2 Kelompok Relawan Ungkap Jokowi Belum Bulat ke PSI, Isu Jadi Caketum Tak Terbukti?

Kelompok relawan Projo dan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menyebut Jokowi belum bulat masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

TRIBUNJAKARTA.COM/LEO PERMANA
Sejumlah pendukung Jokowi, Projo saat tiba di kawasan KPU RI, Jumat (21/9/2018). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kelompok relawan Projo dan Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menyebut Jokowi belum bulat masuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Sebelumnya sempat santer Jokowi digadang-gadang akan menjadi Calon Ketua Umum PSI.

Isu tersebut menguat kala Jokowi pernah menyebut lebih berminat dengan PSI dibandingkan partai lain.

Namun, dua kelompok yang loyal terhadap Jokowi justru membantah kabar tersebut.

Projo, belum melihat tanda-tanda ayah dari Kaesang Pangarep itu akan naik 'perahu politik'.

Projo membocorkan, Jokowi pernah berjanji akan memberi tanda kalau akan masuk partai.

"Kami Projo belum melihat tanda-tanda Pak Jokowi akan menjadi Ketum PSI. Pak Jokowi pernah bilang, kalau dia gabung PSI ataupun partai lain, pasti beliau akan kasih tahu kita. Dan sampai saat ini kita belum terima arahan apapun dari Pak Jokowi," ujar Fredy kepada Kompas.com, Kamis (19/6/2025).

Fredy mengungkapkan, Jokowi memang pernah mengajak mereka berdiskusi tentang niat mendirikan partai baru, yaitu partai super terbuka.

Di mana, kata dia, kebijakan-kebijakan penting partai ditentukan oleh semua anggota partai berdasarkan 'one man one vote'.

"Demikian juga kantor partai dan rapat-rapat partai yang dilakukan secara virtual. Memang tidak gampang untuk mewujudkan ide partai super terbuka ini, karena harus mengubah peraturan, khususnya peraturan KPU. Dan bisa saja akan mendapat resistensi dari partai-partai yang sudah ada sekarang," jelasnya.

"Namun jika kita serius ingin menjawab permasalahan partai yang selama ini dikeluhkan, khususnya tentang biaya tinggi, transparansi, dan pertanggungjawaban kepada masyarakat, maka ide partai super terbuka ini sangat layak untuk diakomodir dalam sistem kepartaian di Indonesia," sambung Fredy.

Maka dari itu, Fredy melihat Jokowi tidak mau terburu-buru untuk menentukan akan masuk partai mana ataupun membuat partai baru, mengingat harus dipertimbangkan secara matang.

Apalagi, lanjut Fredy, PSI pasti memiliki mekanisme tersendiri untuk bursa ketum, sehingga Projo belum melihat Jokowi mengikuti mekanisme itu di PSI, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh PSI kepada publik.

"Projo sebagai pendukung Jokowi prinsipnya mendukung Pak Jokowi masuk partai politik manapun, baik PSI maupun partai existing lainnya.

Karena memang kehadiran Pak Jokowi masih sangat dibutuhkan oleh bangsa ini khususnya untuk memastikan negara kita bisa menjadi negara maju pada tahun 2045 sebagaimana yang dicita-citakan," katanya.

Sementara itu, menurut Ketua Umum Bara JP Willem Frans Ansanay, Jokowi masuk PSI baru sebatas wacana.

“Jika pembina utama kami berada di dalam satu partai tertentu, tentu itu akan menjadi percakapan tersendiri. Kan sekarang masih berandai-andai, kita belum sampai ke kepastian. Jadi kita pun juga mengikuti perkembangan, seperti itu,” ujar Frans kepada wartawan, Kamis (19/6/2025) malam, dikutip dari Kompas.com.

Frans enggan berkomentar lebih jauh atau menjelaskan mengenai sikap yang akan diambil Bara JP ke depan jika Jokowi bergabung ke partai politik.

Dia hanya menegaskan bahwa saat ini Bara JP masih akan fokus menjalankan visi misi yang telah ditetapkan, termasuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Yang penting kita start dulu dengan bagaimana membangun Bara JP ini ke depan. Sehingga bukan saja di pusat, di daerah semua berpartisipasi mengontrol pembangunan ini ke depan. Saya kira begitu,” kata Frans.

Pada kesempatan itu, Frans pun menegaskan bahwa Bara JP telah bersepakat untuk mendukung Prabowo-Gibran menjabat sebagai presiden dan wakil presiden selama dua periode.

“Kami menyatakan dukungan terhadap Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Dalam kongres ini juga ditegaskan bahwa Bara JP mendukung mereka untuk dua periode,” kata Frans.

“Ini agar pemerintahan saat ini bisa menyiapkan generasi emas Indonesia melalui pembangunan berkelanjutan,” ujar dia.

Sementara itu, Jokowi mengatakan, belum mendapat dukungan yang cukup dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI untuk menjadi calon ketua umum PSI.

Meskipun, dia mengakui bahwa sudah mendapatkan dukungan dari sejumlah DPW dan DPD PSI.

Diketahui, untuk mendaftar sebagai calon ketua umum PSI, yakni calon harus didukung minimal lima DPW PSI dan 20 DPD PSI.

"Ya, saya belum turun ke bawah, dukungan dari DPW. DPW di provinsi, kemudian DPD di Kabupaten atau Kota juga.

Satu dua (dukungan) sudah ada tapi belum cukup," kata Jokowi di Solo, Jawa Tengah pada Jumat, 13 Juni 2025.  

Menurut Jokowi, dukungan tersebut penting karena proses pemilihan Ketum PSI dilakukan secara daring.

"Melihat dukungan dari bawah seperti apa. Karena nanti itu voting online. Platform-nya kan voting online. Jadi memang betul-betul harus dihitung benar. Harus berhitung betul," ujar Jokowi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved