap, korban teror penyiraman air keras berinisial VU (38) di Perumahan Pejuang Pratama, Medan Satria, Kota Bekasi ajukan perlindungan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). 

Adik korban, TA, mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan LPSK terkait permohonan perlindungan pada Kamis (19/12/2024). 

"Sudah melakukan komunikasi dengan LPSK, intinya kami sekeluarga ingin meminta perlindungan karena pelaku belum ditangkap," kata TA. 

TA menambahkan, upaya permintaan perlindungan ini diharapkan menghadirkan rasa aman bagi keluarganya. 

Selama teror berulang, dia dan keluarga hidup dalam ketakutan. Bahkan, ia terpaksa membatasi diri keluar rumah. 

Saking takutnya, setiap ada pergerakan orang di depan rumahnya dia selalu mengecek CCTV. Khawatir ada orang jahat atau teror susulan yang menimpa korban dan keluarga. 

"Karena selama ini bukan hanya abang saya (VU), tapi kami sekeluarga menjadi khawatir, setiap ada orang (mendekat ke rumah) itu langsung saya cek CCTV," ucapnya. 

"Enggak cuma cek CCTV, ada paket dari pos aja saya teriak dari dalam, terus suruh petugasnya lempar aja paketnya," tambah dia. 

Dia berharap, pelaku teror yang mengincar kakaknya dapat segera ditangkap agar kasusnya dapat diproses sampai tuntas. 

"Kami berharap pelakunya dapat ditangkap, agar kami sekeluarga dalat tenang melakukan aktivitas lagi," tandasnya. 


Teror Sudah Terjadi Sejak Juli 2024  

Adik kandung korban, TA, mengatakan, teror yang mengincar kakaknya sudah terjadi sejak akhir Juli 2024. Mobil Isuzu Panther milik VU jadi sasaran serangan saat diparkir di dekat kediaman.  

"Yang pertama itu, mobil abang saya bannya dipecahin, empat-empatnya, itu lokasi mobil abang saya, ada di masjid. Itu sekitar akhir Juli," kata TA, Rabu (4/12/2024).  

Kejadian kedua kembali mengincar mobil korban, kali ini kaca bagian depan dan belakang pecah diduga dihantam palu.  

"Kaca mobil abang saya dipecahin, itu persis ditengah-tengah sepertinya dia pakai palu, nah pas yang ketiga kita udah pasang CCTV," paparnya.  

Meski sudah memasang CCTV, pelaku masih belum juga puas. Mobil milik VU yang diparkir persis di depan rumah dilempar batu.  

Kejadian ketiga ini lanjut TA, pelaku sudah terekam CCTV. Beraksi menggunakan sepeda motor dan beratribut ojek online (Ojol).  

"Karena kita udah pasang CCTV, itu dilempar pakai batu. Batunya itu dilapisin sama plastik. Dilempar, tapi dari sini mengarah ke mobil tapi nggak kena di tengah, kena di kerangka, yang keempat itu dilempar martil," jelas dia.  

Sejak kejadian ketiga dan keempat, VU sebenarnya sudah membuat laporan ke Polres Metro Bekasi Kota dengan barang bukti rekaman CCTV.  

Tetapi pada Oktober 2024 kemarin, teror kembali terjadi. Kali ini, pelaku melempar bom molotov ke dalam lubang kaca mobil Isuzu Panther milik korban.  

Alhasil, bagian interior mobil korban ludes kebakar. Kasus ini kembali dilaporkan ke Polisi tetapi kasusnya tak kunjung terungkap.  

Disiram Air Keras  

Pelaku teror yang tak kunjung ditangkap membuat jiwa korban terancam, kendaraan yang berulang kali diincar bukan lagi jadi sasaran.  

Pada Sabtu (30/11/2024) pagi, korban hendak berangkat kerja. Dia berkendara sepeda motor Honda PCX hitam dari kediamannya.  

Tak jauh dari gang rumah, pakai motor dan berjaket ojol, pelaku sudah menunggu korban melintas dengan membawa air keras.  

Teror keenam ini benar-benar membahayakan jiwa korban, dia disiram air keras tepat mengenai bagian wajah.  

"Kondisi dia (korban) sekarang, di bagian (muka) melepuh, terus di sekitar sini (pundak), paling kanan itu agak rusak, kemudian di paha, sedikit di alat vitalnya," jelas TA.  

TA mengungkapkan, kakaknya dirawat intensif di rumah sakit. Pada bagian matanya dokter masih melakukan uji laboratorium apakah perlu untuk dilakukan tindakan operasi.  

"Untuk bagian matanya, sebelah kanan, ini kita masih nunggu, hasil lab rumah sakit, kalau misalnya memang butuh operasi, dia akan dilakuin operasi," terang dia. 

 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved