Timnas Indonesia

Prestasi Mentereng, Terkuak Sosok yang Buat Emil Audero Kepincut Jadi Kiper di Lombok: Tak Menyangka

Terkuak sosok yang membuat Emil Audero kecil kepincut menjadi kiper saat di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Prestasinya mentereng.

TRIBUNLOMBOK.COM/SINTO/Instagram @emil_audero
LATIH EMIL AUDERO - Syukur (65), sosok kiper legendaris NTB saat ditemui di rumahnya, Lingkungan Kauman, Kecamatan Praya Lombok Tengah, Senin (24/3/2025) malam dan Emil Audero. Syukur menceritakan pernah melatih Emil Audero kecil menjadi penjaga gawang di lapangan Kota Praya. Kini dia tidak menyangka Emil menjadi kiper Timnas Indonesia yang bermain di Eropa. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Terkuak sosok yang membuat Emil Audero kecil kepincut menjadi kiper saat di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Emil Audero Mulyadi telah resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Kiper Palermo FC telah menjalani prosesi pengucapan sumpah dan pewarganegaraan WNI di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Roma, Italia, pada Senin (10/3/2025) waktu setempat. 

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert belum mempercayakan Emil Audero saat Timnas Indonesia vs Australia dalam laga lanjutan Grup C  putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia itu berlangsung di  Sydney Football Stadium, Australia, pada Kamis (20/3/2025).

Emil Audero masih berpeluang dimainkan Patrick Kluivert saat Timnas Indonesia vs Bahrain dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Selasa (25/3/2025).

Jelang laga Timnas Indonesia vs Bahrain, terkuak sosok yang membuat Emil Audero kepincut menjadi penjaga gawang.

Emil Audero Mulyadi, lahir di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 18 Januari 1997.  Ayah Emil Audero berdarah Indonesia yakni Edy Mulyadi.

Sementara ibunda merupakan warga asli Italia bernama Antonella Audero.

Masa kecil Emil Audero diungkap Syukur (65), warga Lingkungan Kauman, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.

Syukur merupakan sosok yang memperkenalkan sepak bola kepada Emil Audero.

Prestasi Syukur pun tidak main-main. Ia merupakan atlet berprestasi sepak bola NTB yang menepati posisi sebagai penjaga gawang

Syukur pernah mengikuti kompetisi di berbagai daerah di Indonesia. 

Bukan hanya menjadi seorang atlet sepakbola, ternyata syukur juga menjadi atlet andalan NTB pada cabang olahraga voli dan atletik. 

Syukur dan tim pernah menjuarai berbagai kompetisi sepak bola, salah satunya adalah pekan olahraga pelajar seluruh Indonesia (POPSI) di Jakarta pada tahun 1980. 

Hal ini menjadi momen berkesan bagi Syukur karena mendali disematkan langsung oleh menteri Abdul Ghafur kala itu. 

Bakat dan kemampuan Syukur tersebut yang membuat Emil Audero terpincut untuk mengikuti jejak Syukur dan berlatih menjadi seorang kiper kepada Syukur. 

Syukur lalu menuturkan cerita masa lalunya saat bersama Emil Audero menggelar latihan sepak bola.

Ia mengenang masa kecil Emil Audero yang kerap dia ajak bermain bola dengan fasilitas seadanya.

Emil Audero senang kepada dirinya karena Syukur sering sekali latihan Voli sambil melihat Emil Audero menjadi penjaga gawang menggunakan bola plastik. 

"Tiang gawangnya itu dia buat dari bambu. Itu jaman dulu itu. Dia itu suka latihan sepak bola di lapangan voli itu. Terus saya lihat kan, saya tendang bola itu kemudian dia tangkap bola," jelas Syukur, Senin (25/3/2025) malam. 

Syukur menyebutkan, Emil Audero hanya menjadi seorang kiper tidak mau mencoba posisi yang lain ketika latihan sepak bola. 

Oleh karena itu, Syukur yang seorang atlet sepak bola NTB itu berpikir jika Emil Audero menjadi seorang kiper menggantikan dirinya. 

Dengan pengalaman Syukur yang menjadi atlet sepak bola berprestasi, memantik semangat Emil Audero untuk berlatih. Kini, Syukur tak menyangka Emil Audero kecil yang selalu ia latih kini menjadi pemain sepak bola dunia dan menjadi penjaga gawang timnas Indonesia. 

"Gak pernah nyangka dia itu. Tapi tingginya aja sampai 195 CM dia itu. Pernah saya minta sepatunya (pas pulang mudik lebaran) tau-tau ndak cukup karena ukurannya 45, ndak muat di kaki saya," jelas Syukur. 

Ia bersyukur, anak didiknya yang ia latih kini banyak yang menjadi orang sukses. Banyak yang jadi polisi, tentara, sekolah kedinasan hingga menjadi pesepakbola profesional seperti Emil Audero

Syukur menerangkan, jika Emil Audero mudik lebaran ke Praya, biasanya berkunjung ke Lapangan Bundar Praya untuk memantau anak-anak yang sedang bermain sepak bola. 

Mereka selanjutnya mengerumuni Emil Audero, minta berfoto dan lain sebagainya. 

"Nanti saat lihat saya pasti salam dia nanti. Mungkin masih mengingat moment masa kecil bersama waktu itu," beber Syukur. 

Syukur juga mengaku jika Emil Audero lumayan bisa menggunakan Bahasa Indonesia namun untuk Bahasa Sasak Emil Audero kurang lancar karena sudah lama meninggalkan kampung halaman. 

Syukur menyebutkan, dirinya juga memiliki pengalaman panjang menjadi seorang penjaga gawang sampai pernah bermain di provinsi di Indonesia. 

Salah satunya adalah pernah bermain sepakbola tahun 1985 dan berhasil mendapatkan penghargaan sebagai penjaga gawang terbaik. 

"Waktu itu (di Timor Timur). Waktu itu ia mengikuti kompetisi dengan klub-klub dari Indonesia Bagian Timur. Alhamdulillah berhasil menjadi juara 3," jelas Syukur. 

Takjub

Syukur juga mengungkapkan rasa takjubnya atas pencapaian Emil Audero yang kini telah meraih sukses di dunia sepakbola internasional.

Bahkan Emil Audero kini tengah menjadi perbincangan atas proses naturalisasi memperkuat timnas Indonesia.

Syukur menceritakan bagaimana dia pernah bermain bersama Emil Audero yang saat itu masih anak-anak di Lingkungan Kauman Praya.

"Emil Audero saat itu sekolah dasar di sini dulu di SD Negeri Prayitna Prapen. Setelah cerai (orang tuanya) baru dia ikut ibunya ke Italia. Orang Italia ibunya (Antonella Audero). Kalau bapaknya (Lalu Edi Mulyadi) orang sini (Kauman)," jelas Syukur kepada Tribun Lombok di Kauman, Jumat (7/3/2025). 

Syukur kemudian menceritakan sebagai tetangga Emil, ia menuturkan pengalamannya bermain bersama Emil Audero di sebuah lapangan Volli di Kota Praya Lombok Tengah. 

Emil Audero kecil, lanjut Syukur, memang suka bermain sepakbola sebagaimana ayahnya yang juga suka bermain bola hingga jadi pemain bola. 

"Waktu kecil di lapangan voli di sana (Kauman) itu dia minta-minta jadi penjaga gawang dan saya yang menendang bolanya. Waktu ia masih SD kelas 4 dis ini (SDN Prayitna," kenang Syukur. 

Lebih lanjut, Syukur mengatakan, Emil Audero sangat sering mengunjungi ayahnya dan pasti datang kalau lebaran tiba. 

Menurut Syukur, Emil Audero pasti pulang kampung ke Praya. Ia meyakini lebaran tahun 2025 pada awal April ini Emil akan berkunjung ke Praya Lombok Tengah.

"Pokoknya bulan lebaran mau lebaran datang dia. Sering dia, setiap tahun dia," beber Syukur. 

Syukur menjelaskan, Emil Audero kecil menghabiskan waktu bermain sebagaimana anak-anak pada umumnya di Kauman Praya. 

Namun, Emil Audero hanya mengenyam SDN di Prayitna kemudian melanjutkan SMP di Italia ikut ibunya kesana.  (TribunLombok.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved