Kena Dampak Asap dan Bau Sampah, Warga JGC Bakal Gelar Aksi Damai Minta RDF Plant Ditutup

Warga perumahan JGC berencana menggelar aksi damai untuk menuntut penutupan fasilitas pengolahan sampah RDF Plant di Rortan, Cilincing, Jakarta Utara.

|
Gerald Leonardo Agustino/ TribunJakarta.com
FASILITAS SAMPAH DIKELUHKAN - Fasilitas pengolahan sampah terpadu RDF Plant yang berlokasi di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara. Keberadaan fasilitas pengolahan sampah yang berdekatan dengan perumahan dikeluhkan karena aktivitasnya menimbulkan bau tak sedap. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, CILINCING - Warga kompleks perumahan Jakarta Garden City (JGC) berencana menggelar aksi damai untuk menuntut penutupan fasilitas pengolahan sampah RDF Plant di Rortan, Cilincing, Jakarta Utara.

Aksi damai ini menyusul uji coba operasional RDF Plant yang masih menimbulkan dampak polusi dan bau tak sedap yang merebak sampai ke perumahan di Cakung, Jakarta Timur itu.

"Kami akan menggelar aksi damai pada 21 Maret di RDF Plant," ucap warga JGC, Wahyu Andre, yang juga merupakan Ketua RT 18 RW 14 Kelurahan Cakung Timur, Senin (17/3/2025).

Dalam tuntutan aksi itu, warga menyebut fasilitas olah sampah RDF Plant dibangun di lingkungan padat penduduk tanpa melibatkan warga dalam diskusinya.

Kemudian, warga menilai uji coba operasional RDF Plant juga tak sesuai harapan, karena masih menimbulkan dampak bau dan polusi.

"RDF ini akan memproduksi 2.500 ton sampah tiap hari. Bisa kita bayangkan, mulai hari ini anak cucu kita nanti akan hidup dalam kecemasan dan gangguan kesehatan," kata Wahyu Andre dalam keterangannya.

Warga JGC pun rencananya akan bergerak bersama-sama menuju ke depan RDF Plant dan menggelar aksi damai meminta penutupan pabrik sampah tersebut, pada Jumat (21/3/2025).

Wahyu Andre juga mengungkapkan bahwa ada anak laki-laki bernama Kefas menuliskan surat terbuka terkait operasional fasilitas pengolahan sampah RDF Plant milik Pemprov DKI Jakarta di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara.

Anak umur 5 tahun yang berdomisili di kompleks perumahan Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur itu menuliskan surat yang berisi keluhannya soal bau sampah yang merebak sampai permukiman.

"Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas nggak doyan makan," tulis anak 5 tahun itu dalam surat yang diterima TribunJakarta.com, Senin malam.

Wahyu mengatakan, anak laki-laki yang menulis surat itu merupakan putra dari warganya di Cluster Shinano, JGC.

"Betul, Kefas merupakan anak warga saya yang tinggal di RT 18 RW 14, JGC," ucap Wahyu.

Menanggapi surat terbuka itu, Wahyu mengaku cukup tersentuh.

Ia sedih tak bisa berbuat banyak, apalagi keluhan dari anak-anak terkait dampak bau dari RDF Plant bukan cuma kali ini.

Menurut Wahyu, sebelumnya bahkan ada anak umur 12 tahun yang terkena infeksi saluran pernafasan, diduga karena dampak dari operasional RDF Plant.

"Saya sedih, nggak bisa berbuat apapun Pak. Karena sebelum ini ada juga warga saya usia 12 tahun kena ISPA, gara-gara RDF," katanya.

Wahyu pun berharap Pemprov DKI Jakarta kembali memikirkan solusi terbaik terkait operasional RDF Plant yang menimbulkan dampak polusi dan bau tak sedap sampai ke permukiman di sekitarnya.

"Harapan kami cuma satu, RDF ini ditutup. Stop sudah proyek uji coba pernafasan manusia. Kami bukan kelinci percobaan, bukan tikus laboratorium. Kami sudah berikan kesempatan RDF uji coba berulang kali dan hasilnya sama, ada polusi asap hitam dan bau busuk yang menyengat hidung, perih di mata," tegas Wahyu.

Bau RDF Plant Dianggap Wajar Wagub

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno sempat meninjau proyek Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) RDF Plant di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (25/2/2025).

Dalam kesempatan itu, Rano Karno mengecek fasilitas di dalam RDF Plant yang sebelumnya pada saat uji coba operasional beberapa waktu lalu sempat dikeluhkan masyarakat karena menimbulkan bau yang merebak sampai ke permukiman.

Rano mengatakan, timbulnya bau yang menyebar ke perumahan warga terjadi karena adanya mesin yang belum beroperasi secara maksimal.

Ia pun mewajarkan hal itu karena memang saat ini RDF Plant masih dalam tahap uji coba.

"Kita masih banyak mendengarkan keluhan masyarakat tentang bau misalnya, dan itupun langsung saya tanya ke Pak Kadis. Ternyata ada beberapa mesin terpasang, tapi jujur aja boleh dikatakan ini masih tempat baru jadi masih trial," katanya di lokasi.

Terkait solusi bagi warga, Rano mengaku Pemprov DKI Jakarta tak bisa menjamin bahwa perumahan sekitar RDF Plant tidak akan terdampak bau.

Ia lantas meminta untuk warga di sekitar RDF Plant untuk dapat memahami bahwa keberadaan TPST itu adalah untuk menangani permasalahan sampah di Jakarta secara berkepanjangan.

"Tentang bau tentu nggak bisa dijamin, karena bau juga tergantung daripada angin kan. Tapi kalau kita tidak melakukan ini, nggak akan pernah selesai sampah di Jakarta," ucap Rano.

"Solusinya gimana? Kemarin, menurut tadi yang saya lihat presentasi, warga sudah diundang, sudah datang, sudah dijelaskan, dan mudah-mudahan warga akan paham, mudah-mudahan," sambungnya.

Rano mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta terus melakukan perbaikan untuk memaksimalkan operasional seluruh mesin di dalam RDF Plant.

Hal itu untuk memastikan nantinya RDF Plant bisa beroperasi dengan baik dan dapat diresmikan pada bulan April mendatang.

"Kita akan terus melakukan perbaikan sehingga nanti insya Allah pada bulan April tempat ini akan di-launching oleh Pak Gubernur. Mudah-mudahan jauh lebih sempurna," katanya.

Selain terkait mesin pengolah sampah, Rano Karno juga meminta jajaran Pemprov DKI Jakarta membenahi akses jalan menuju ke RDF Plant.

Perbaikan jalan ini diperlukan karena nantinya bakal banyak kendaraan besar truk pengangkut sampah yang setiap harinya berdatangan ke RDF Plant.

(TribunJakarta)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved