Viral di Media Sosial

Dikritik Pedas GRIB JAYA Doyan Ngonten, Dedi Mulyadi Cuma Beri Respons Enteng

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merespons enteng saja kritikan yang dilayangkan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.

Kompas.com/Faqih Rohman Syafei dan Kompas.com/Shinta Dwi Ayu
DIKRITIK GRIB JAYA - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, merespons enteng kritikan pedas yang dilayangkan ormas GRIB Jaya terhadap dirinya. (Kompas.com/Faqih Rohman Syafei dan Kompas.com/Shinta Dwi Ayu) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merespons enteng saja kritikan yang dilayangkan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terhadap dirinya. 

Menurut Dedi, kritikan itu merupakan hal yang biasa. 

Yang jelas, ia menjalankan tugas sebaik-baiknya sebagai kepala daerah di Jawa Barat. 

"Ah itu biasa lah kita itu menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera, tugas saya itu," ujar Dedi seperti dikutip dari Nusantara TV pada Senin (28/4/2025). 

Ia mengaku tidak akan mau mendengarkan ancaman serta kritik dari siapapun jika itu tidak bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat. 

Diketahui, Kabid Komunikasi Publik DPP GRIB Jaya, Razman Nasution, memperingatkan Dedi Mulyadi untuk tidak mengusik organisasinya.

Razman mengultimatum Gubernur Jabar agar tidak menstigma negatif ormas Grib Jaya yang bisa memancing gesekan sosial.

Lantas apa saja kritikan yang dilayangkan GRIB Jaya ke Dedi Mulyadi? Berikut kritikannya.

GRIB Jaya pertanyakan profesi Dedi Mulyadi

GRIB Jaya mempertanyakan profesi sesungguhnya dari Dedi Mulyadi

Pasalnya, mantan Bupati Purwakarta tersebut seringkali bikin konten di kanal Youtube-nya mengekspos kegiatannya di masyarakat.

"Sebagai seorang gubernur saya katakan sekali lagi, saya belum pernah lihat anda (Dedi) berpakaian resmi sebagai seorang gubernur, yang saya lihat turun temurun di sini selalu ada mic (menunjuk ke bajunya). Ini YouTuber atau gubernur?" tanya Razman seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada 26 April 2025. 

Selain itu, ia mengkritik Dedi yang sering membantu wong cilik dengan sejumlah uang tetapi dibuat konten.

Menurutnya, tindakan tersebut tidak dilakukan kepala daerah, melainkan semestinya berbuat sesuatu yang lebih besar agar berdampak kepada banyak orang miskin. 

"Seorang pemimpin yang baik, dia memberi yang disebut dengan win win solution bukan bantu orang. Kasih orang Rp 500 ribu terus dilihat oleh media, begitu anda jadi kepala daerah maka seharusnya yang bicara adalah kepala biro humas pemerintah Provinsi Jawa Barat bukan YouTube anda," katanya. 

Kerja di luar tupoksi

GRIB Jaya melalui juru bicaranya, Razman Arif Nasution, menyinggung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang dinilai bekerja di luar dari tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai pamong praja. 

Dedi, kata Razman, semestinya tidak turut mencampuri ranah kepolisian dalam kasus penganiayaan dan pembakaran mobil polisi di Harjamukti, Depok, Jawa Barat. 

"Anda selaku gubernur diberi kewenangan untuk menata, mengelola pemerintahan di bidang eksekutif, anda tidak boleh masuk ke ranah saat ini, apalagi yudikatif," kata Razman seperti dikutip dari Youtube Nusantara TV yang tayang pada Sabtu (26/4/2025). 

Razman melanjutkan GRIB Jaya menghormati proses hukum dan menegaskan tidak akan mengintervensi kasus yang melibatkan anggotanya tersebut. 

Dengan syarat, kasus tersebut ditangani secara transparan dan sesuai hukum yang berlaku.

"Kami tidak akan melindungi anggota kami yang melakukan tindakan kriminal sekecil apapun," ujarnya. 

Razman meminta agar perkembangan kasus tersebut dipublikasikan melalui bagian humas dari kepolisian bukan Dedi Mulyadi.

"Jangan Dedi Mulyadi bicara, anda marah apa, anda siapa? Apa pernah Ormas GRIB menyakiti anda? Apa ada ormas-ormas lain yg membenci anda? Sejak kasus Vina dan Eky saya salah satu tim hukum dari dua orang yang terkait dengan kasus Vina-Eky, anda selalu cuap-cuap," jelasnya.  

Tak 'lompati pagar'

Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat, Gabriyel Alexander Etwiorry mengecam aksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang terlalu berlebihan menangani berbagai permasalahan di Jawa Barat. 

Pernyataan ini ditegaskan Gabriyel setelah Dedi Mulyadi menyambangi Polresta Depok untuk mengonfirmasi kasus pembakaran mobil polisi yang dilakukan oknum Ormas GRIB Jaya Depok. 

Gabriyel menduga kuat kedatangan Dedi untuk mengintervensi pihak kepolisian.

Ia pun berkomentar keras agar Dedi Mulyadi tidak selalu mencari alat untuk kontennya di media sosial. 

"Kembali lah Gubernur ke tupoksinya silakan gubernur membangun Jawa Barat, ngurusi permasalahan di Jawa Barat ini yang seabrek-abrek ya kan, jangan selalu mencari alat buat konten," ujar Gabriyel di Kantornya di kawasan Grand Taruma Teluk Jambetimur, Karawang, Jawa Barat, dikutip dari ntvtoplines yang tayang di Nusantara TV pada Jumat (25/4/2025). 

Dedi Mulyadi, kata Gabriyel, diminta untuk tak 'melompati pagar' atau tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat. 

Kasus tersebut biar lah menjadi ranah dari pihak penegak hukum dan jangan untuk diintervensi.

"Jadi, sebagai gubernur aja, jangan lompat pagar. Karena tugas penegakan hukum itu ada di APH (Aparat Penegak Hukum) jadi terkait kasus Depok serahkan saja, kami juga tidak mengintervensi kok, serahkan aja ke pihak kepolisian karena di situ bukan kami membela diri, terbukti kok tidak ada yang ber-KTA GRIB," katanya. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved