3 Momen Ini Jadi Tanda Hubungan Ono Surono dan Dedi Mulyadi Mencair, Dulu Getol Kritik Sang Gubernur
Hubungan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP, Ono Surono dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi perlahan mulai melunak.
TRIBUNJAKARTA.COM - Hubungan Wakil Ketua DPRD Jawa Barat dari Fraksi PDIP, Ono Surono dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi perlahan mulai melunak.
Dibeberapa momen, hubungan keduanya terlihat mulai harmonis, setelah pada sebelumnya Politisi PDIP itu kerap ngegas dan getol mengkritik kebijakan yang dibuat Dedi Mulyadi.
Lantas momen apa saja itu?. Berikut yang sudah dirangkum Tribun Jakarta:
1. Ono Surono Dibuat Senyum Semringah
Pada momen rapat paripurna di Gedung DPRD Jawa Barat, Kamis (22/5/2025) lalu, akhirnya Ono Surono dan Dedi Mulyadi bertemu langsung.
Di momen ini juga keduanya tampak akrab dengan bertegur sapa, merangkul hingga melempar pujian.
Mulanya momen ini tertangkap kamera saat Dedi Mulyadi memberikan sambutan di depan anggota DPRD Jawa Barat yang hadir.
Mantan Bupati Purwakarta itu menyapa sejumlah pimpinan DPRD Jawa Barat di awal pidatonya.
"Yang saya hormati Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, yang mulia, Bapak Buky Wibawa, para wakil ketua, Bapak Iwan Suryawan, ini tokoh politisi yang kalem saat ada interupsi, Bapak MQ Iswara ini politisi yang tampan selamanya, tapi tidak pernah nakal," katanya diikuti gelak tawa hadirin.
Kemudian, Dedi Mulyadi langsung memuji Ono Surono sebagai tokoh yang spektakuler di antara politisi DPRD Jawa Barat lainnya.

"Dan tokoh spektakuler kita yang sangat populer di antara politisi DPRD Jawa Barat, Bapak Ono Surono,"
"Saya sudah tahu Pak Ono, kontrak-kontrak medianya sudah banyak ke depan," katanya.
Momen lainnya yang membuat riuh suasana saat itu ketika Dedi Mulyadi merangkul dan berjabat tangan dengan Ono Surono.
2. Jam Malam Pelajar
Ono Surono tak melulu mengkritik kebijakan yang dibuat Dedi Mulyadi.
Rupanya ada kebijakan Dedi Mulyadi yang didukungnya hingga ia 'curhat' soal pengalaman semasa sekolah dulu.
Kebijakan yang didukungnya itu adalah jam malam bagi pelajar.
Sebagai informasi, aturan jam malam pelajar diberlakukan pada Juni 2025.
Dalam aturan jam malam ini melarang siswa untuk berada di luar rumah mulai pukul 21.00-04.00 WIB, terkecuali untuk keperluan penting dan darurat seperti kegiatan sekolah atau keagamaan.
"Jadi inget masa kecil ya SD pulang jam 11, jam 12 tidur siang, jam 3 madrasah sampai jam 5 terus main. Magrib harus sampai rumah, kalau belum sampai rumah mimi saya, ibu sudah siap-siap dengan sapu lidi," katanya dikutip dari instagram @ono_surono, Selasa (3/6/2025).
"SMP dibatasi sampai jam 9 malam. Kalau jam 9 malam belum sampai rumah, mama, bapak saya sudah siap-siap dengan sandalnya yang kulit itu".
"SMA bisa sampai jam 10. Kuliah nah baru bebas karena sudah tidak tinggal dengan orangtua. Apalagi di jurusan arsitektur kan sering begadang sama teman-teman kuliah."
Sekiranya ada dua alasan dibalik sikap mendukungnya itu terhadap kebijakan Dedi Mulyadi ini.
Pertama, kebijakan ini dinilainya bisa menghindari anak-anak menjadi korban tindak kriminal.
Kedua, anak-anak diakuinya butuh aturan bagaimana mereka bisa tertib waktu, tidak melakukan hal-hal negatif.
Sebab, malam hari memang cenderung lanjut dia, banyak hal-hal negatif yang bisa dilakukan.
"Dari mulai balapan liar, mabuk-mabukan, merokok, lalu juga bisa mereka terlibat dalam lingkungan yang sudah melakukan tindak kriminal beserta orang dewasa. Sehingga ini sangat positif untuk kembali bagaimana jam malam untuk para siswa diatur untuk bisa memaksimalkan pembentukan karakter bagi mereka untuk fokus yang berkaitan dengan belajar," bebernya.
"Kita ingin anak-anak kembali seperti zaman dulu saya yang tertib waktu. Semoga kebijakan ini dapat diterima oleh seluruh rakyat di Jawa Barat," tambahnya.
3. Video Call Dedi Mulyadi
Terbaru, dalam instagram pribadinya, Ono Surono melakukan video call dengan Dedi Mulyadi kala bersama keluarga korban longsor Gunung kuda di Kantor Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon pada Rabu (4/5/2025) kemarin.
Senyumnya terpancar saat melakukan panggilan video itu.
Padahal panggilan video itu dilakukannya untuk menjembatani permintaan keluarga korban longsor Gunung Kuda beberapa waktu lalu.
"Pak Gubernur izin video call saya dengan korban yang minta perpanjangan. Izin video call Pak Gub."
"Sampurasun siap nih Pak Gub, ini para istri korban. Pak Gub, ini ada Pak Kepala Desa mau menyampaikan," kata Ono Surono.
Kemudian Kepala Desa segera menyampaikan masukan dari para keluarga korban.
"Pak Gubernur saya dapat amanah dari keluarga almarhum yang belum ditemukan jenazahnya karena tadi habis musyawarah katanya pencarian tidak cukup stau minggu sedangkan yang pihak korban minta perpanjangan waktu," ungkap Kepala Desa.
Sebagai informasi, keluarga korban yang belum ditemukan dalam insiden longsor tambang batu di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon terus berharap pencarian dilakukan.
Mereka berharap waktu pencarian diperpanjang dan bukan cuma dilakukan dalam tujuh hari.
Dari dialog Ono Surono dengan keluarga korban, mereka mengaku masih ada 5 korban lagi yang belum ditemukan.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.