Viral di Media Sosial
Sindiran Menohok Orang Penting Purwakarta ke Verrel Bramasta, Kini Ditantang daripada Banyak 'Omong'
Orang penting di Purwakarta sampai berani memberikan pembelaan karena tak terima Verrell Bramasta terlalu banyak omong kosong atau wacana.
TRIBUNJAKARTA.COM - Anggota DPR RI, Verrell Bramasta kini diberikan tantangan secara terbuka akibat ucapannya yang dianggap mengkritisi kebijakan barak militer Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Orang penting di Purwakarta sampai berani memberikan pembelaan karena tak terima Verrell Bramasta terlalu banyak omong kosong atau wacana.
Mulanya, Verrell Bramasta yang terpilih Dapil Jabar VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi), turut memberikan komentar menohok soal program yang dijalankan Dedi Mulyadi.
Program barak militer atau pendidikan militer bagi remaja nakal dikritisi secara negatif.
Menurutnya penyebab perlakuan menyimpang bukan hanya karena kurang disiplin.
"Dalam banyak kasus menyimpang bagi anak-anak muda dan remaja ini bukan semata-mata hanya karena disiplin yang lemah, tetapi bisa juga ini merupakan manifestasi dari dinamika keluarga, social pressure, ataupun masalah emosional yang belum tertangani," kata Verrell dalam tayangan video yang diunggahnya.
Menurutnya pendekatan fisik tanpa psikologis dan spiritual tidak akan membentuk anak menjadi tangguh.
"Jangan sampai niat yang baik tidak selaras, karena dengan cara yang tidak tepat. Sebagai wakil rakyat dari daerah ini, saya rasa kita semua bisa mencermati persoalan ini dengan baik, tentunya mengenai pendekatan yang akan diterapkan," katanya.

Kritikan yang dibuat Verrel Bramasta langsung membuat orang penting di Purwakarta yang tak lain Bupatinya yakni Saepul Bahri Binzein geram.
Bupati yang akrab disapa Om Zein itu bahkan kini berani memberikan tantangan terbuka kepada Verrel Bramasta.
Menurutnya, Verrel Bramasta terlalu banyak omong atau wacana daripada melakukan aksi nyata di lapangan.
Sindiran menohok pun kini disampaikan Om Zein kepada Verrel Bramasta.

Ia merasa aneh dan heran pada Verrel yang merupakan anggota DPR dari Dapil Jabar VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi) tapi berani mengkritisi kebijakan Dedi Mulyadi.
"Mas kan dapil sini, mendingan turun deh mas, mendingan lihat deh langsung daripada mas berwacana," kata Om Zein.
Om Zein pun menantang Verrel untuk mendidik 15 siswa di luar barak militer.
"Ini kan ada yang mau masuk lagi 30 (siswa). Kita bagi dua aja deh mas, mas 15 saya 15."
"Yang 15 dengan cara mas, yang 15 lagi kita lanjutkan dengan cara di barak militer. Yuk, om yang nantangin," kata Om Zein.
Balasan Verrel
Ditantang Om Zein, Verrel Bramasta menilai bahwa ia diadu domba.
"Isu yang sedang ramai digoreng saat ini saya meluruskan tidak ada sedikitpun dalam video saya bahwa saya kontra terhadap kebijakan di dapil saya," kata Verrel.
Ia mengaku hanya menyuarakan suara-suara yang tidak setuju siswa dididik di barak militer.

"Pada prinsipnya saya hanya menyuarakan suara mereka yang memiliki pandangn berbeda di dapil saya. Ambil saja itu sebagai bahan pertimbangan. Koreksi dan sempurnakan programnya," katanya.
Maka dari itu Verrel Bramasta pun tak menyanggupi tantangan dari anak buah Dedi Mulyadi.
"Saya kira saat ini kita tidak perlu berkompetisi di sini untuk menunjukan siapa yang paling kerja karena semua sudah ada porsi masing-masing. Jadi kalau ada satu dua pihak yang tersinggung saya anggap mungkin mereka sedang banyak pikiran," kata Verrel.
Ia mengatakan akan datang jika Om Zein mengundang melihat program pendidikan di barak militer.
"Tapi jika semua sudah dilengkapi oleh kepala daerah yang merasa tersinggung, good job. Jika saya diundang dengan senang hati saya akan hadir. Jadi ditunggu undangannya yah," katanya.
Verrel Bramasta juga menekankan pada Om Zein sebagai pejabat untuk tidak anti kritik,
"Saya hanya mengingat kita semua sudah menjadi pelyan publik. Apapun lini dan trias politikanya, baik di eksekutif, legislatif atau pun di yudikatf."
"Saya sebagai anggota DPR memiliki tupoksi mengawasi jalannya pemerintahan. Pemerintah pusat atau pemerintah daerah."

"Saya juga berharap bagi teman-teman yang menjadi pejabat untuk tidak anti kritik pada siapapun. Saya tidak menyindir."
"Sebagai pelayan masyarakat kita harus siap dkritik kalau tidak mau dikritik merasa paling benar tidak usah jadi pejabat," kata Verrel Bramasta.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.