Aksi Maling Pelat Besi JPO dan Kolong Tol Jakarta, Kepergok Malah Melotot Sampai Mau Keroyok Aparat
Aksi maling pelat besi JPO dan kolong tol Tanjung Priok meresahkan warga. Nekat beraksi siang hari. Maling melotot sampai mau keroyok aparat.
TRIBUNJAKARTA.COM - Aksi maling pelat besi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan kolong tol Tanjung Priok meresahkan warga.
Mereka nekat melakukan aksi pencurian meskipun kepergok warga. Bahkan ada yang mau mengeroyok aparat saat tertangkap.
Aksi pencurian besi itu terang-terangan dilakukan pada siang hari.
Maling Pelat Besi JPO Kelapa Gading
Maling pelat besi anak tangga JPO di Jalan Bekasi Raya, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, beraksi pada siang hari.
Warga bernama Damar (39) mengaku dapat laporan pencurian itu dari rekannya sekitar satu bulan lalu.
"Ada teman yang pernah laporan ke saya, besi jembatan ada yang ngambil, terus dia diplototin," tutur Damar saat diwawancarai di lokasi dikutip dari Kompas.com.
Sayangnya, rekan Damar tak memiliki keberanian untuk menegur para pencuri itu. Ia justru merasa takut dan memilih menghindar saat para pencuri itu memasang wajah menyeramkan.
"Karena dia merasa takut, ya, udah, dia lewat saja," tutur Damar.
Pengamatan di lokasi, hampir semua anak tangga JPO itu sudah tidak lagi menggunakan pelat besi aslinya.
Ada sekitar 21 anak tangga JPO ini yang terlihat ditambal oleh baja ringan. Sembilan anak tangga ditambal dengan baja ringan yang dilapisi cat berwarna kehijauan.
Delapan anak tangga lagi ditambal dengan baja ringan berwarna abu-abu, sedangkan empat anak tangga lainnya ditambal dengan baja ringan berwarna silver.
Selain itu, beberapa anak tangga JPO ini juga terlihat banyak coretan dari pilok.
Lalu, salah satu area tangga terlihat sudah tidak ada lagi pembatas besinya di sisi kiri dan kanan.
Banyaknya anak tangga yang bolong mendorong warga melaporkannya ke Polsek Kelapa Gading.
Pihak kepolisian pun sudah mengecek JPO itu beberapa waktu lalu
"Hasil pengecekan didapat adanya beberapa anak tangga yang hilang sebanyak delapan anak tangga," ucap Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin.
Dalam laporan itu, warga juga mengaku, sudah mengadukan hilangnya besi JPO tersebut ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta lewat aplikasi JAKI.
Namun, setelah menunggu lama, belum juga ada respons dari pihak Pemprov Jakarta.
Sampai akhirnya, Seto berinisiatif untuk memperbaiki delapan anak tangga itu dengan meminta bantuan tukang las. Kini, seluruh anak yang sempat bolong sudah ditambal dengan baja ringan.
Warga bersyukur Setelah diperbaiki oleh polisi, salah satu pengguna JPO bernama Yanto (35) merasa gembira sekaligus bersyukur.
"Nah, akhirnya diperbaiki juga," celetuk Yanto (35) saat hendak melintas di JPO tersebut, Senin.
Pasalnya, sudah hampir satu bulan lamanya ia selalu kesulitan ketika melintas di JPO itu karena tangganya yang bolong.
"Dari kemarin bolong, susah lewatnya saat mau berangkat kerja," ucap Yanto.
Maling Pelat Besi Kolong Tol
Satu per satu pelat besi di kolong Tol Dalam Kota, Plumpang-Pluit, dekat Jakarta International Stadium (JIS) yang membentang di kawasan Papanggo, Jakarta Utara, lenyap.
Hilangnya pelat besi itu gara-gara maling yang bekerja di siang bolong dengan palu, linggis, dan keyakinan bahwa tak ada yang bisa menghentikan mereka.
Seorang warga sekitar, Muin (65) (bukan nama sebenarnya) mengatakan, jumlah pelat yang hilang dicuri tak main-main. Jumlahnya mencapai 400 potong pelat.
"Itu kalau diprediksi pelat besi yang hilang bisa sekitar 300-400 lembar," kata Muin di lokasi pada Selasa (22/4/2025).
