Pidato Menggelegar Dedi Mulyadi Sentil HAM, Mardigu Pasang Badan: Bapak Aing Jangan Kasih Kendor
Pidato menggelegar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat berbicara mengenai barak militer dan HAM menjadi sorotan. Mardigu pasang badan.
"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan para pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya," kata Dedi.
Dedi menegaskan bahwa pihak-pihak tersebut tak mampu membedakan antara kepentingan politik dan kepentingan kebangsaan.
Ia menyindir bahwa meskipun sebuah kebijakan baik, akan tetap dicap buruk jika tidak sejalan secara politik.
"Walaupun kebijakannya baik, karena beda kepentingan politiknya dia akan mengatakan buruk. Dan walaupun kebijakannya buruk karena sama kepentingan politiknya dia katakan baik," tegasnya.
Ia menyebut mereka sebagai orang-orang yang tidak memiliki semangat nasionalisme dan mempertuhankan politik dalam setiap waktu.
Dalam pidatonya, Dedi menegaskan bahwa program pendidikan ini bukan bentuk militerisasi, melainkan semangat membangun karakter disiplin pada siswa. “Semangat militer bukan militerisasi,” tegas Dedi.
Ia mempertanyakan letak kesalahan jika siswa dibangunkan pukul 4 pagi, atau diminta membersihkan dan merapikan tempat tidur.
Menurutnya, hal itu bagian dari upaya membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.