Viral di Media Sosial
Sederet Fakta Sejarah Sumanto yang Kini Punya Akun IG, Sang Manusia Kanibal Pernah Jadi Sampel KPU
Berikut sederet sejarah Sumanto, eks manusia kanibal yang kini punya akun Instagram sendiri dan aktif membagikan kegiatan sehari-harinya di sana.
TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Sumanto, tentunya masih melekat di benak masyarakat.
Pria yang sempat tersandung kasus kanibalisme pada tahun 2003 itu belakangan menyita perhatian publik.
Di era digital yang kian melesat, Sumanto tak ingin tertinggal.
Ia pun mengikuti zaman dengan menjajal peruntungan sebagai konten kreator di sosial media.
Sumanto membuat konten "mukbang" atau makan-makan yang dibagikannya di akun media sosialnya.
Namun, jangan dibayangkan kontennya mengenai sesuatu hal yang menyeramkan.
Tidak ada kesan horor atau sadis dalam konten yang diunggahnya.
Justru konten Sumanto sengaja dibuat untuk membagikan keseharian sekaligus menghibur para pengikutnya.
Tanpa ragu-ragu, ia berpose dan bernyanyi meski agak malu-malu juga ketika disorot kamera.
Sumanto terlihat lebih aktif di Instagram @sumantofficial_ daripada di TikTok.
Di akun IG-nya, terlihat keseharian Sumanto yang saat ini sudah berbaur kembali dengan masyarakat.
Ia sempat bertemu beberapa tokoh seperti Muhammad Panji (Panji Petualang), Dokter Stephanie (Dokter Forensik) dan Sujiwo Tejo.
Bahkan, Sumanto juga sempat membuat konten dengan ikut memilih pada gelara Pilkada 2024 beberapa waktu lalu.
Salah satu konten yang ramai disorot adalah saat dirinya membuat konten “mukbang” sate kambing.
Akun Instagram Sumanto Punya Pengikut Ribuan Aksi Sumanto yang dibagikan di sosial media olah sang admin ternyata cukup menarik perhatian warganet.
Hingga Rabu, 1 Januari 2025, pengikut akun Instagram Sumanto sudah mencapai angka 13.8k.
Dari tulisan yang ada di kolom komentar, tidak sedikit warganet yang memberikan dukungan dan kepedulian kepada Sumanto. Walau begitu, beberapa warganet yang mengingat kasusnya juga masih memberi komentar terkait aksi yang dilakukannya beberapa tahun silam.
Sejarah Sumanto, eks Manusia Kanibal
Perjalanan hidup Sumanto setelah aksi kanibalismenya terbongkar di tahun 2003 memang cukup berliku.
Sumanto sempat terjerat kasus kanibalisme karena memakan daging manusia dengan dalih untuk mendalami ilmu hitam.
Sumanto berurusan dengan hukum karena mencuri mayat Mbok Rinah, yang baru saja dikubur di pemakaman umum Desa Pelumutan Kecamatan Kemangkon,Purbalingga awal Januari 2001.
Daging mayat itu kemudian dimasak, dan dimakan.
Belakangan masyarakat desa setempat mengetahui,si pencuri mayat adalah Sumanto. Sampai akhirnya Sumanto diadili di Pengadilan Negeri Purbalingga.
Saat diadili, hakim pun sempat kebingungan karena tidak ada satupun pasal yang mengatur tentang tindakan kriminal yang dilakukannya.
Pada akhirnya Sumanto hanya didakwa dengan pasal tentang pencurian dan dipidana lima tahun penjara.
Beruntung setelah menjalani masa hukuman selama tiga tahun, Sumanto mendapat beberapa kali remisi hingga akhirnya dibebaskan pada tahun 2006 bertepatan dengan Idul Fitri.
Ia pun kembali menjadi sorotan karena warga kampungnya di warga Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon menolak kehadirannya karena masih ketakutan.
Akhirnya, Sumanto ditampung oleh KH Supono Mustajab (Mbah Pono) di Yayasan Annur panti rehabilitasi dan klinik jiwa, Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
Sumanto sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh Supono, dan kini tinggal bersama.
Bahkan sebelum wafat, Mbah Pono juga kerap mengajaknya mengisi pengajian dan terlibat dalam kegiatan sosial. Pasca ditinggal Mbah Pono, Singgih Prakoso pengasuh Sumanto sempat bercerita jika sosoknya jadi lebih sering murung.
"Ada sedikit kendala di kita, karena meninggalnya almarhum, Sumanto belum bisa menerima dan percaya. Masih sering ditanyakan, 'kok mbaeh jarang meng ngisor?' (kok Mbah Pono jarang ke bawah?),” kata Singgih, Minggu (23/10/2022), seperti dikutip dari Kompas.com.
Bahkan Singgih mengungkapkan, Sumanto kerap kali menanyakan kemana perginya Mbah Pono.
Padahal berkali-kali pula dijelaskan jika Mbah Pono telah tiada. “Kita sudah jelaskan tapi tetap tidak percaya, 'lombo lah, mesih ana koh' (bohong, masih ada kok), begitu selalu jawaban dia," tutur Singgih.
Kini Sumanto tengah mencoba eksis di sosial media dengan mengubah citra seram yang pernah disandangnya.
Pernah jadi sampel coklit
Sumanto yang berasal dari Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga itu sempat menjadi sampel kegiatan pencocokan dan penelitian (coklit) serentak Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Kegiatan itu dilakukan KPU Kabupaten Purbalingga pada Sabtu (20/1/2018), terkait Pilgub Jateng 2018.
Dilansir dari situs Jatengprov.go.id, Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) berkunjung ke rumah warga secara door to door, salah satunya ke rumah Sumanto.
“Pada coklit serentak hari pertama Sabtu (20/1/2018), Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) akan berkunjung ke rumah warga secara door to door. Yakni, melakukan coklit data pemilih tetap (DPT) terakhir hasil sinkronisasi dengan daftar penduduk pemilih potensial pemilu (DP4)."
"Salah satunya ke tempat kediaman Sumanto, yang kini menetap di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar,Purbalingga. Kegiatan Coklit ini akan berlangsung hingga 18 Februari mendatang,”ujar Ketua KPU Kabupaten Purbalingga Sri Wahyuni, Jumat (19/1/2018).
Dalam kegiatan coklit serentak tersebut, lanjut Sri Wahyuni, seluruh komisioner KPU turun.
Demikian juga seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) yang tersebar di 18 kecamatan, dan seluruh anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang tersebar di seluruh desa di Purbalingga, akan turun ke lapangan,mendampingi 1.655 PPDP.
Targetnya, satu PPDP akan melakukan coklit di hari pertama, sebanyak lima rumah.
Jadi total ditargetkan ada 8.275 rumah yang didatangi.
Ada beberapa sampel masyarakat yang akan didatangi untuk coklit serentak tersebut.
Di antaranya adalah Sumanto, tokoh fenomenal yang dikenal sebagai manusia kanibal.
Selain Sumanto, yang menjadi sampel Coklit adalah Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Wakil Gubernur Jawa tengah Heru Sudjatmoko, Anggota DPRD Purbalingga Mugo Waluyo, Ketua MUI H Suroso, Wakil Ketua DPRD Adi Yuwono, serta tokoh masyarakat Kecamatan karangmoncol Nurokhim Yudha Diharja.
“Mereka membawa data DP4, itu dicek dari rumah ke rumah. Apakah benar di rumah ini ada tiga atau empat orang yang sudah masuk hak pilih, dicek tanggal lahirnya, penulisan nama, jenis kelamin, alamat rumah, dan seterusnya,” ujarnya.
Petugas PPDP juga harus mendata anggota keluarga yang sudah memiliki hak pilih tetapi belum terdata.
“Mereka harus bekerja sungguh-sungguh mendatangi rumah ke rumah setiap warga dan melaksanakan prosedur ini dengan benar. Mencatat yang harus dicatat, dan mencoret yang harus dicoret,” ujarnya. (Kompas.com/Jatengprov.go.id).
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
SOSOK Annisa Yudhoyono, Alumnus S1 Jurusan Tersusah di FE Unpad: Lulusannya Paling Sial Jadi Menteri |
![]() |
---|
Bendera Jolly Roger One Piece Bentuk Kritik ke Pemerintah, Dulu Anies Baswedan Disebut Nakama Sejati |
![]() |
---|
6 Fakta Terbaru Penumpang Lion Air Teriak Bom di Pesawat: Kini Jadi Tersangka, Emosi Pelaku Disorot |
![]() |
---|
5 Fakta Mural One Piece Jelang HUT RI di Sragen Terpaksa Dihapus, Ini Pengakuan si Pembuatnya |
![]() |
---|
Niat Melamar Kerja Malah Kena Tilang, Sarif Masuk ke Tol Jakarta-Cikampek Karena Ikuti Google Maps |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.