Rumah Muin hanya berjarak seratus meter dari titik pencurian.
Dari tempat itulah, ia menyaksikan sebuah drama suram tentang kejahatan yang tak lagi bersembunyi dalam gelap.
Pencurian pelat besi ini bukanlah aksi sembunyi-sembunyi. Mereka disebut memilih waktu siang menjelang adzan Dzuhur untuk beraksi.
“Kalau siang itu bentar lagi Dzuhur,” ujarnya.
Di waktu itu, bunyi palu dan linggis bersahut-sahutan dengan suara lalu lintas dari atas.
Ketika pelat-pelat besi berhasil dicongkel dari langit-langit kolong tol, bunyinya menghantam tanah dengan dentuman yang cukup untuk membuyarkan tidur siang warga.
Pencurian pelat ini tidak hanya mencuri barang, tapi juga rasa aman warga. Hilangnya pelat besi membuat struktur beton di atasnya semakin terekspos.
Bagi Muin dan warga lain, itu adalah ancaman laten. Kecemasan itu semakin membesar ketika pada Rabu (16/4/2025), kolong tol itu dilalap api.
Muin meyakini kebakaran itu berkaitan dengan pelat yang dicuri. "Karena bisa jadi kebakaran kemarin karena adanya pencurian pelatnya, karena kan itu ada bekas lemnya, kena panas mencair makanya kebakar," ucap Muin.
Dalam satu kejadian, seorang pencuri berhasil ditangkap aparat, tetapi justru melawan aparat.
"Dulu, pernah satu ketangkap. Puluhan orang menyerang membawa sajam," ungkap Muin.
Penegak hukum pun terdesak. Bahkan, sempat ada upaya pengeroyokan terhadap petugas.
"Petugas di sini aja pernah mau dikeroyok itu pernah kejadian. Akhirnya, dilepas lagi (pelaku) sama busernya," tutur Muin.
Dalam kondisi seperti itu, bukan hanya pelat besi yang raib, tapi juga wibawa hukum. Kini, warga pun hanya bisa menyaksikan, sambil menyimpan kekhawatiran suatu hari beton tol yang berdiri di dekat sekitar mereka akan menjadi simbol kealpaan yang nyata.
Sedangkan, Jaya, warga penghuni kolong tol adalah orang yang memergoki para pelaku pencurian itu.
Menurut Jaya, pada Kamis dinihari, terdengar suara berisik dari salah satu sudut di kolong tol. Karena penasaran, ia pun mendatangi sumber suara.
Saat didatangi, ia memergoki ada dua orang pria yang sedang berupaya mencopot pelat besi itu.
"Ini yang semalam ini, yang waktu habis kebakaran, pas malamnya. Masih disempetin nyolong. Ada bunyi dia ketok-ketok, jangan-jangan ada pencuri pelat," kata Jaya saat ditemui di lokasi, Rabu (23/4/2025).
Jaya langsung berusaha mengejar para pelaku, namun mereka sudah terlanjur lari menjauhi kolong tol.
Saat itu, Jaya mendapati perkakas berupa obeng milik pelaku tertinggal di kolong tol yang menjadi lokasi pencurian pelat besi.
"Pelatnya itu panjang hampir 3 meter, lebarnya sekitar 1 meter lebih. Ini alat yang buat nyongkel dia, pakai obeng. Saya mergokin, ini ketinggalan, sudah saya uber (kejar)," katanya.
Jaya menuturkan, pencurian pelat besi kolong tol ini merupakan kejadian yang sudah berulang. Bahkan, menurut dia, sudah ada ratusan pelat besi yang dicuri orang tak bertanggungjawab untuk dijual ke pengepul.
Pelat besi mudah dicuri karena dipasang hanya menggunakan baut, sehingga pelaku pun dapat dengan mudah mencopotnya menggunakan perkakas.
"Konstruksinya itu cuman dibaut, nggak dilas, karena nggak dilas, gampang nyopotnya. Mereka gotong besinya pakai gerobak," ucap Jaya.
Ia pun berharap pengelola jalan tol dan aparat terkait dapat melakukan penindakan dan menangkap para pelaku pencurian besi jalan tol.
Sebab, warga setempat khawatir pencopotan pelat besi ini dapat membahayakan kondisi jalan tol. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.