Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

''Puluhan Tahun Tak Cemberut'' Kakak Ipar Kenang Arya Daru, Istrinya Ungkap Penyakit Sang Diplomat

Kakak ipar Arya Daru Pangayunan, Meta Bagus membongkar adik iparnya tidak pernah cemberut. Istri Arya ungkap penyakit yang diderita sang diplomat.

|
Instagram @wargajakarta.id/TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
TAK PERNAH CEMBERUT- Kakak ipar Fungsional Diplomat Ahli Muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, yakni Meta Bagus mengungkapkan adik iparnya tidak pernah cemberut. Hal itu dikatakan Meta Bagus di rumah duka, Jalan Munggur, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025). Kakak ipar Arya Daru Pangayunan, Meta Bagus membongkar adik iparnya tidak pernah cemberut. Istri Arya ungkap penyakit yang diderita sang diplomat. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kakak ipar Arya Daru Pangayunan, Meta Bagus membongkar diplomat muda itu puluhan tahun tidak pernah cemberut.

Arya Daru Pangayunan dikenal Meta Bagus sebagai sosok yang ceria. 

Bahkan, saat ASN Kementerian Luar Negeri itu ditugaskan ke Argentina.

Padahal tugasnya itu membuat pria berusia 39 tahun tidak bisa berkumpul bersama Keluarga.

Namun, Arya Daru Pangayinan tidak pernah mengeluh

Bagus mengenal Daru sebagai pribadi yang selalu ceria dan hampir tidak pernah murung.

Selain itu, Bagus juga menyinggung akademik Arya Daru Pangayuan yang selalu menonjol sejak duduk di bangku sekolah hingga lulus dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Akademis dari dulu menonjol, kalau itu iya. Anak itu (Daru) ceria, sepanjang berpuluh-puluh tahun hampir nggak pernah lihat Daru cemberut," kata Meta Bagus di rumah duka, Jalan Munggur, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/7/2025).

Bagus masih mengingat saat Arya Daru ditempatkan di luar negeri bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. 

Arya menyempatkan diri menghubungi keluarganya.

"Termasuk penugasan ke Argentina nggak ngeluh, selalu happy. Kadang pas penempatan bertepatan lebaran (hanya) telepon senang-senang semua," ungkapnya.

Dia merasa kehilangan atas kepergian Daru di saat usianya yang masih muda, serta tugas sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri.

Bagus turut menyampaikan doa terbaik untuk mendiang Daru. 

Istri Ungkap Penyakit

Sementara itu, istri Arya Daru Pangayunan bernama Meta Ayu Puspitantri memberikan keterangan kepada pihak kepolisian terkait penyakit yang diderita istrinya.

Wakasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, Kompol Karyono menjelaskan, pihaknya mendapat keterangan dari istri korban, bahwa Arya memiliki sakit gerd atau asam lambung dan kolesterol.

"Sementara, hasil pemeriksaan istri memang dia punya sakit. Sakit gerd dan kolesterol. Tetapi, nanti akan padukan dengan hasil otopsi. Apakah obat-obat ini diminum atau bagaimana," kata Karyono.

Soal penyelidikan sidik jari, Karyono berujar bahwa saat ini pihaknya masih dalam berproses.

"Sementara masih diproses. Tadi dari (Pusat Identifikasi) Pusiden Mabes Polri, masih concern melakukan ini," ujar Karyono.

Karyono menerangkan, pihaknya mendatangi kembali lokasi kejadian untuk mengecek barang-barang korban. 

"Hanya barang-barang saja. Apa saja itu nanti kita akan padukan dengan ahli-ahli yang lain," ucap Karyono.

Sebagai informasi, Arya Daru Pangayunan, meninggal dunia di suatu kamar kos Jalan Gondangdia Kecil No.22Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Daru ditemukan tak bernyawa dengan wajah dan kepala tertutup lilitan lakban. 

Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI tersebut meninggal di usia 38 tahun, meninggalkan istri bernama Meta Ayu Puspitantri dan dua orang anak. 

Tim dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri, Mabes Polri, hingga Polres Metro Jakarta Pusat kembali datang ke lokasi kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bernama Arya Daru Panguyunan (39) pada hari ini, Rabu (9/7/2025).

Anggota tim Inafis Polda Metro Jaya, pihak Mabes Polri dan Polres Jakarta Pusat tiba di lokasi sekitar pukul 14.25 WIB.

Terlihat mereka langsung masuk ke dalam area kos untuk, melakukan pengecekan lanjutan di lokasi kejadian.

Seluruh tim juga memakai sarung tangan karet sebelum masuk ke area terbatas yang sudah diberi garis polisi.

Tim Inafis pun sempat berbincang satu sama lain, seraya menunjuk ke arah kamera pengawas atau Circuit Closed Television (CCTV).

Setelahnya, beberapa petugas pun terlihat masuk ke dalam kamar kos, yaitu nomor pintu 105.

Karyono menjelaskan, sebanyak lima saksi telah diperiksa. 

"Yang pertama adalah penjaga, yang  pertama kali memberitahukan kepada kami bahwa korban tidak bisa dihubungi," kata Karyono di lokasi kejadian, Rabu (9/7/2025).

"Kemudian, karena penjaga ini takut, akhirnya penjaga ini membawa tetangganya untuk sebagai saksi. Kemudian, istri korban sudah. Kemudian, rekan korban sudah," tutur Karyono.

Saat ditanya apakah ada indikasi punya masalah dengan pihak luar atau tidak, Karyono menerangkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil autopsi lebih lanjut. 

"Kami akan lihat hasil outopsi. Kemudian, kami akan lihat juga medical record korban, selanjutnya kami akan cek juga ahli forensik, karena beliau (ditemukan) di dalam sendiri," papar Karyono.

Karyono menambahkan, pihaknya telah menyita dua CCTV yang berada di lokasi kejadian.

"Dua CTTV diamankan," tambah Karyono. (TribunJogja/Wartakotalive)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved