Pidato Menggelegar Dedi Mulyadi Sentil HAM, Mardigu Pasang Badan: Bapak Aing Jangan Kasih Kendor
Pidato menggelegar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat berbicara mengenai barak militer dan HAM menjadi sorotan. Mardigu pasang badan.
TRIBUNJAKARTA.COM - Pidato menggelegar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat berbicara mengenai barak militer dan Hak Asasi Manusia (HAM) menjadi sorotan.
Pengusaha sekaligus pegiat media sosial, Mardigu Wowiek Prasantyo, pasang badan membela Dedi Mulyadi.
Komisaris Utama Independen Bank BJB itupun mengunggah video berisi pidato Dedi Mulyadi dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Bandung, Selasa (20/5/2025).
Video itu diunggah akun instagram @mardiguwp yang dikutip TribunJakarta.com pada Senin (26/5/2025).
Video itu berjudul 'Pidato Dahsyat KDM dari Barak Militer sampai Sentil HAM Selasa 20 Mei 2025'
"Kawal terus bapak aing, jangan kasih kendor," tulis Mardigu.
Video yang diunggah Mardigu berisi ceramah Dedi Mulyadi yang disambut tepuk tangan para peserta Peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Lapangan Gasibu, Bandung.
"Semua orang hanya memberikan pengamatan analisis kajian itulah metodologi yang dikembangkan bangsa ini, tetapi tidak ada yang berani mengambil solusi mengangkat mereka di sudut jalanan," tegas Dedi Mulyadi.
"Dimasukkan ke barak dididik secara militer diarahkan menjadi anak-anak yang berguna, kedisiplinan adalah harga mati bagi kemajuan bangsa bukan musuh pandangan-pandangan buruk terhadap milter adalah pandangan-pandangan orang yang takut anak Indonesia bangkit."
"Yang takut anak Indonesia mencapai kemajuan mereka takut bangsa ini menjadi bangsa kokoh tegap. Mereka ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa pemabuk yang setiap hari mabuk akan ilmu pengetahuan," kata Dedi.
"Yang setiap hari bertengkar di televisi, yang setiap hari bertengkar di medsos, sementara hamparan kekayaan alam diambil sama mereka. Janganlah kita menjadi antek dari bangsa lain, memporakporandakan diri sendiri dan bangsnya dengan alasan pengetahuan, dengan alasan HAM," kada Dedi lagi
"Anak membawa motor dibawah umur adalah melanggar hak anak, kapan kita bertindak dan selama ini kita membiarkan," ucap Dedi.
Dedi Mulyadi Blak-blakan
Dedi Mulyadi juga mengungkap adanya pihak-pihak yang ingin program pendidikan siswa di barak militer gagal.
Menurutnya, mereka adalah kelompok yang menjadikan politik sebagai tujuan utama dalam hidup.
"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan para pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya," kata Dedi.
Dedi menegaskan bahwa pihak-pihak tersebut tak mampu membedakan antara kepentingan politik dan kepentingan kebangsaan.
Ia menyindir bahwa meskipun sebuah kebijakan baik, akan tetap dicap buruk jika tidak sejalan secara politik.
"Walaupun kebijakannya baik, karena beda kepentingan politiknya dia akan mengatakan buruk. Dan walaupun kebijakannya buruk karena sama kepentingan politiknya dia katakan baik," tegasnya.
Ia menyebut mereka sebagai orang-orang yang tidak memiliki semangat nasionalisme dan mempertuhankan politik dalam setiap waktu.
Dalam pidatonya, Dedi menegaskan bahwa program pendidikan ini bukan bentuk militerisasi, melainkan semangat membangun karakter disiplin pada siswa. “Semangat militer bukan militerisasi,” tegas Dedi.
Ia mempertanyakan letak kesalahan jika siswa dibangunkan pukul 4 pagi, atau diminta membersihkan dan merapikan tempat tidur.
Menurutnya, hal itu bagian dari upaya membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.