Menteri LH Sebut Jakarta Bakal Tenggelam, Muka Tanah Ambles 3 Meter dalam 10 Tahun

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyebut Jakarta bakal tenggelam imbas kerusakan lingkungan yang masif.

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
Kondisi banjir rob di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (13/12/2024). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyebut Jakarta bakal tenggelam imbas kerusakan lingkungan yang masif.

Hal itu disebabkan penurunan muka tanah yang ekstrem akibat kerusakan lingkungan.

Kerusakan yang dimaksud adalah pengambilan air tanah terus menerus di Jakarta.

Bahkan, akibat eksploitasi air tanah, Jakarta ambles 10 sampai 30 centimeter per tahunnya.

"Hari ini, setiap tahunnya di Jakarta permukaan tanahnya turun 10 sentimeter. Bahkan, sebagian sampai 30 sentimeter," ungkap Hanif, usai melakukan penanaman bibit pohon di kawasan DAS Ciliwung, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

Hanya dalam 10 tahun, muka tanah Jakarta bisa turun tiga meter.

"Artinya apa? Kalau 10 tahun lagi maka Jakarta akan turun 3 meter dan seterusnya dan diprediksi akan tenggelam di tahun 2050," sambung dia.

Hanif mengatakan, pemicu lainnya yakni semakin masifnya pembangunan gedung-gedung bertingkat di Jakarta.

Di sisi lain, naiknya permukaan air laut juga turut meningkatkan risiko banjir yang dapat menenggelamkan Jakarta.

"Begitu air tanah dalam diambil terus, di sisi lain juga gedung bangunan bertambah maka tanahnya akan semakin terus turun. Sehingga setiap tahun Jakarta akan semakin dalam tingkat penurunan tanahnya. Ini serius saya sampaikan," imbuh dia.

"Di sisi lain, air laut semakin naik dengan perubahan iklim. Ini dua-duanya benar-benar suatu kombinasi yang sangat menarik untuk bisa menenggelamkan Jakarta," ujar dia.

Hanif melanjutkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan Jakarta dari kondisi itu dengan cara mengembalikan fungsi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung.

Sebab, lanjut Hanif, Sungai Ciliwung dapat menjadi sumber kehidupan untuk masyarakat Jakarta yang selama ini masih menggantungkan kebutuhan lewat air tanah.

"Kalau kita tidak mengembalikan fungsi Sungai Ciliwung untuk memenuhi hajat hidup orang banyak di wilayah Jabodetabek, maka kita benar-benar sedang merancang bencana yang lebih besar," tutur dia.

"Nah, begitu kondisinya dikembalikan kita juga berharap bisa mampu menjawab kebutuhan air untuk masyarakat," kata dia.

Banjir Rob

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved