Viral di Media Sosial
Bukan Hilang, Ada Sakit Hati Memuncak Fidya Sampai Kabur dari Ortu,Sang Cucu Diperlakukan Tak Pantas
Nasib miris dialami mantan atlet Taekwondo nasional asal Bandung Fidya Kamalinda, kondisi sakit hati yang sudah memuncak jadi alasan pergi dari rumah.
TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib miris dialami mantan atlet Taekwondo nasional asal Bandung Fidya Kamalinda, kehidupan pribadinya kembali viral karena disebut kabur dari rumah meninggalkan orang tua sejak tahun 2015.
Ternyata ada fakta besar di balik alasan Fidya Kamalinda kabur.
Kondisi sakit hati yang sudah memuncak kepada kedua ayahnya Hindarto dan ibunya, Khadijah, menjadi alasan Fidya Kamalinda pergi dari rumah.
Bahkan, kini Fidya Kamalinda sudah bahagian dengan keluarga kecilnya karena menikah dan mempunyai anak.
Di sisi lain, pihak orang tua Fidya Kamalinda masih penasaran dan berusaha mengungkap alasan mengapa sang anak pergi dari rumah.
Kasus ini bermula saat orang tua Fidya Kamalinda mencari-cari keberadaan anaknya yang hilang sejak 26 November 2015.
Fidya Kamalinda yang merupakan mantan atlet Taekwondo asal Bandung, Jawa Barat akhirnya memberikan klarifikasi alasan pergi dari rumah.
Ia mengungkap perlakuan kasar dan tidak pantas dilakukan orang tuanya sehingga membuatnya sakit hati pergi dari rumah.

"Saya di sini untuk menanggapi berita yang beredar di media social tentang diriku yang pertama terkait kasus penculikan ya saya ingin mengatakan itu adalah fitnah. Aku keluar rumah atas dasar keinginan saya sendiri," ungkap Fidya dikutip TribunJakarta dari akun @ryukijanessa.
Dengan mata yang berkaca-kaca, Fidya membantah semua pernyataan yang disampaikan oleh orangtuanya.
Ia menegaskan bahwa dirinya bukan korban penculikan, alasan pergi dari rumah karena keinginannya sendiri.
Fidya menyebut bahwa pertama kali ia mengalami perlakuan kasar adalah saat dirinya masih berusia 5 tahun.

Kekerasan tersebut terus berulang hingga ia tumbuh dewasa.
"Bahwa aku sudah menahannya sejak lama. Mengapa saya ingin keluar rumah? Karena aku sudah diperlakukan kasar oleh ayahku sejak aku masih kecil," ucap Fidya Kamalinda.
"Kekerasan pertama yang dilakukan ayahku, ketika aku berusia 5 tahun. Aku sudah ditampar, ditendang, dan diseret oleh ayahku sendiri dan hal ini terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya" imbuhnya.
Fidya mengungkap bahwa perlakuan kasar sang ayah terjadi karena ambisinya yang tinggi agar dirinya bisa menjadi atlet Taekwondo yang menghasilkan uang.
"Itu terjadi karena aku tidak mengerti kenapa, karena dia mempunyai ambisi yang besar terhadap saya untuk menghasilkan uang mungkin karena usahanya tidak mengalami kemajuan pada saat itu sampai mungkin sampai sekarang," katanya.
"Sejak saya kecil hanya mengandalkan membiayai kami salah satu pengurus taekwondo yang tinggal di rumah kami lebih aneh, yang bahkan tidak murim bagiku tinggal di rumah kami itulah yang membiayai hidup kami selama ini," imbuhnya.
Hingga akhirnya, saat menginjak usia 21 tahun, Fidya memberanikan diri untuk lepas dari kendali orangtuanya.
"Saat itu umur saya sudah 21 tahun. Aku merasa aku bisa memilih hidupku sendiri. Mengapa aku berani? Karena aku sudah merasa lelah selama bertahun-tahun," ujar Fidya Kamalinda.
"Saya merasa punya hak atas hidupku sendiri. Meskipun mereka bilang, Anda seharusnya bersyukur karena dibesarkan oleh kami. Siapa yang ingin dilahirkan di dunia?" imbuhnya.

Orang Tua Fidya Serang Sang Cucu
Ada hal lain yang membuat Fidya Kamalinda sakit hati kepada orang tuanya, sang cucu yang tak tau apa-apa ikut diserang juga.
Fidya dan orang tuanya pernah saling bertemu ketika anak Fidya berumur tiga tahun.
Hal itu sekaligus membantah bahwa mereka tidak pernah bertemu.
"Kan waktu anak aku umur 3 tahun kita udah pernah ketemu di Disdukcapil (Kota Bandung)," ujar Fidya dalam video klarifikasinya yang tayang pada Kamis (13/3/2025).
Di sana, Fidya kembali memiliki kenangan yang buruk.
Kedua orang tuanya teriak-teriak di kantor tersebut hingga anak Fidya trauma.
Bahkan mereka mencoba memisahkan Fidya dengan anaknya yang masih kecil.

"Ingat enggak waktu kalian misahin aku dari Disduk, kalian misahin aku sama anak aku sampai hati kan kayak gitu katanya enggak butuh anak aku kan?" katanya.
Tak sampai di situ, saat Fidya sempat balik ke rumah, orang tuanya memanggil anjing peliharaan mereka dengan sebutan nama anak Fidya.
"Hati ibu mana sih yang enggak sakit, nama anaknya dipakai nama anak anjing. Aku mah masih punya hati, enggak tahu tuh kenapa kalian sampe gitu ke aku," ujarnya.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.