Jelang 100 Hari Kepemimpinannya, Dedi Mulyadi Kuak Risiko Jadi Gubernur Jabar,Adu Domba sampai Teror

Menuju 100 hari kepemimpinannya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berani membongkar apa yang terjadi terhadapnya.

KOMPAS.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING
DEDI MULYADI - Menuju 100 hari kepemimpinannya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berani membongkar apa yang terjadi terhadapnya. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Menuju 100 hari kepemimpinannya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berani membongkar apa yang terjadi terhadapnya.

Sebagai pemimpin di Jawa Barat, kebijakan yang dicetuskan Dedi Mulyadi memang banyak menuai pro dan kontra.

Bukan hanya kritik, sejumlah pejabat yang menantang dirinya atas apa yang dilakukan juga pernah terjadi.

Namun, rupanya bukan masalah kritik saja yang harus dihadapinya.

Dibalik senyumnya menyapa warga net tiap pagi, Dedi Mulyadi juga menerima ancaman-ancaman jelang 100 hari kepemimpinannya yang jatuh pada 30 Mei 2025 mendatang.

Apa saja?. 

Mengutip unggahannya di instagram, politisi Gerindra ini pernah berkata bahwa berbuat baik di negeri sendiri belum tentu mendapatkan penilaian baik.

Sehingga risiko menjadi pemimpin perlu dihadapi demi perubahan nyata di masyarakat.

Adu Domba

lihat fotoGubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pamerkan slogan 'Bapak Aing' yang sudah sampai ke Arab Saudi. Namun di dalam negeri justru julukan ini digunakan untuk upaya adu domba sang gubernur.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi pamerkan slogan 'Bapak Aing' yang sudah sampai ke Arab Saudi. Namun di dalam negeri justru julukan ini digunakan untuk upaya adu domba sang gubernur.

Pada Selasa (27/5/2025), Dedi Mulyadi blak-blakan mencium adanya upaya adu domba yang terjadi dalam politik Jabar.

Padahal di saat yang sama, slogan 'Bapak Aing' sudah menggema hingga ke Arab Saudi.

Di mana, slogan Bapak Aing yang disematkan untuknya digunakan pedagang di sana untuk mempromosikan dagangannya.

Namun, di dalam negeri justru ada upaya kotor untuk mengadu domba dirinya dengan sejumlah pihak, termasuk dengan Presiden RI Prabowo Subianto melalui spanduk.

"Ooooo, kamu ketahuan !!! bikin spanduk, untuk adu domba *pakai nada nyanyi* tapi lupa judul lagunya," tulisnya dalam unggahan instagram.

Eks Bupati Purwakarta ini mengungkapkan ada tiga spanduk yang dibuat dengan tujuan-tujuan tertentu.

Pertama, mengadu dombakan dirinya dengan orang Cirebon. Spanduk tersebut berisikan 'KDM Bapak Tiri'.

Sebagai informasi, di Cirebon Timur memang ada spanduk protes yang terpasang di sepanjang jalan saat eks Bupati Purwakarta itu berkunjung pada Rabu (7/5/2025).

Satu diantara spanduk bertuliskan "Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Lain Bapak Aing, Tapi Bapak Tiri. Jalan Cirebon Timur Rusak Parah Pak..!!".

Kedua, mengadu dombakan Dedi Mulyadi dengan orang di Kota Bandung.

"Dibuat spanduk lagi. Spanduknya adalah KDM Lain Bapak Aing".

Ketiga, spanduk lainnya mengadu dombakan dirinya dengan Presiden Prabowo Subianto.

"Spanduknya tulisannya adalah, KDM Calon Presiden Aing." beber Dedi Mulyadi.

"Kamu ketahuan ya cara mainnya. Kamu kasar banget sih, halus sedikit dong kalau berpolitik. Kemudian kalau punya niat punya keinginan berbuatlah yang baik pada masyarakat," kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi segera menyindir dengan mengatakan tak perlu adanya gerakan senyap seperti itu.

Pasalnya, masyarakat kini sudah pintar.

"Tidak usah ngurusin orang lain atau tidak usah melakukan sesuatu di balik layar dengan gerakan-gerakan senyap ga boleh."

"Sekarang rakyat sudah pintar yuk kita bekerja dengan baik mengabdi kepada masyarakat jangan membuat hal-hal yang siftanya adu domba, fitnah, kebencian."

"Jangan berbuat hal-hal yang sifatnya adu domba, kebencian," pungkasnya.

Teror

Terbaru, pada Rabu (28/5/2025), Dedi Mulyadi mengaku mendapatkan teror 'ular king kobra' yang dikirim ke rumahnya.

Bukan hanya sekali, pengiriman ular king kobra sudah dilakukan dua kali oleh orang tak dikenal.

Diketahui, Dedi Mulyadi memang pernah melarang pemeliharaan ular king kobra untuk atraksi dan candaan demi menakuti orang lain.

"Buat para penggemar dan yang suka memelihara ular kobra,kan saya sudah minta, pertama tidak boleh jadi bahan untuk atraksi dan candaan," ucap Dedi Mulyadi.

"Apalagi candaanmu terlalu berlebihan, sudah ke 2 kalinya kamu mengirim ular king cobra ke gerbang pintu rumah saya," kata Dedi Mulyadi.

Ia pun mengingatkan teror ketiga bisa saja 'apes' dan membuat identitas pengirim diketahui olehnya.

"Jangan dong, enggak boleh. Nanti yang ke-3nya kamu apes akan ditangkap loh," ujar Dedi Mulyadi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved